GalaPos ID, Dabo Singkep.
Di tengah gemerlap cahaya dan riuh penonton, ajang Batam Batik Fashion Week (BBFW) 2025 yang digelar di Kabupaten Lingga menyuarakan lebih dari sekadar keindahan busana.
Ia menjadi panggung simbolik sinergi antara dua daerah—Batam dan Lingga—dalam mengangkat batik ke panggung yang lebih tinggi.
"Dibalik kemilau lampu dan sorotan kamera, siapa yang paling diuntungkan dari sinergi Batam dan Lingga ini? Benarkah batik sudah benar-benar berpihak pada pengrajin kecil?"
Baca juga:
- Dua Ditahan, Korupsi Puskesmas Oesao Terus Diusut
- Hadapi Hoaks, Atalia Praratya Klarifikasi ke PCNU Kota Bandung
- Pelatihan Dokter Siloam, Siap Hadapi Kanker Paru dengan Teknologi Baru
Gala Poin:
1. BBFW 2025 di Lingga menjadi simbol kolaborasi antarwilayah demi penguatan budaya dan ekonomi kreatif.
2. 21 motif batik Lingga telah mendapat pengakuan hukum dan budaya nasional.
3. Efektivitas roadshow sebagai penggerak ekonomi kreatif masih perlu dibuktikan secara berkelanjutan.
Dengan mengusung tema “Menjembatani Warisan Budaya Mendunia”, BBFW kali ini diharapkan bukan hanya menjadi agenda tahunan, tetapi tonggak penting dalam mendorong batik daerah menuju pasar yang lebih luas.
Event ini merupakan kolaborasi antara Dekranasda dan Disperindag Kota Batam bersama Pemerintah Kabupaten Lingga, yang turut didukung oleh Disperindagkop Kabupaten Lingga.
“Kami ingin memperkenalkan kekayaan motif batik daerah sekaligus mendorong semangat pelaku ekonomi kreatif di daerah,” kata Erlita Sari Amsakar, Ketua Dekranasda Kota Batam, Kamis, 16 Oktober 2025.
Tak kalah semangat, Ketua Dekranasda Kabupaten Lingga, Feby Sarianty, menyampaikan bahwa 21 motif batik khas Lingga sudah memiliki hak paten dan telah tercatat sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB).
Baca juga:
Rekonstruksi Istri Siri Dibunuh Suami di Bintan, Ini Kronologinya
Keberhasilan ini patut diapresiasi, tetapi masih menyisakan pekerjaan rumah besar: bagaimana mengintegrasikan karya ini ke dalam skema bisnis berkelanjutan bagi pengrajin kecil?
Bupati Lingga, Muhammad Nizar, beserta istri turut hadir membuka expo dan bazar UMKM yang mewarnai acara. Namun, realitas di lapangan menunjukkan tantangan lain: ajang ini hanya berlangsung satu malam, sementara efek ekonomi tidak akan datang instan.
Menariknya, motif batik Jembatan Barelang dari Batam menjadi favorit banyak pengunjung. Simbol konektivitas yang menggambarkan semangat kolaborasi ini menjadi pengingat bahwa batik bukan hanya busana—tetapi pernyataan identitas, politik, dan harapan.
Selain peragaan busana, acara juga diramaikan oleh stan-stan UMKM dan kuliner yang menjadi denyut nadi ekonomi lokal. Namun, yang patut disoroti adalah kenyataan bahwa roadshow ini hanya digelar satu malam, sementara area kuliner dibuka seminggu penuh.
Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah dampak acara ini bisa berkelanjutan atau sekadar selebrasi sesaat?
Baca juga:
Buron Pembunuhan di Bali Ditangkap di Bitung, Ini Kronologinya
"Roadshow Batam Batik Fashion Week 2025 tak sekadar peragaan busana. Ia menjadi simbol sinergi antarwilayah demi merawat batik sebagai identitas kultural yang terus berkembang."
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #SinergiBatik #BatikLingga #BBFW2025