GalaPos ID, Sydney.
Di Restoran Pandawa, makan bukan sekadar aktivitas biologis. Ia adalah peristiwa kultural yang menghubungkan diaspora Indonesia dengan akarnya.
Berlokasi di pusat kota Sydney, Pandawa telah menjelma menjadi “ruang pulang” bagi banyak warga Indonesia di Australia.
"Di tengah hiruk pikuk hidup urban Sydney, satu sendok Rawon atau Es Cendol bisa jadi jembatan kenangan, tapi juga alat politik identitas diaspora yang kian kuat."
Baca juga:
- Restoran Pandawa Sydney, Antara Diplomasi Kuliner dan Tren Global
- Dampak Buruk Hobi Makan Saus Berlebihan
- Motif Lokal, Ambisi Global: Roadshow BBFW 2025 di Lingga
Gala Poin:
1. Pandawa menjadi ruang komunitas dan nostalgia bagi diaspora Indonesia di Sydney.
2. Melalui media sosial, Pandawa membangun komunitas digital yang kuat.
3. Kuliner berperan sebagai identitas kultural dan bisa menjadi alat soft power diaspora.
“Bersama keluarga besar Pandawa, kami mengangkat nama Indonesia ke dunia melalui keaslian rasa Nusantara,” ungkap Antonius Auwyang, salah satu pendiri Restoran Pandawa, yang diterima GalaPos ID, Sabtu, 18 Oktober 202.
Dengan sajian seperti Nasi Kuning, Ayam Geprek, hingga Es Teler dan Sop Buntut, Pandawa menghadirkan kembali kenangan yang berserakan di benak para perantau.
Tempat duduk berkapasitas 170 orang kerap penuh, bukan hanya oleh rasa lapar, tapi juga rindu akan suasana rumah. Nama Pandawa diambil dari kisah pewayangan Jawa yang sarat nilai moral. Hal ini tercermin dari pelayanan dan pendekatan komunitas yang mereka bangun.
“Kami ingin nilai kebenaran dan persaudaraan ada dalam setiap aspek Pandawa,” ujar Sugiarto Wijono.
Baca juga:
Dari Bitcoin ke Rupiah, Begini Mekanismenya
Melalui Instagram @pandawa.australia, restoran ini membangun interaksi erat dengan lebih dari 45 ribu pengikut. Kehadiran digital ini bukan hanya alat promosi, tapi juga alat konsolidasi komunitas.
Namun, pertanyaannya: apakah politik rasa ini cukup untuk menjadi benteng identitas diaspora Indonesia di luar negeri? Apakah negara perlu hadir dalam mendukung inisiatif seperti ini agar tidak sekadar jadi ruang nostalgia, tetapi juga kekuatan lunak budaya?
Dalam situasi sosial-politik yang kerap menempatkan komunitas minoritas dalam posisi rentan, kehadiran tempat seperti Pandawa menjadi penting. Tapi makna politik dari ruang-ruang seperti ini perlu lebih disadari dan diberdayakan.
Pandawa tidak hanya menyajikan makanan, tetapi juga menyampaikan cerita—tentang rempah, tradisi, dan warisan budaya Indonesia. Setiap hidangan menjadi medium diplomasi budaya yang memperkenalkan kekayaan kuliner Nusantara kepada dunia.
Kehadirannya di Sydney menjadi jembatan antara dua bangsa, memperkuat hubungan bilateral melalui pengalaman gastronomi yang menyentuh hati dan lidah. Di tengah arus globalisasi yang kerap menggerus identitas lokal, Pandawa justru tampil sebagai penjaga warisan kuliner Indonesia.
Dengan komitmen pada resep tradisional dan bahan asli, restoran ini menjadi benteng pelestarian budaya yang relevan dan berdaya saing. Pandawa membuktikan bahwa kuliner Indonesia bukan hanya layak dikenal, tetapi juga pantas dibanggakan di panggung internasional.
Baca juga:
Kerusuhan PT SSL, Konflik Lahan Berujung Rp15 Miliar Kerugian
"Pandawa tidak sekadar menjual makanan—ia menjual nostalgia, identitas, dan rasa “pulang” bagi komunitas Indonesia di Sydney. Tapi, sejauh mana kuliner bisa menjadi alat pemersatu dan penjaga identitas?"
#PandawaRestoran #KulinerHalalIndonesia #Sydney #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia
.jpeg)
.jpeg)