GalaPos ID, Tangerang.
Sesi workshop dalam “Lung Cancer 360 Workshop & Symposium 2025” menjadi sorotan utama dengan pendekatan praktik langsung yang melibatkan para tenaga medis dari berbagai daerah.
Melalui simposium bertajuk Lung Cancer 360, yang digelar pada Minggu, 12 Oktober 2025, rumah sakit ini tidak hanya menawarkan teknologi mutakhir, tetapi juga menggugah kolaborasi lintas negara demi satu tujuan: menyelamatkan lebih banyak nyawa.
"Saat teknologi terus berkembang, siapa yang dilatih untuk mengoperasikannya? Workshop “Lung Cancer 360” mencoba menjawab dengan pendekatan hands-on. Tapi seberapa luas dampaknya?"
Baca juga:
- Lung Cancer 360, Siloam Hospitals Dorong Terobosan Penanganan Kanker Paru
- Video Viral, Uang Berserakan dan Dugaan Suap di Kantor Pemkab Muba
- Modus Baru Penipuan QRIS Rugikan 12 Pedagang di Dayeuhkolot
Gala Poin:
1. Workshop Lung Cancer 360 menghadirkan pelatihan langsung teknologi medis bagi dokter dari berbagai daerah.
2. Inovasi seperti EBUS dan cryotherapy menjadi harapan baru dalam diagnosis dan terapi kanker paru.
3. Tantangan utama: distribusi pelatihan dan infrastruktur medis yang belum merata di seluruh Indonesia.
Berbagai prosedur medis canggih diperkenalkan, mulai dari Endobronchial Ultrasound (EBUS), Cryotherapy, hingga Core Biopsy.
Para peserta berkesempatan menjalankan simulasi teknik seperti Bronchoscopy Cryotherapy & Argon Plasma Coagulation dan pemasangan Pigtail Catheter—teknik yang selama ini hanya tersedia di pusat-pusat kesehatan besar.
“Lung Cancer 360 bukan sekadar forum ilmiah, tetapi perwujudan nyata dari dedikasi kami untuk memperluas wawasan, mempercepat adopsi teknologi terbaru, dan memperkuat kolaborasi dalam menghadapi tantangan kanker paru di Indonesia,” tegas Direktur Siloam Hospitals Lippo Village, Erick Prawira Suhardi, dalam keterangan yang diterima GalaPos ID, Kamis, 16 Oktober 2025.
Baca juga:
Viral Video Keributan Proyek di Muba, Ustad Coy Ungkap Dugaan Suap
Tujuannya tidak hanya edukatif, tapi juga strategis—membangun kapabilitas dokter Indonesia untuk menghadapi lonjakan kasus kanker paru, yang menurut WHO, terus mengalami peningkatan signifikan setiap tahunnya.
“Pendekatan ini dirancang agar peserta dapat memahami langsung penerapan
teknologi terbaru yang mendukung diagnosis lebih presisi dan perawatan
lebih efektif,” jelas panitia acara.
Sesi ini juga membekali peserta dengan informasi terkini soal terapi target, diagnosis molekuler, dan strategi imunoterapi, memberikan pemahaman lintas bidang antara onkologi dan pulmonologi.
Namun, muncul pertanyaan penting: seberapa sering pelatihan semacam ini digelar secara merata di seluruh wilayah Indonesia? Sebab tanpa distribusi yang adil, teknologi secanggih apapun hanya akan menjadi milik segelintir.
“Melalui pendekatan berbasis inovasi dan edukasi, Siloam Hospitals Lippo Village berharap dapat memperkuat peran rumah sakit sebagai pusat rujukan onkologi,” tegas Erick Prawira Suhardi, Direktur Siloam Hospitals Lippo Village.
Sayangnya, banyak rumah sakit daerah masih terkendala sumber daya dan peralatan. Tanpa strategi nasional untuk pelatihan medis berkelanjutan, potensi transformasi penanganan kanker paru akan berjalan timpang.
Redaksi
Baca juga:
Tantangan Pendidikan Trenggalek, Putus Sekolah & Solusi Paket C
"Bukan hanya teori. Lewat workshop “Lung Cancer 360”, Siloam Hospitals membawa para dokter langsung menyentuh teknologi medis mutakhir. Tapi apakah pelatihan semacam ini cukup untuk menjawab krisis kanker paru yang terus meningkat?"
#Kanker #LungCancerTraining #SiloamHospital #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia

