GalaPos ID, Makassar.
Jika budaya adalah identitas, maka M. Yasir Ansar alias Daeng Tojeng adalah salah satu penjaganya.
Di rumahnya yang sederhana di Jalan Nuri Baru, tersimpan bukan hanya benda pusaka, tapi juga semangat pelestarian yang tak pernah padam.
“Di tengah derasnya arus modernisasi, seorang tokoh budaya memilih untuk kembali ke akar: melindungi, mendidik, dan memperkenalkan warisan leluhur Makassar kepada dunia.”
Baca juga:
- Senjata Pusaka Daeng Tojeng Masuk Radar Cagar Budaya
- Kuta dan Legian Terendam, Wisatawan Asing Dievakuasi
- Skandal Korupsi K3, Saat Keselamatan Dijadikan Bisnis Haram
Gala Poin:
1. Daeng Tojeng berperan aktif dalam pelestarian budaya Makassar melalui komunitas dan media sosial.
2. Perjuangan menjaga budaya tak hanya fisik benda pusaka, tapi juga narasi dan edukasi.
3. Pendataan oleh pemerintah menjadi awal, tetapi perlu sinergi berkelanjutan antara negara dan warga.
Daeng Tojeng, Ketua Lembaga Monta Bassi Tau Gowayya, menyimpan tiga senjata tradisional yang kini sedang dalam proses didaftarkan sebagai cagar budaya oleh Dinas Kebudayaan Kota Makassar.
Namun, nilai dari perjuangan ini bukan semata pada benda, melainkan pada tekad untuk menjaga narasi budaya Makassar agar tak tergilas zaman.
“Kami berkomitmen untuk terus menjaga dan memperkenalkan budaya, baik melalui komunitas yang saya pimpin maupun lewat edukasi kebudayaan di media sosial,” tegas Daeng Tojeng saat diwawancarai tim dari Bidang Cagar Budaya, Kamis, 11 September 2025.
Baca juga:
Bali Dilanda Banjir Terparah Satu Dekade
Komunitas Monta Bassi Tau Gowayya yang ia pimpin tak hanya menjaga benda pusaka, tetapi aktif mengedukasi masyarakat tentang makna dan filosofi senjata tradisional.
Kegiatan mereka merambah media sosial, menjangkau generasi muda yang kian jauh dari akar budaya.
Menurut pengamat budaya lokal, pendekatan seperti ini menjadi sangat penting dalam konteks hari ini, di mana warisan budaya sering kali hanya tersimpan sebagai artefak tanpa narasi.
Sementara itu, Haryanti Ramli dari Dinas Kebudayaan menyatakan bahwa upaya seperti yang dilakukan Daeng Tojeng harus mendapat dukungan:
“Inventarisasi benda pusaka masyarakat merupakan langkah awal perlindungan dan pelestarian…”
Proses pendataan dan pendaftaran ini diharapkan tidak hanya berhenti pada pengakuan administratif, tetapi juga diiringi dengan dukungan pelestarian jangka panjang, termasuk regulasi dan insentif bagi para penjaga budaya.
Baca juga:
Prestasi dari Pinggiran, Anak-anak Pidie Ukir Sejarah Nasional
“Daeng Tojeng bukan hanya pemilik pusaka bersejarah, ia juga pelestari budaya aktif yang mengedukasi publik lewat komunitas dan media sosial. Artikel ini mengulas peran personalnya dalam menjaga identitas budaya Makassar.”
#BudayaMakassar #PelestariWarisan #KomunitasBudaya #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia