Festival Dolanan, Energi Baru HAN 2025
Perayaan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 mengambil bentuk baru di kawasan Taman Wisata Candi Borobudur, Sabtu, 12 Juli 2025.
Melalui Doland Festival, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) membuka ruang bermain yang sehat, kreatif, dan edukatif untuk anak-anak.
"Di tengah layar sentuh dan notifikasi, anak-anak akhirnya bisa berlari, tertawa, dan bermain di tanahnya sendiri."
Baca juga:
- Karier Emas Diogo Jota Berakhir Tragis di Usia 28 Tahun
- Racun Tersembunyi dalam Asap Elektrik, Ini Bahaya Vape
- Modus Baru Pungli di Asahan, Janji Jadi Pendamping Desa
Gala Poin:
1. Doland Festival menghidupkan kembali budaya permainan tradisional sebagai bentuk pemenuhan hak anak.
2. Pemerintah ingin mengurangi ketergantungan anak pada gawai lewat intervensi berbasis komunitas dan budaya lokal.
3. Forum Anak menjadi kanal penting untuk mengangkat aspirasi anak ke dalam sistem perencanaan pembangunan.
Menteri PPPA, Arifah Fauzi, menyampaikan bahwa festival ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan gerakan kolektif untuk mengembalikan hak dasar anak—bermain, berekspresi, dan tumbuh dalam lingkungan aman.
"Doland Festival ini adalah upaya mengenalkan kembali ke anak-anak kalau Indonesia kaya akan permainan tradisional. Tujuannya agar anak-anak bisa terlepas dari gadget," ujar Arifah dalam siaran persnya, Minggu, 13 Juli 2025.
Baca juga:
Artis Jonathan Frizzy Terseret Kasus Narkoba Vape Etomidate
Menurutnya, HAN 2025 berfokus pada aktivitas seperti permainan tradisional, lagu daerah, lagu nasional, serta dongeng pahlawan lokal. Semua dirancang untuk menyuburkan rasa cinta tanah air dan menguatkan karakter anak sejak dini.
Dalam peringatan tersebut, Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno, menegaskan komitmen daerah untuk menjadikan suara anak sebagai rujukan utama dalam proses perencanaan pembangunan.
"Kami mendengarkan anak-anak, termasuk dalam forum seperti ini. Suara mereka akan menjadi pertimbangan kami dalam kebijakan," tegas Sumarno.
Menghidupkan permainan tradisional lewat Doland Festival adalah langkah positif, tapi harus lebih dari sekadar seremoni tahunan.
Baca juga:
Sketsa KN, Suasana Tenang Desa St Utututu
Jika hak anak benar-benar ingin ditegakkan, maka akses terhadap ruang aman, pendidikan yang inklusif, dan komunitas yang mendukung perkembangan sosial anak harus jadi prioritas—karena tanpa perubahan struktural yang nyata, semangat festival hanya akan jadi nostalgia tanpa keberlanjutan.
Baca juga:
Rp25 M Digelontorkan, Cetak Sawah di Enggano Siapa yang Kawal?
"Festival Dolanan di Candi Borobudur jadi momentum nasional yang membangkitkan kesadaran soal hak bermain anak, sekaligus upaya nyata menjauhkan generasi muda dari ketergantungan gawai.”
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #HAN2025 #DolananAnak #HakAnak