Ratusan Warga Pidie Jaya Dievakuasi, Mitigasi Dipertanyakan

GalaPos ID, Pidie Jaya.
Sebanyak 100 warga yang terjebak banjir di Kompleks Sekolah IT Pante Gelima akhirnya berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan dari Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Banda Aceh, Jumat, 28 November 2025.
Evakuasi ini menjadi bukti bahwa respons cepat tetap menjadi sandaran utama warga Aceh karena program mitigasi daerah belum tampak kuat di lapangan.

Banjir Pidie Jaya: 100 warga, termasuk siswa dan guru, berhasil dievakuasi tim SAR Basarnas Banda Aceh setelah dua hari terisolasi. Satu korban meninggal turut dievakuasi ke RSUD Pidie Jaya, Jumat, 28 November 2025. Foto: Istimewa.

"Ratusan warga berhasil dievakuasi dari banjir Pidie Jaya. Namun di balik aksi cepat tim SAR, publik kembali mempertanyakan: mengapa masyarakat terjebak hingga dua hari tanpa bantuan terencana?"

Baca juga:

Gala Poin:
1. Ratusan warga Pidie Jaya berhasil dievakuasi, namun mereka terjebak hingga dua hari tanpa bantuan awal.
2. Evakuasi dilakukan Basarnas dan TNI, tetapi minim mitigasi daerah terlihat sebelum bencana.
3. Banjir melanda 16 kabupaten/kota, memperlihatkan lemahnya antisipasi dan peringatan dini.


Dantim Rescue Basarnas Banda Aceh, Maimun, menyebut para korban telah terisolasi sejak 26 November, hari pertama banjir terjadi.

“Kami menerima laporan dari masyarakat bahwa masih banyak warga yang terjebak,” ujar Maimun.

Mereka yang diselamatkan terdiri dari 55 siswa, 10 guru pendamping, serta 35 warga sekitar. Evakuasi berlangsung hingga pukul 12.35 WIB, sebelum tim melanjutkan operasi ke Kecamatan Meurah Dua karena laporan lanjutan tentang warga lain yang masih terjebak.

Di tengah proses penyelamatan, tim juga menerima laporan adanya satu warga dari Gampong Meunasah Lhok, bernama Balian (50), yang telah meninggal dunia. Jenazah korban berhasil dievakuasi ke RSUD Pidie Jaya.

Baca juga:
GBK Bergemuruh, Persija Kokoh di Papan Atas Super League 2025/26

Evakuasi Berulang, Mitigasi Tak Berjalan
Upaya penyelamatan yang dilakukan Basarnas dan TNI kembali menunjukkan pola lama: respons cepat hadir, tetapi pencegahan tidak terlihat. Banyak titik banjir di Aceh merupakan lokasi yang pernah terdampak, namun tidak ada perubahan signifikan dalam tata kelola risiko.

Masyarakat kembali menjadi pihak yang paling dirugikan, terjebak dalam banjir tanpa dukungan mitigasi yang terstruktur, hanya mengandalkan tim penyelamat yang selalu datang setelah air naik.

TNI Turun ke Lapangan
TNI juga ikut memperkuat operasi penyelamatan. Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Joko Hadi Susilo, menegaskan pengerahan prajurit, perahu karet, PRCPB, hingga alat berat.

“TNI hadir untuk rakyat. Kami akan terus berada di garis depan membantu pemerintah daerah dan masyarakat. Semoga upaya ini mempercepat pemulihan,” ujar Pangdam IM, Mayjen TNI Joko Hadi Susilo, Jumat, 28 November 2025.

Banjir Aceh: Respons Cepat Ada, Mitigasi Tidak Terlihat
Banjir–Longsor Aceh 2025: Dari 16 kabupaten terdampak, TNI menggelar operasi besar dengan prajurit, PRCPB, dan dapur lapangan untuk memastikan warga mendapat pertolongan dan bantuan secepat mungkin. Foto: istimewa

 

Komandan Brigif TP 90/YGD, Kolonel Inf Hulisda Melala, turut memimpin langsung operasi tanggap darurat. “Kehadiran kami di sini untuk memastikan keselamatan warga. Setiap prajurit bekerja dengan penuh tanggung jawab,” tegasnya.

Hujan deras menyebabkan banjir dan longsor di 16 kabupaten/kota. Meski situasi darurat ditangani dengan maksimal oleh petugas, pertanyaannya tetap sama: mengapa warga kembali terjebak tanpa peringatan dini yang memadai?

Minimnya kesiapsiagaan membuat setiap bencana berubah menjadi situasi penyelamatan, bukan pencegahan. Di tengah ancaman hidrometeorologi yang terus meningkat, publik menunggu langkah nyata pemerintah daerah, bukan sekadar respons reaktif.

 

Baca juga:
Jalan Vital Tarutung–Sibolga Ditargetkan Pulih dalam Dua Hari

"Laporan kritis tentang evakuasi 100 warga dari Kompleks Sekolah IT Pante Gelima, Pidie Jaya. Mengulas keberhasilan Basarnas dan TNI, namun menyoroti lemahnya mitigasi daerah, lambatnya antisipasi, serta minimnya kesiapsiagaan meski banjir rutin terjadi di kawasan tersebut."

#Banjir #Aceh #SARIndonesia #Mitigasi #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia

Lebih baru Lebih lama

Nasional

نموذج الاتصال