Harga Migor Naik, Pengrajin Tahu Jadi Korban dan Produksi Dikecilkan
GalaPos ID, Jatim.
Kenaikan harga minyak goreng yang kembali terjadi dalam sebulan terakhir membuat ratusan pelaku industri rumahan di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, Jombang, harus memutar otak.
Mereka bukan hanya waswas akan nasib usahanya, tapi juga memikirkan kelangsungan hidup para pekerja di sektor padat karya tersebut.
“Di balik sepiring tahu goreng yang renyah, ada cerita perjuangan para pengrajin di Jombang yang kini harus berjibaku dengan harga minyak yang terus melambung. Demi tetap bisa berproduksi, mereka memilih mengecilkan ukuran tahu daripada merumahkan pekerja.”
Baca juga:
- Pasar Rakyat Tempo Doeloe, Rasa Lama dalam Sajian Modern
- Rebranding Digital UMKM Lakessi, Sentuhan Mahasiswa UNHAS
- Bukan Aib, HIV Bisa Ditekan dengan Deteksi Dini
Gala Poin:
1. Kenaikan harga minyak goreng dari Rp15.000 menjadi Rp18.000 per kg berdampak langsung pada pelaku industri tahu di Jombang.
2. Pengrajin tahu menyiasati tekanan biaya dengan mengecilkan ukuran tahu agar tetap bisa berproduksi.
3. UMKM mendesak pemerintah untuk menstabilkan harga minyak goreng dan menyediakan skema satu harga bagi pelaku usaha kecil.
Di tengah tekanan biaya produksi, para pengrajin tahu memutuskan untuk mengecilkan ukuran produk mereka.
Bukan tanpa alasan, harga minyak goreng yang sebelumnya Rp15.000 per kilogram kini melonjak menjadi Rp17.000 hingga Rp18.000 per kilogram. Kenaikan itu memukul langsung biaya produksi harian.
"Agar usaha ini bisa tetap bertahan kami mencari upaya lain dengan naiknya harga minyak goreng ini yakni memperkecil ukuran tahu. Beruntung harga kedelai impor tidak ikut naik karena diperlukan 500 kuintal per hari untuk membuat tahu," kata Nuryatim, pemilik usaha penggorengan tahu di Desa Sumbermulyo, Minggu, 3 Agustus 2025.
Baca juga:
Harga Naik, Senyum Harapan Petani Garam Pesisir
Langkah ini terpaksa diambil demi menyiasati ongkos produksi yang semakin mencekik.
Menurut Nuryatim, meskipun harga kedelai impor mengalami penurunan, komponen minyak goreng sebagai bahan utama proses penggorengan justru naik cukup signifikan.
Ia menegaskan bahwa jika kondisi ini terus berlanjut, sebagian pelaku industri bisa terancam gulung tikar.
Sebagai pelaku UMKM, ia berharap pemerintah segera turun tangan, tidak hanya sebagai pengawas tapi juga pemberi solusi.
Salah satu hal yang diusulkan adalah skema penetapan harga minyak goreng satu harga untuk pelaku usaha mikro dan kecil.
"Kita ini pelaku UMKM ya mestinya Pemkab bisa membantu untuk mencarikan minyak goreng satu harga, baik yang kemasan maupun yang curah," pungkas Nuryatim.
Baca juga:
Ferrari F40, Ketika Goresan Menyuarakan Kekaguman dan Takdir
Desa Sumbermulyo sendiri dikenal sebagai salah satu sentra produksi tahu goreng di Kabupaten Jombang.
Dengan puluhan hingga ratusan unit usaha skala kecil, sektor ini menyerap banyak tenaga kerja lokal.
Jika tak ada intervensi dari pemerintah, efek domino dari krisis harga bahan baku bisa menjalar ke pemutusan hubungan kerja.
Baca juga:
Bantuan Mesin, Tradisi Nyadran Didorong Jadi Daya Tarik Wisata
“Kenaikan harga minyak goreng membuat ratusan pengrajin tahu di Jombang harus berstrategi agar tetap bertahan. Salah satu cara: mengecilkan ukuran tahu. Ini bukan sekadar akal-akalan, tapi upaya menyelamatkan lapangan kerja rakyat kecil.”
#KrisisMinyakGoreng #UMKMBerjuang #TahuJombang #EkonomiRakyat #HargaMinyakNaik #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia