Ketika Mahasiswa HI Diminta Bicara Politik Lewat Film

GalaPos ID, Jakarta.
Program Studi Hubungan Internasional Universitas Paramadina menghadirkan kuliah tamu bertema “Visual Diplomacy: Film sebagai Medium Komunikasi Internasional di Era Digital”, sebagai bagian dari proyek kolaboratif dua mata kuliah: Komunikasi Internasional dan Diplomasi Digital.

Ketika Mahasiswa HI Diminta Bicara Politik Lewat Film

"Universitas Paramadina menggelar kuliah tamu inovatif bertema diplomasi visual. Mahasiswa HI ditantang mengubah teori diplomasi jadi film pendek. Ini sekadar eksperimen atau langkah serius membentuk diplomasi generasi digital?"

Baca juga:

Gala Poin:
1. Kuliah tamu ini adalah bagian dari proyek akademik inovatif berbasis film pendek bertema HI.
2. Mahasiswa ditantang menyampaikan isu diplomasi global melalui medium visual.
3. Proyek ini merupakan implementasi OBE dan akan menjadi program berkelanjutan di Paramadina.


Empat sineas muda — Mikhail Adam, Dahlan Khatami, Yonri Revolt, dan Muhammad Sabana — dihadirkan bukan hanya sebagai narasumber, tetapi sebagai inspirator di ruang belajar yang kini menjelma menjadi laboratorium diplomasi visual.

Moderator acara, Hizra Marisa, menyatakan bahwa film bukan sekadar hiburan, melainkan jembatan antara teori dan realitas hubungan internasional.

“Mahasiswa HI tidak hanya perlu memahami teori, tetapi juga bagaimana mengkomunikasikannya secara kreatif dan strategis di ruang digital,” ujar Hizra Marisa, dalam keterangan yang diterima GalaPos ID, Selasa, 21 Oktober 2025.

Baca juga:
Hepatitis A, Peran Kunyit dalam Pengobatan dan Pencegahan

Proyek ini terintegrasi dalam pendekatan Outcome-Based Education (OBE), di mana mahasiswa diwajibkan membuat film pendek yang menerjemahkan isu-isu global ke dalam bentuk visual.

“Ini bukan sekadar tugas kreatif, tetapi pilot project penggabungan teori, praktik, dan teknologi,” lanjut Hizra yang juga selaku Dosen Koordinator dan Dosen Pengampu Mata Kuliah Komunikasi Internasional dan Diplomasi Digital.

Dalam pemaparannya, para sineas muda kemudian memaparkan berbagai pengalaman mereka dalam memproduksi film yang mengandung pesan sosial, politik, dan kemanusiaan.

Dalam sesi pertama. Mikhail Adam memaparkan bagaimana elaborasi filosofis, bagaimana mentransformasi teori HI kedalam film.

Dilanjutkan oleh Muhammad Sabana founder AdVanStudio.id  yang aktif memproduksi film pendek edukatif. Dalam paparannya Muhammad Sabana turut membagikan pengalamannya dalam memproduksi film ‘Woman From Rote Island’ yang telah masuk dalam berbagai festival film dunia, seperti festival film Cannes.

Visual Diplomacy: Saat Dosen, Sineas, dan Mahasiswa Bersinergi di Kelas

Di sesi kedua, Dahlan Khatami dan Yonri Revolt memberikan ilmu terkait gambar dan penyuntingan gambar, secara teknis sambil memberikan contoh film.

Diskusi berlangsung interaktif, dengan mahasiswa turut bertanya mengenai strategi atau tips menarik apa yang harus dilakukan agar film mendapat perhatian dalam ekosistem digital.

 

Baca juga:
Fans Persita Pilih Damai, Hindari Politik dan Kekerasan

"Teori tak selalu harus dibaca. Kadang, bisa ditonton. Dalam ruang kelas yang biasanya dipenuhi diskusi geopolitik dan teori hubungan internasional, kini terdengar diskusi tentang storyboard, sinematografi, dan penyuntingan gambar. Pertanyaannya: mampukah teori diplomasi hidup lewat film?"


#HIParamadina #Film #Edukasi #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال