GalaPos ID, Jakarta.
Bitcoin (BTC) mengalami koreksi 2,3% menjadi US$121.701 setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) di US$126.000. Penurunan ini memantik pertanyaan apakah aset kripto terbesar itu masih mampu melanjutkan rally atau justru menghadapi pelemahan lebih dalam.
Analis menyoroti perbedaan fundamental dengan siklus sebelumnya, di mana investor institusi kini menjadi penggerak utama.
![]() |
Foto: Kominfo Bengkulu |
"Setelah tembus US$126.000, Bitcoin mengalami koreksi 2,3%. Apakah ini awal dari pembalikan tren atau hanya jeda sesaat sebelum melanjutkan rally? Analisis mengungkap fondasi pasar yang lebih kuat didominasi institusi."
Baca juga:
- Tukar Sampah Dapat Sembako, Inovasi Unggulan Pohuwato
- Efek Domino Injeksi Likuiditas, Dari Himbara ke Sektor Riil
- Mengulik Klaim Manfaat Pisang, Seberapa Besar Buktinya?
Gala Poin:
1. Koreksi Sehat Pasca-ATH: Bitcoin turun 2,3% dari rekor US$126.000, namun indikator teknis dan on-chain menunjukkan tren bullish masih intact.
2. Perubahan Struktural Pasar: Siklus saat ini didorong investor institusi melalui ETF dan treasury korporasi, berbeda dengan euforia retail tahun 2021.
3, Strategi Investor: Disarankan untuk disiplin, mempertimbangkan DCA, dan memantau perputaran modal ke altcoin seperti Ethereum dan XRP.
Vice President Indodax, Antony Kusuma, menilai prospek Bitcoin masih sangat bullish meski mengalami koreksi. Menurutnya, kondisi saat ini justru menunjukkan perubahan sentimen pasar yang fundamental.
"Secara teknikal dan fundamental, kondisi pasar saat ini mendukung kenaikan lanjutan. Tetapi investor juga perlu tetap disiplin agar tidak terjebak pada euforia jangka pendek," jelas Antony, Kamis, 9 Oktober 2025.
Level Kritis US$120.000
Antony menekankan, kunci menjaga tren bullish adalah kemampuan Bitcoin mempertahankan level psikologis US$120.000.
Baca juga:
Bupati Batubara Tolak Anggaran Mobil, DPRD Pertanyakan
"Selama harga Bitcoin mampu bertahan di atas level psikologis US$120.000, tren bullish-nya masih sangat kuat," tegas Anthony.
Analisis on-chain mendukung pernyataan ini. Aktivitas profit-taking pasca-ATH tercatat 50% lebih rendah dibandingkan puncak Juli 2025, mengindikasikan holder tidak menjual dalam skala besar.
Bitcoin mengalami koreksi tipis setelah mencapai rekor baru US$126.000. Tidak seperti lonjakan 2021 yang didominasi investor ritel, kali ini institusi jadi pemain utama. Apakah koreksi ini sinyal awal tren turun, atau justru peluang akumulasi baru?
Disclaimer:
Konten ini disajikan untuk tujuan informasi dan edukasi. GalaPos ID menyusun materi dari berbagai sumber terpercaya, tanpa pengaruh pihak luar. Perlu diingat, performa aset di masa lalu tidak menjamin hasil di masa depan. Investasi kripto bersifat fluktuatif dan berisiko tinggi. Selalu lakukan riset sendiri dan gunakan dana yang siap untuk risiko (uang dingin). Segala keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca. Investasi cerdas dimulai dari pengetahuan yang cukup.
Baca juga:
Nasionalisme Budaya dan Ekonomi, Strategi Baru Ketahanan Indonesia
"Bitcoin mengalami koreksi setelah mencetak rekor tertinggi baru di US$126.000. Analis menyoroti perbedaan fundamental dengan siklus sebelumnya, di mana investor institusi kini menjadi penggerak utama. Artikel ini mengupas prospek Bitcoin pasca-koreksi dan strategi bagi investor."