GalaPos ID, Cilacap.
Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) untuk korban tanah longsor di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, memasuki hari keempat dengan strategi yang diperkuat secara signifikan. Tim SAR Gabungan mengerahkan puluhan alat berat dan unit spesialis, termasuk 21 unit ekskavator dan 9 anjing pelacak (K-9), untuk mempercepat penemuan 12 warga yang masih dinyatakan hilang dan tertimbun material longsor.
"Dengan 12 nyawa masih tertimbun, operasi pencarian korban longsor Majenang memasuki fase kritis. Tim SAR gabungan kerahkan puluhan alat berat dan anjing pelacak untuk berburu korban di empat titik prioritas, meski ancaman longsor susulan membayangi."
Baca juga:
- Maftahul Uluum Jatinom Jalani Verifikasi Eco Pesantren 2025
- Transformasi UMKM Ambiqu, Antara Inovasi dan Tantangan Kemandirian
- Bitcoin Jatuh di Bawah US$100.000, Apa Penyebabnya?
Gala Poin:
1. Eskalasi Operasi Pencarian: Tim SAR Gabungan meningkatkan intensitas operasi di hari ke-4 dengan mengerahkan 21 ekskavator, 17 alkon, dan 9 anjing pelacak untuk mempercepat pencarian 12 korban yang masih hilang.
2. Fokus pada Empat Titik Prioritas: Pencarian difokuskan pada empat worksite utama yang terbagi di Dusun Cibuyut (6 korban) dan Dusun Tarukuhan (6 korban) untuk memaksimalkan efisiensi dan cakupan area.
3. Tantangan Cuaca Ekstrem: Cuaca tidak menentu dengan curah hujan tinggi menjadi tantangan terbesar operasi, karena berpotensi menyebabkan tanah labil dan memicu longsor susulan yang membahayakan korban dan personel SAR.
Pengerahan sumber daya masif ini difokuskan pada empat worksite atau sektor prioritas di dua dusun terdampak paling parah. Pencarian yang semakin intensif ini dilakukan di tengah tantangan cuaca yang tidak menentu, yang dikhawatirkan memicu longsor susulan.
Muhamad Abdullah, SAR Mission Coordinator (SMC) dalam operasi ini, menjelaskan pembagian titik pencarian.
“Kami telah membagi area terdampak menjadi empat sektor prioritas. Pengerahan 21 ekskavator bertujuan untuk mempercepat pembukaan akses dan penyingkiran material, sementara unit K-9 dan alkon berfungsi maksimal dalam mendeteksi dan mengeringkan area yang diduga menjadi lokasi survivor,” jelas Abdullah, Selasa, 18 November 2025.
Rencana operasi, secara spesifik memfokuskan upaya pada:
- Worksite A-1 dan A-2 di Dusun Cibuyut: dengan 6 orang dalam pencarian.
- Worksite B-1 dan B-2 di Dusun Tarukuhan: dengan 6 orang dalam pencarian.
Baca juga:
Barongan hingga Paving Block, Tiga Komoditas Strategis Trenggalek
Selain 21 unit ekskavator dan 9 unit anjing pelacak, operasi ini juga didukung oleh 17 unit alat bantu kompresor (alkon) atau pompa air. Alkon berperan penting untuk mengeringkan area berlumpur dan basah yang menyulitkan pencarian.
Meski strategi telah diperkuat, Abdullah mengakui bahwa tantangan di lapangan masih sangat besar. Faktor cuaca menjadi penghambat utama keselamatan dan kelancaran operasi.
“Abdullah mengakui bahwa tantangan terbesar yang dihadapi tim di lapangan saat ini adalah cuaca yang tidak menentu. Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan tanah menjadi labil dan berpotensi memicu longsor susulan,” ujarnya.
Kondisi tanah yang labil ini tidak hanya mengancam keselamatan korban yang tertimbun, tetapi juga keselamatan ratusan personel SAR yang berjibaku di lokasi bencana.
Operasi pencarian terus berlanjut dengan harapan dapat menemukan korban secepat mungkin sebelum cuaca bertambah buruk.
Baca juga:
Budidaya Anggur hingga Pengelolaan Sampah, Jatinom Incar Eco Pesantren
"Operasi SAR longsor Majenang, Cilacap, memasuki hari keempat dengan strategi intensif. Tim kerahkan 21 ekskavator dan 9 anjing pelacak di 4 titik prioritas untuk mencari 12 korban yang masih hilang. Cuaca jadi tantangan terbesar."
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #SAR #Majenang #LongsorCilacap
.jpeg)
.jpeg)