GalaPos ID, Mandalika.
Di balik sorak-sorai penonton dan deru mesin di Sirkuit Mandalika, Indonesia tengah mempertaruhkan citra globalnya. Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 bukan sekadar event balap, tetapi juga arena diplomasi lunak yang menyatukan olahraga, budaya, dan pariwisata dalam satu panggung dunia.
"Bukan hanya pembalap yang berlaga di Mandalika—Indonesia pun ikut "balapan" menunjukkan pada dunia bahwa negeri ini siap menjadi magnet sport tourism. Namun siapa yang sebenarnya menjadi juaranya?"
Baca juga:
- Tutorial Cara Mudah Buat Slider Blogger, Cepat dan Ringan
- Evakuasi Tragedi Ponpes Al-Khoziny, Korban Bertambah
- Yoghurt dan Pisang, Duo Penjaga Tekanan Darah
Gala Poin:
1. MotoGP Mandalika menjadi alat diplomasi budaya dan promosi sport tourism Indonesia ke kancah internasional.
2. Keberhasilan sirkuit meraih homologasi Grade A dari FIM menunjukkan kesiapan infrastruktur kelas dunia.
3. Tantangan ke depan: memastikan budaya lokal tak hanya tampil sebagai dekorasi, tapi menjadi bagian integral dari pembangunan pariwisata berkelanjutan.
“Keberhasilan Pertamina Mandalika International Circuit kembali meraih Homologasi Grade A dari FIM menegaskan bahwa sirkuit ini telah memenuhi standar tertinggi dunia,” ujar Troy Warokka, Chairman Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025.
Pernyataan ini bukan tanpa dasar. Homologasi Grade A dari FIM (Fédération Internationale de Motocyclisme) menandakan sirkuit Mandalika setara dengan sirkuit ikonik dunia seperti Mugello atau Silverstone.
Baca juga:
Babinsa Karang Anyar Ciptakan Ketahanan Pangan
Berbagai atraksi budaya NTB tampil selama event berlangsung. Mulai dari tarian daerah, tenun tradisional, hingga makanan khas lokal dipromosikan kepada puluhan ribu wisatawan domestik dan mancanegara.
“Hal ini memperkuat positioning Mandalika sebagai sportstainment tourism yang memberikan manfaat nyata bagi pertumbuhan masyarakat lokal,” ujar Maya Watono, Dirut InJourney.
Sementara dari sisi logistik, sebanyak 44 penerbangan tambahan dikerahkan untuk mengakomodasi lonjakan wisatawan. Tingkat hunian hotel di Mandalika pun mencapai 100%, menjadi indikator kuat tingginya minat publik terhadap event ini.
Apakah Warna Budaya Hanya Hiasan?
Meski disebut-sebut sebagai ajang promosi budaya, perlu dicermati apakah keterlibatan masyarakat lokal terjadi secara substansial atau sekadar garnis visual untuk tamu internasional.
Keterlibatan harus diukur bukan dari jumlah panggung budaya, tetapi dari seberapa besar dampak ekonomi dan sosial yang benar-benar dirasakan komunitas lokal setelah acara usai.
Baca juga:
Tak Disadari, Kebiasaan Sehari-hari Tingkatkan Hipertensi
"Mandalika bukan sekadar sirkuit. MotoGP 2025 menjadikannya panggung nasional untuk menggaungkan citra Indonesia sebagai negara modern, terbuka, dan berbudaya. Tapi apakah wajah yang ditampilkan benar-benar mencerminkan isi hati rakyat?"
#MotoGPIndonesia2025 #Sirkuit #Mandalika #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia
.jpeg)
.jpeg)