Empat Tahun Terbengkalai, Jalan Taebenu-Naimata Diperbaiki

GalaPos ID, NTT.
Pemerintah Kota Kupang mulai menangani kerusakan ruas jalan Taebenu-Naimata-Liliba yang rusak berat sejak dihantam badai Seroja pada 2021.
Proyek ini dikerjakan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) II tahun anggaran 2025. 

“Setelah empat tahun rusak parah akibat badai Seroja, akhirnya ruas jalan Taebenu-Naimata-Liliba di Kota Kupang mulai diperbaiki dengan teknologi pondasi dalam berkekuatan tinggi.”

Baca juga:

Gala Poin:
1. Ruas jalan Taebenu-Naimata-Liliba rusak berat akibat badai Seroja tahun 2021 dan kini mulai ditangani menggunakan dana APBD II Kota Kupang.
2. Pemerintah Kota Kupang menggunakan teknologi bore pile untuk memastikan kekuatan dan kestabilan pondasi jalan yang rawan longsor.
3. Proyek fisik saat ini telah mencapai 21 persen dan ditargetkan selesai pada Oktober hingga awal November 2025.

Jalan yang menghubungkan sejumlah kelurahan di Kota Kupang dengan wilayah Baumata dan sekitarnya di Kabupaten Kupang ini mengalami longsor sepanjang 50 meter.

Sejak saat itu, jalur tersebut tak bisa dilalui warga, memaksa mereka menggunakan rute alternatif yang lebih jauh dan mahal secara biaya.

“Di lokasi yang rusak itu memang ada alur air yang mengalir dari dalam tanah ke sungai, sehingga memang pernah kita tangani setelah Seroja itu tetapi tidak bisa bertahan karena di lokasi itu penangannya tidak bisa biasa saja tetapi membutuhkan penanganan khusus,” ungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Kupang melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jeck Pu'u saat ditemui di lokasi pekerjaan pada Senin, 14 Juli 2025.

Baca juga:
Muharram Fest dan Suara Anak Yatim di Magelang
Jeck menjelaskan, penanganan dilakukan menggunakan desain khusus berbasis teknologi bore pile sebagai pondasi utama penyangga tebing.

Teknologi ini umum digunakan pada proyek konstruksi besar dan mampu mengebor tanah keras untuk menciptakan pondasi yang kuat.

“Kita menggunakan desain khusus, yaitu sistem konstruksi bore pile. Mungkin orang awam belum begitu familiar dengan alat berat bore pile, tetapi di sektor konstruksi, alat ini dimanfaatkan untuk pengerjaan pondasi berjenis bore pile. Alat ini mampu mengebor lapisan tanah yang keras sekalipun dengan diameter dan kedalaman tertentu,” jelas Jeck.

Empat Tahun Terbengkalai, Jalan Taebenu-Naimata Kembali Dikerjakan
Dengan kedalaman setiap tiang mencapai 21 meter, proyek ini menggunakan lebih dari seratus tiang penyangga yang ditanam dalam jarak satu meter antar tiang.

Sistem ini diharapkan mampu menjaga kestabilan tanah, terutama saat musim hujan.

“Kita sudah gunakan sistem teknologi tinggi, tetapi kalau nanti sampai rusak lagi maka itu luar kemampuan kita, karena ini alam jadi kita tidak bisa memastikan jika nanti ada kerusakan lagi,” tambah Jeck.

Baca juga:
Ivan Gunawan, Dari Sentul untuk Palestina
Sementara itu, Konsultan Pengawas proyek, Inosentus Amatoa, menyampaikan bahwa fisik pekerjaan telah mencapai 21 persen sejak dimulai pada awal Juni lalu.

Pekerjaan mencakup galian tanah, urukan dasar, material pilihan, serta persiapan pembesian untuk pengeboran bore pile.

Baca juga:
Festival Dolanan, Energi Baru HAN 2025
“Fisik pekerjaan sampai dengan minggu kedua bulan Juli ini telah mencapai 21 persen dengan target kita selesai pada akhir bulan Oktober 2025 atau paling lambat di awal bulan November,” jelas Inosentus.

Warga diharapkan sudah dapat kembali menggunakan jalan tersebut pada November mendatang, menghubungkan Kota Kupang dan kawasan Baumata seperti sebelumnya.

 

Penulis: Thomy KuPang 

 

Baca juga:
Dari Sentul ke Sakura, Kisah Nuray aka Rae Lil Black

“Ruas jalan penghubung Taebenu-Naimata-Liliba di Kota Kupang yang rusak akibat badai Seroja mulai diperbaiki dengan teknologi pondasi bore pile. Proyek ini diharapkan rampung pada November 2025 dan mengembalikan akses vital warga Kupang dan sekitarnya.”

#JalanKupangPulih #BadaiSeroja #InfrastrukturNTT #PemkotKupang #RekonstruksiTaebenu #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia