GalaPos ID, Jakarta.
Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menaikkan ambisinya. Untuk tahun 2025, BEI menargetkan lima perusahaan masuk bursa melalui skema lighthouse IPO, yakni penawaran umum perdana saham dengan kapitalisasi pasar minimal Rp3 triliun dan free float sedikitnya Rp700 miliar.
“Lighthouse IPO dinilai sebagai penguat struktur pasar, tapi seberapa dalam pengaruhnya terhadap keberlanjutan ekonomi investor kecil?”
Baca juga:
- Restorasi Karang, Dari Laut untuk Masa Depan Indonesia
- Gelar Ketiga Beruntun Jepang di Ganda Putra ITF M-25 Bali
- Syur, Gadis 16 Tahun Jadi Korban Cinta Gelap Dunia Maya
Gala Poin:
1. BEI menargetkan 5 IPO besar di tahun 2025, dengan 4 telah terealisasi.
2. IPO besar dinilai mampu menarik investor institusional dan memperkuat struktur pasar.
3. Namun belum ada evaluasi mendalam atas dampak langsung terhadap perlindungan dan literasi investor kecil.
Hingga pertengahan Agustus 2025, empat nama sudah tercatat: PT Raharja Energi Ceput Tbk (RATU), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI), dan PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA).
Artinya, tinggal satu nama lagi untuk memenuhi target tahunan ini.
“Pada tahun 2024, kami menargetkan dua lighthouse IPO dan angka ini kami tingkatkan menjadi lima lighthouse IPO untuk tahun 2025,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, pada Sabtu, 16 Agustus 2025.
Baca juga:
Petaka Sungai Serayu, Petaka Bermain Berujung Duka
Namun, apakah kehadiran perusahaan besar otomatis membawa dampak positif bagi pasar modal?
Menurut Nyoman, langkah ini mendorong kehadiran emiten berskala besar untuk memperkuat struktur pasar dan meningkatkan daya tarik investor. Tapi di saat bersamaan, belum terlihat evaluasi menyeluruh mengenai dampak jangka panjang terhadap inklusi investor ritel.
“Perusahaan besar mencerminkan keyakinan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia,” katanya. Nyoman menambahkan bahwa lighthouse IPO bisa mendongkrak likuiditas dan menciptakan kestabilan pasar.
Namun, pertanyaan kritisnya adalah: apakah investor domestik, terutama ritel, cukup terlindungi dan teredukasi untuk menavigasi risiko di tengah gemerlap IPO kakap ini?
BEI belum mengungkap target lighthouse IPO untuk tahun 2026. “Masih dalam tahap evaluasi dan penetapan,” ujarnya singkat.
Selama ini, IPO besar kerap menjadi magnet investor institusi, tetapi belum tentu menjadi peluang emas bagi investor individu yang minim literasi. Tanpa peningkatan edukasi dan transparansi risiko, IPO besar hanya akan menambah angka pencapaian tanpa substansi.
Baca juga:
Swasembada Gula 2028, Petani atau Korporasi yang Menang?
“BEI menargetkan lima IPO kakap untuk tahun 2025. Di balik ambisi ini, benarkah kehadiran emiten besar cukup untuk memperkuat pasar? Atau hanya jadi simbol prestise tanpa menyentuh akar masalah inklusi investor?”
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #IPOKakap2025 #PasarModalIndonesia #LighthouseIPO