GalaPos ID, Musi Rawas.
Di tengah sepinya Desa Bamasco, Kecamatan Tuah Negeri, Kabupaten Musi Rawas, seorang anak laki-laki bernama Riansyah mencoba bertahan hidup sendirian. Ia tinggal di sebuah gubuk rapuh yang hanya layak disebut tempat berteduh. Di usianya yang baru 14 tahun, Rian sudah putus sekolah, tak diasuh orang tua, dan hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem.
"Banyak anak seusianya mengeluh soal PR dan pelajaran sekolah. Tapi Riansyah, anak 14 tahun dari Sumatera Selatan, hanya berpikir tentang satu hal: makan besok."
Baca juga:
- Potret Miris Tanpa Orang Tua, Bocah 14 Tahun Hidup Sendiri di Gubuk
- Kronologi Tragedi di Welahan Wetan, Korban Terjepit, 3 Meninggal
- Teras Rumah Jadi Kebun, Gerakan Pangan Mandiri di Sultra
Gala Poin:
1. Riansyah, anak berusia 14 tahun di Musi Rawas, hidup sendiri di rumah tidak layak huni setelah ditinggal orang tua.
2. Ia menghidupi diri sendiri dengan menjual berondolan sawit tanpa pernah merasakan bantuan pemerintah.
3. Kisah ini menunjukkan lemahnya sistem perlindungan sosial bagi anak dan keluarga miskin di daerah terpencil.
“Ayah sudah meninggal. Ibu menikah lagi dan tinggal di kampung lain. Saya tinggal sendiri,” tuturnya.
Untuk makan, ia memungut berondolan sawit dan menjualnya. Hasilnya? Paling banyak Rp50 ribu per panen, dua kali sebulan. Uang itu dipakai untuk bertahan hidup: makan, dan bayar token listrik.
Rumahnya berdinding kayu lapuk dan berlantai tanah.
Baca juga:
Siapa Dalang Limbah Beracun di Nganjuk? Polisi Telusuri Jejak
Kalau hujan, bocor dari segala penjuru. Namun Rian tetap bertahan, meski nyaris tanpa dukungan.
“Rumahnya bocor kalau hujan. Diberanikan saja tinggal sendiri, karena ada Allaah,” katanya.
Sampai kini, Rian mengaku belum pernah menerima bantuan dari pemerintah. Tak ada PKH, bantuan pendidikan, atau program perlindungan anak yang menyentuh hidupnya.
Ia juga tidak lagi sekolah karena keterbatasan biaya dan akses. Cerita Riansyah bukan sekadar kisah kemiskinan.
Ia adalah cermin dari bolongnya sistem perlindungan sosial kita. Ketika anak usia sekolah harus berjuang sendiri untuk makan, sudah sepatutnya kita bertanya: apa fungsi negara bila tak hadir dalam hidup warga paling rentan?
Baca juga:
Menyelami Makna Festival Tanglong di Kota Seribu Sungai
"Di usia ketika anak lain belajar dan bermain, Riansyah harus bertahan hidup sendirian. Kisahnya menyentuh nurani, dan menjadi pengingat bahwa kemiskinan bukan sekadar statistik."
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #AnakIndonesia #MusiRawasTerlupakan #HakAnak