GalaPos ID, Jakarta.
Praktik pijat bayi telah lama menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia. Namun, di tengah berkembangnya layanan kesehatan berbasis sentuhan ini, pertanyaan yang layak diajukan adalah: seberapa besar manfaat pijat bayi yang benar-benar terbukti, dan apa yang perlu diwaspadai orang tua?
“Pijat bayi bukan sekadar tradisi turun-temurun. Riset dan rekomendasi IDAI menunjukkan rangkaian sentuhan lembut ini dapat memperkuat tumbuh kembang, meningkatkan kualitas tidur, hingga membantu kesehatan mental ibu pascamelahirkan.”
Baca juga:
- Fakta di Balik Manfaat Buah Langsat untuk Kesehatan
- Ambiqu Kulineri Naik Kelas, Limbah Ikan Jadi Produk Bernilai
- Budidaya Anggur hingga Pengelolaan Sampah, Jatinom Incar Eco Pesantren
Gala Poin:
1. Pijat bayi memiliki dasar ilmiah sebagai stimulasi multisensori yang mendukung perkembangan fisik, neurologis, dan emosional bayi.
2. Orang tua harus membedakan pijat bayi dengan urut tradisional, karena pijat bayi tidak bertujuan mengobati dan harus berhenti bila bayi menunjukkan ketidaknyamanan.
3. Keamanan pijat bayi bergantung pada respons bayi dan cara orang tua melakukannya, termasuk memilih waktu yang tepat, suasana nyaman, dan teknik yang lembut.
Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang–Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menegaskan bahwa pijat bayi bukan sekadar ritual tradisional. Organisasi tersebut mengembangkan pijat bayi sebagai bentuk stimulasi sentuh (taktil) dan gerak (kinestetik) yang memiliki dasar ilmiah dalam mendukung tumbuh kembang.
Menurut pemaparan IDAI, pijat bayi juga dapat ditambah dengan stimulasi auditory seperti mengajak bayi berbicara, dan stimulasi visual melalui kontak mata. Semua bentuk sentuhan ini, bila dilakukan dengan benar dan memperhatikan respons bayi, ditujukan untuk membantu perkembangan optimal.
Relaksasi hingga Otak Lebih Terstimulasi
Stimulasi pijat terbukti membantu tubuh bayi memproduksi serotonin dan menurunkan hormon stres, kortisol.
Efeknya bukan hanya bayi lebih tenang, tetapi juga detak jantung serta napasnya menjadi lebih stabil. Dalam jangka panjang, kondisi nyaman ini membuat tidur bayi lebih berkualitas.
Baca juga:
Tradisi Nyunggi Susu 2025 dan Upaya Menaikkan Kesejahteraan Peternak
Pijat juga disebut mampu mengurangi kerewelan, meredakan sembelit, hingga menurunkan risiko kolik—masalah yang umum pada bayi baru lahir karena pencernaan yang belum sempurna.
Dari sisi perkembangan neurologis, stimulasi pijat diklaim merangsang pembentukan sel-sel otak baru hingga meningkatkan proses mielinisasi, yang penting untuk kemampuan sensorik dan motorik. Variasi sentuhan, aroma minyak, dan interaksi orang tua dianggap turut memperkaya stimulasi multisensori bagi otak bayi.
Ikatan Emosional dan Dampaknya pada Ibu
Tidak hanya bayi yang menerima manfaat. Interaksi hangat antara ibu dan bayi selama pijat disebut dapat membantu meredakan depresi pascamelahirkan.
Sentuhan ritmis yang dilakukan ibu memicu keluarnya hormon oksitosin, sehingga suasana hati menjadi lebih positif.
Beragam manfaat ini memang terdengar menjanjikan. Namun, catatan penting tetap diperlukan agar pijat bayi tidak bergeser menjadi praktik berlebihan yang membahayakan kenyamanan bayi.
Baca juga:
Obat atau Jamu, Ampuh Atasi Pegal Linu?
Membedakan Pijat Bayi dengan Urut Tradisional
Dalam masyarakat Indonesia, urut kerap diasosiasikan dengan dukun pijat atau paraji. Teknik ini biasanya bertujuan menyembuhkan penyakit sehingga pijatan dilakukan lebih keras—bahkan tetap dilanjutkan ketika bayi menangis.
IDAI menegaskan pijat bayi seharusnya berfokus pada stimulasi, bukan pengobatan. Bila bayi menangis atau menunjukkan ketidaknyamanan, pijatan harus dihentikan dan penyebabnya dicek terlebih dahulu.
Kapan Pijat Boleh Dilakukan?
Pada bayi cukup bulan, pijat dapat dilakukan sesegera mungkin setelah kondisi stabil. Pada bayi prematur, pemeriksaan tenaga kesehatan diperlukan untuk memastikan pijat aman diberikan.
Baca juga:
Tips Bangun Pagi dan Olahraga Tanpa Drama
Waktu terbaik untuk pijat:
tidak sesaat setelah bayi minum susu atau makan,
tidak ketika bayi lapar,
tidak ketika bayi menunjukkan penolakan,
dan tidak perlu membangunkan bayi hanya untuk dipijat.
Seberapa Aman Pijat Bayi?
Hingga kini tidak ada laporan bahaya pijat bayi jika dilakukan sesuai prosedur. Namun orang tua wajib memperhatikan respons bayi, suasana sekitar, suhu ruangan, dan menggunakan minyak atau lotion sebagai pelumas.
Dalam kacamata publik yang kritis, pijat bayi memang memberi banyak manfaat, tetapi tetap memerlukan pendampingan orang tua yang peka, berpengetahuan, dan tidak sekadar mengikuti tradisi tanpa memahami risikonya.
Baca juga:
Laporan Lengkap Kecelakaan BYD Atto di Tanjung Priok Terungkap
"Pijat bayi bukan sekadar tradisi. Rekomendasi IDAI menunjukkan stimulasi sentuh ini bermanfaat bagi tumbuh kembang, kualitas tidur, pencernaan, hingga kesehatan emosional ibu. Simak perbedaan pijat bayi dan urut tradisional, waktu terbaik, serta panduan aman bagi orang tua."
#PijatBayi #Kesehatan #Parenting #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia
