GalaPos ID, Bandung.
Menyikapi isu dan pemberitaan simpang siur terkait pernyataannya tentang pesantren, Atalia Praratya memilih jalan klarifikasi langsung.
Ia melakukan kunjungan ke KH Ahmad Haedar, Ketua PCNU Kota Bandung, sebagai bentuk silaturahmi sekaligus penegasan sikap.
"Saat pesantren diseret dalam narasi negatif, siapa yang berdiri membela? Atalia Praratya tidak hanya bicara, tapi sowan ke ulama dan membangun dialog terbuka. Tapi apakah suara wakil rakyat masih cukup keras melawan mesin hoaks?"
Baca juga:
- QRIS Palsu Marak, Ini 3 Modus Penipuan yang Perlu Diwaspadai
- Lung Cancer 360, Siloam Hospitals Dorong Terobosan Penanganan Kanker Paru
- Video Viral, Uang Berserakan dan Dugaan Suap di Kantor Pemkab Muba
Gala Poin:
1. Atalia melakukan klarifikasi langsung kepada PCNU atas hoaks terkait pernyataan soal pesantren.
2. KH Ahmad Haedar mengajak umat untuk tabayyun sebelum menyebarkan informasi.
3. Dialog politik dan agama diperlukan untuk meredam narasi negatif terhadap pesantren.
“Silaturahmi seperti ini bukan hanya soal bertemu, tetapi juga membangun kepercayaan, menyatukan visi, dan memperkuat kolaborasi untuk Indonesia yang lebih berkarakter dan berkeadaban,” kata Atalia dalam keterangan yang diterima GalaPos ID, Kamis, 16 Oktober 2025.
Kunjungan ini menjadi penting karena belakangan muncul sejumlah hoaks yang menyasar pernyataan Atalia tentang pesantren.
Dalam konteks masyarakat yang mudah tersulut informasi viral, langkah ini menunjukkan respons politik yang lebih konstruktif.
KH Ahmad Haedar mendukung langkah tersebut dan meminta umat tidak mudah terpengaruh hoaks.
“Sebagai tokoh agama, kita harus bisa memberikan ketenangan dan kenyamanan dalam merespon sebuah informasi,” ujar Haedar.
Baca juga:
Modus Baru Penipuan QRIS Rugikan 12 Pedagang di Dayeuhkolot
Ia mengajak umat untuk melakukan tabayyun atau klarifikasi atas berita yang beredar. KH Ahmad Haedar juga menegaskan bahwa Atalia bukanlah orang baru di kalangan pesantren.
Kiprahnya sejak menjabat sebagai Ibu Walikota dan Ibu Gubernur Jawa Barat disebut menunjukkan konsistensi dalam memperjuangkan kemajuan pesantren.
Termasuk, usahanya menjadikan KH Abdul Chalim sebagai Pahlawan Nasional pada 2023.
Sayangnya, menurut sejumlah pengamat pendidikan Islam, silaturahmi atau dialog elite seperti ini tidak akan cukup tanpa disertai dorongan konkret untuk merumuskan kebijakan protektif terhadap pesantren yang makin rentan dijadikan objek politisasi dan hoaks.
Dengan lebih dari 12.977 pesantren di Jawa Barat saja, potensi konflik informasi sangat tinggi.
Oleh karena itu, sinergi antara wakil rakyat, tokoh agama, dan media perlu diperkuat untuk melawan narasi destruktif yang menjadikan pesantren sebagai kambing hitam.
Baca juga:
Viral Video Keributan Proyek di Muba, Ustad Coy Ungkap Dugaan Suap
"Di tengah munculnya informasi menyesatkan soal pesantren, Atalia Praratya menegaskan komitmennya dalam membela pesantren lewat dialog langsung dengan tokoh-tokoh NU. Klarifikasi publik dinilai penting agar kepercayaan umat tidak rusak oleh hoaks yang liar."
#Hoaks #Pesantren #Pendidikan #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia
.jpg)
