Festival Jukung Tanglong 2025, Pesona Sungai dan Budaya Banjar

GalaPos ID, Banjarmasin
Warna-warni cahaya dari puluhan jukung yang melintas di Sungai Martapura kembali membius ribuan pasang mata warga Kota Banjarmasin, Rabu malam, 25 September 2025.
Festival Jukung Hias Tanglong 2025 menjadi panggung yang menggambarkan kreativitas lokal sekaligus menjadi harapan kolektif akan bangkitnya kembali identitas Kota Seribu Sungai.

Banjarmasin Meriahkan Sungai Martapura dengan Festival Jukung Hias

"Festival Jukung Hias Tanglong 2025 kembali memukau ribuan warga. Tapi setelah lampu padam dan jukung kembali ke dermaga, apa yang tersisa dari janji “hidupkan wisata sungai”?"

Baca juga:

Gala Poin:
1. Festival Jukung Hias Tanglong 2025 memukau warga dengan kreativitas perahu berhias lampu di Sungai Martapura.
2. Meskipun meriah, pertanyaan muncul soal keberlanjutan wisata sungai yang sering “hidup sesaat”.
3. Festival ini mengangkat kekayaan budaya Banjar, tapi perlu dukungan nyata agar tidak sekadar jadi tontonan musiman.


Dari jukung berhias naga hingga miniatur Menara Pandang dan motif sasirangan, 36 peserta—terdiri dari 22 kelotok bermesin dan 14 jukung tradisional—turut ambil bagian.

Masyarakat memenuhi bantaran sungai. Antusiasme memuncak. Tapi, benarkah pariwisata sungai Banjarmasin sudah benar-benar bangkit?

Salah seorang warga yang datang bersama keluarga menyatakan kekagumannya.

“Baru kali ini saya nonton langsung. Bagus sekali, kreatif semua. Semoga tiap tahun ada terus,” ujarnya, Rabu, 24 September 2025.

Baca juga:
Kakek di Batu Bara Diduga Cabuli Tiga Bocah, Termasuk Cucu Sendiri

Namun di balik gemerlap festival ini, muncul pertanyaan klasik: apa yang terjadi setelah festival berakhir? Wisata sungai adalah ikon Banjarmasin, namun selama ini sering dikritik karena stagnan dan minim inovasi.

Sementara itu, Ridhoni, salah satu peserta yang berhasil menyabet juara kategori jukung tanpa mesin, menegaskan makna budaya dalam karyanya.

“Kami angkat tema budaya Banjar, mulai dari jukung, sasirangan, madihin, hingga Menara Pandang,” ucapnya.

Festival ini, yang digelar selama dua hari (23–24 September), memang punya bobot budaya kuat. Ia mengangkat tradisi lokal seperti tanglong—lampion khas Banjar—yang kerap diadakan menjelang malam Lailatulqadar di bulan Ramadan.

Festival Jukung Tanglong Banjarmasin 2025: Antara Atraksi Budaya dan Wacana Wisata Sungai yang Belum Tuntas

 

Festival ini bukan sekadar atraksi. Ia adalah upaya pelestarian, bentuk dakwah budaya, sekaligus potensi ekonomi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan.

Namun publik layak bertanya: apa hasil konkret dari penyelenggaraan tahunan ini? Apakah festival hanya sekadar panggung seremonial, atau benar-benar menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk revitalisasi sungai?

 

 

Baca juga:
Pagar Alam Darurat BBM, Warga Minta Pasokan Ditambah

"Di tengah kemeriahan lampu dan perahu berhias di Sungai Martapura, muncul pertanyaan lama: apakah wisata sungai Banjarmasin benar-benar hidup atau hanya dibangunkan saat festival tiba?"

#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #FestivalTanglong2025 #WisataSungaiBanjarmasin #BudayaBanjar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال