GalaPos ID, Makassar.
Di tengah hiruk-pikuk Kota Makassar, berdiri sunyi sebuah kompleks makam tua di Kelurahan Melayu, Kecamatan Wajo.
Di sanalah Pangeran Diponegoro, pahlawan nasional yang memimpin Perang Jawa melawan penjajah Belanda, menghabiskan masa pengasingan hingga wafat pada 8 Januari 1855.
"Banyak yang tak tahu bahwa Pangeran Diponegoro dimakamkan di Makassar. Lebih mengejutkan lagi, makam itu dijaga keturunannya hingga hari ini. Siapa yang merawat sejarah kita sebenarnya?"
Baca juga:
- Makam Pangeran Diponegoro AkanJadi Cagar Budaya Nasional
- Distribusi BBM Disebut Normal, Tapi Warga Tetap Antre
- Penjualan Tiket MotoGP Mandalika 2025 Anjlok Tajam
Gala Poin:
1. Pangeran Diponegoro wafat dan dimakamkan di Makassar sesuai wasiatnya sendiri, bukan di Yogyakarta.
2. Kompleks makam yang berisi 66 makam, dijaga oleh keturunannya secara turun temurun tanpa perhatian besar dari negara selama bertahun-tahun.
3. Setiap tahun diadakan haul besar sebagai bentuk penghormatan masyarakat, mempertegas nilai historis dan emosional situs ini.
Pangeran Diponegoro tidak dimakamkan di Yogyakarta, kampung halamannya. Ia justru berpesan agar dimakamkan di tempat terakhirnya diasingkan: Makassar.
Kompleks makam ini bukan hanya memuat jasad sang pangeran, tapi juga istrinya, enam anak, puluhan cucu, cicit, dan sembilan pengikut setianya.
Kompleks tersebut terdiri dari pintu gerbang, pendopo, mushola, serta total 66 makam. Yang mencengangkan, semua ini dirawat oleh keturunan langsung Diponegoro. Salah satu penjaganya adalah Raden Hamzah Diponegoro, cucu generasi kelima.
Baca juga:
Kakek di Batu Bara Diduga Cabuli Tiga Bocah, Termasuk Cucu Sendiri
Ia mengatakan bahwa makam itu bukan hanya situs sejarah, tapi juga simbol ikatan antara rakyat Makassar dan Pangeran Diponegoro.
“Beliau sudah dianggap sebagai bagian dari kami,” ungkapnya.
Setiap tahun, kompleks ini menjadi tempat haul akbar yang dihadiri ribuan peziarah. Namun selama bertahun-tahun, situs ini tidak mendapat pengakuan resmi dari pemerintah pusat—hingga akhirnya tahun ini diakui sebagai struktur cagar budaya nasional.
Penetapan ini juga mengingatkan publik bahwa sejarah nasional tidak hanya terletak di pusat kekuasaan, tapi juga menyebar dalam pengasingan, di tempat-tempat sunyi yang dijaga masyarakat dengan cinta dan kesetiaan.
Seperti diketahui, usulan penetapan Makam Pangeran Diponegoro sebagai Cagar Budaya Nasional telah diterima. Sidang Kajian Penetapan Cagar Budaya Nasional di Grand Hotel Preanger, Bandung, akhirnya memutuskan Makam Pangeran Diponegoro sebagai struktur cagar budaya peringkat nasional.
Dari lebih 200 usulan yang masuk, hanya 17 yang dibahas mendalam—dan Makam Diponegoro lolos sebagai salah satunya. Kepala Bidang Cagar Budaya, Haryanti Ramli mengatakan sidang ini baru awal.
“Saat ini kami mengusulkan struktur terlebih dahulu. Ke depan, kami akan mengajukan agar Makam Pangeran Diponegoro ditetapkan sebagai situs cagar budaya peringkat nasional,” ungkap Haryanti, Kamis, 25 September 2025.
Baca juga:
Pagar Alam Darurat BBM, Warga Minta Pasokan Ditambah
"Makam Pangeran Diponegoro di Makassar bukan hanya tempat peristirahatan terakhir. Di balik batu nisan itu tersimpan kisah pengasingan, perlawanan, dan perawatan lintas generasi yang membungkam lupa sejarah."
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #JejakPahlawan #MakamDiponegoro #SejarahMakassar