GalaPos ID, Jakarta.
Kanker payudara adalah jenis kanker yang paling sering menyerang perempuan dan menjadi penyebab kematian tertinggi kedua setelah kanker paru-paru. Dengan tingkat kematian yang terus meningkat, kesadaran publik tentang pencegahan dini menjadi hal mendesak.
Padahal, banyak di antaranya bisa dicegah sejak dini — bahkan hanya dengan perubahan kecil dalam gaya hidup sehari-hari.
"Kanker payudara masih menjadi ancaman serius bagi perempuan di seluruh dunia. Namun, pencegahan bukan sekadar mitos. Artikel ini membahas cara-cara konkret mencegah kanker payudara, mulai dari kebiasaan sederhana hingga langkah medis, agar perempuan Indonesia bisa melindungi diri lebih dini."
Baca juga:
- Bukan Hanya Banjir, Pohon Tumbang Kini Jadi Ancaman Baru Jakarta
- Novita Hardini Janjikan Aksi Nyata bagi Guru dan Pendidikan Daerah
- Sekolah, Jualan dan Doa Jadi Satu: Kisah Zulfa Garut
Gala Poin:
1. Deteksi dini dan gaya hidup sehat adalah kunci utama mencegah kanker payudara.
2. Faktor risiko seperti alkohol, rokok, dan lemak jahat berperan besar dalam pemicu kanker.
3. Bagi perempuan dengan risiko genetik tinggi, konsultasi dan tindakan medis preventif sangat disarankan.
Penyakit ini dapat muncul akibat berbagai faktor seperti keturunan, lingkungan, hingga gaya hidup yang tidak sehat. Karena itu, pencegahan bukan sekadar slogan, tetapi langkah konkret yang harus dimulai sejak sekarang.
Salah satu cara paling mudah adalah pemeriksaan mandiri payudara (SADARI), yakni dengan meraba dan memijat payudara secara rutin. Metode sederhana ini efektif untuk mendeteksi adanya benjolan atau pertumbuhan abnormal sebelum mencapai tahap berbahaya.
Namun, pencegahan tidak berhenti di situ. Berikut berbagai langkah ilmiah dan gaya hidup sehat yang direkomendasikan untuk menurunkan risiko kanker payudara:
Baca juga:
SMAN 15 Pandeglang, Gubernur Banten Andra Soni Tinjau Program MBG
1. Berolahraga Minimal 30 Menit Sehari
Olahraga secara rutin terbukti mampu menurunkan risiko berbagai penyakit, termasuk kanker payudara. Dengan bergerak setiap hari, tubuh menjaga kadar lemak tetap ideal dan mengendalikan hormon estrogen — hormon yang berperan dalam pertumbuhan sel kanker payudara.
“Untuk itu, cobalah untuk berolahraga minimal 30 menit secara rutin setiap hari,” tulis rekomendasi dalam artikel kesehatan.
2. Berhenti Merokok dan Hindari Asap Rokok
Merokok bukan hanya merusak paru-paru. Nikotin dan bahan kimia dalam rokok dapat memicu mutasi sel yang meningkatkan risiko kanker payudara. Bahkan, perokok pasif pun tidak aman.
“Bagi Anda perokok, cara mencegah kanker payudara yang tepat adalah berhenti menghisap rokok sama sekali dan hindari pula asap rokok.”
3. Perbanyak Konsumsi Buah, Sayur, dan Kedelai
Buah dan sayuran mengandung vitamin serta antioksidan yang memperkuat sistem kekebalan tubuh. Produk berbasis kedelai seperti tahu, tempe, dan susu kedelai juga dipercaya mampu mengurangi kadar kolesterol jahat dan menurunkan risiko kanker payudara.
4. Kendalikan Gula dan Lemak Jahat
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi gula berlebih dapat mempercepat pertumbuhan tumor pada kelenjar susu. Lemak trans dari makanan cepat saji, donat, dan biskuit juga meningkatkan risiko kanker. Sebaliknya, lemak baik dari sayuran dan buah membantu tubuh melawan peradangan.
5. Ketahui Riwayat Keluarga dan Konsultasikan pada Dokter
Genetika memainkan peran besar dalam risiko kanker payudara. Jika ibu, saudara, atau anggota keluarga lain pernah mengalaminya, segera lakukan skrining dini dan konsultasi dengan dokter atau konselor genetik.
“Anda mungkin berisiko tinggi terkena kanker payudara jika memiliki ibu atau saudara perempuan yang menderita kanker payudara atau ovarium.”
6. Hindari Alkohol dan Daging Merah
Konsumsi alkohol tiga kali seminggu saja bisa meningkatkan risiko kanker payudara hingga 15 persen. Begitu juga dengan daging merah dan daging olahan yang tinggi lemak serta pengawet.
7. Pertimbangkan Obat Pencegahan dan Pembedahan bagi Risiko Tinggi
Untuk perempuan dengan risiko genetik tinggi, pencegahan medis bisa menjadi opsi.
Beberapa obat seperti tamoxifen dan raloxifene terbukti menurunkan risiko kanker payudara dengan memblokir hormon estrogen.
“Obat-obatan ini disebut modulator reseptor estrogen selektif (SERM) dan bukan kemoterapi,” tulis artikel.
Baca juga:
Kelompok Tani dengan PT Socfindo, Konflik Lahan di Batu Bara Memanas
Selain itu, tindakan mastektomi profilaksis — pengangkatan payudara secara preventif — dapat menurunkan risiko hingga 95%.
“Wanita dengan mutasi ini juga harus mempertimbangkan untuk melakukan pengangkatan ovarium dan tuba falopi,” saran artikel tersebut.
Kanker payudara bukan vonis mati. Ia bisa dicegah, dikendalikan, dan bahkan dihindari dengan kesadaran diri serta kebiasaan hidup sehat. Pemeriksaan rutin, menjaga pola makan, dan berani berkonsultasi dengan dokter menjadi kunci utama dalam perang melawan kanker ini.
Kesehatan payudara bukan hanya urusan medis, tapi juga bentuk cinta perempuan terhadap dirinya sendiri.
Baca juga:
Kisah Zulfa, Perjuangan Siswi Garut Sekolah Sambil Jualan dan Jaga Adik
"Setiap dua menit, seorang perempuan di dunia didiagnosis menderita kanker payudara. Di balik angka itu, tersimpan kenyataan pahit: sebagian besar kasus baru ditemukan ketika sudah memasuki stadium lanjut. Padahal, banyak di antaranya bisa dicegah sejak dini — bahkan hanya dengan perubahan kecil dalam gaya hidup sehari-hari."
#Kanker #Payudara #Perempuan #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia
.jpeg)
.jpeg)