Dari Gerobak ke Legenda, Kisah Empat Dekade Bakso Barali
GalaPos ID, Sumsel.
Dalam pusaran gempuran tren kuliner kekinian yang silih berganti, satu nama tetap bertahan kuat di hati warga Palembang: Bakso Barali. Sejak 1985, warung sederhana ini tak pernah kehilangan pelanggan, bahkan justru menumbuhkan loyalitas yang lintas generasi.
“Di tengah deru tren kuliner yang datang dan pergi di Palembang, satu warung bakso terus bertahan dengan rasa yang tak pernah berubah. Bakso Barali tidak hanya menyajikan bakso—ia menyajikan nostalgia.”
Baca juga:
- Rebranding Digital UMKM Lakessi, Sentuhan Mahasiswa UNHAS
- Bukan Aib, HIV Bisa Ditekan dengan Deteksi Dini
- Harga Naik, Senyum Harapan Petani Garam Pesisir
Gala Poin:
1. Konsistensi Rasa dan Kualitas Sejak 1985 – Bakso Barali mempertahankan resep asli dan kualitas produksi secara ketat, termasuk penggunaan mesin penggiling sendiri untuk menjaga cita rasa.
2. Nostalgia dan Ikatan Emosional Pelanggan – Bukan hanya soal makanan, tetapi tentang kenangan masa kecil dan pengalaman emosional pelanggan yang tak tergantikan.
3. Estafet Usaha Keluarga yang Bertahan di Tengah Perubahan – Dari Sakino ke Supriyanto, usaha ini berkembang dari pikulan hingga lima cabang tanpa kehilangan nilai-nilai asli dan etika usaha.
Berawal dari usaha keliling dengan pikulan yang dijajakan Sakino, pendiri Bakso Barali, perjalanan usaha ini mencerminkan perjuangan panjang, ketekunan, dan konsistensi dalam mempertahankan rasa.
Dari gang-gang sempit Palembang hingga akhirnya menetap di Jalan Merbau dengan lima cabang tersebar, Bakso Barali menjelma menjadi ikon kuliner yang memori kolektifnya lekat di benak masyarakat.
“Sejak dulu, kami menjaga resep dan takaran. Bahkan sekarang kami sudah punya mesin penggiling daging sendiri, jadi rasa tetap konsisten,” ujar Supriyanto, putra Sakino yang kini memimpin usaha keluarga tersebut sejak 2007.
Baca juga:
Ferrari F40, Ketika Goresan Menyuarakan Kekaguman dan Takdir
Supri, sapaan akrabnya, mewarisi bukan hanya resep, tetapi juga etos kerja ayahnya. Kedai utama di Jalan Merbau buka setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 21.00 WIB, kecuali Jumat yang buka mulai pukul 13.00.
Tak pernah benar-benar sepi, pengunjung datang untuk lebih dari sekadar makan. Mereka mencari rasa yang tak tergantikan, dan atmosfer masa lalu yang tak bisa dicari di tempat lain.
“Kami ingin pelanggan menikmati bakso dengan tenang. Semua proses dilakukan secara higienis dan penuh tanggung jawab,” kata Supri, menegaskan komitmennya terhadap kualitas dan keamanan makanan.
Salah satu pelanggan setia, Gur Paradinda, telah menjadi saksi perjalanan Bakso Barali sejak masa gerobak.
“Sejak saya kecil, bakso ini sudah jadi favorit. Sampai sekarang, dulu lewat depan rumah di Rajawali. Saya belum pernah nemu yang bisa ngalahin rasa kuah khasnya. Bikin nagih,” ujarnya, dikutip Minggu, 3 Agustus 2025.
Dinda selalu memesan menu andalannya: bakso tenis dan es teler.
“Kalau ke sini pasti saya pesan bakso tenis dan es teler yang paling nikmat,” ujarnya dengan senyum puas.
Baca juga:
Bantuan Mesin, Tradisi Nyadran Didorong Jadi Daya Tarik Wisata
Aris, pelanggan lain yang tak pernah absen menikmati hidangan ini, mengungkapkan, “Rasanya nggak pernah berubah. Ini satu-satunya tempat makan yang bikin saya tetap datang dari dulu sampai sekarang.”
Lebih dari sekadar kuliner, Bakso Barali adalah bagian dari kisah hidup warga Palembang. Ia menghadirkan cita rasa yang membangkitkan kenangan dan menghadirkan rasa aman dari perubahan zaman.
Di tengah hiruk-pikuk yang makin kompleks, Bakso Barali tetap menjadi rumah bagi selera yang jujur dan tak tergoyahkan.
Baca juga:
Berkat Petani Muda, Kopi RI Diincar Pasar Premium Jepang
“Lebih dari empat dekade, Bakso Barali bukan sekadar tempat makan di Palembang. Ia adalah saksi bisu perjalanan hidup, warisan rasa, dan rumah kenangan bagi generasi yang tumbuh bersamanya.”
#KulinerPalembang #BaksoLegendaris #CeritaRasa #KulinerNostalgia #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia