Novita Hardini: Industri Tekstil Terancam, Butuh Aksi Cepat
GalaPos ID, Bandung.
Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, menyerukan langkah cepat dan konkret untuk menyelamatkan industri tekstil nasional.
Seruan ini disampaikan saat kunjungan kerja spesifik Komisi VII ke Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung, Jawa Barat, Senin, 21 Juli 2025.
“Impor tekstil membanjiri pasar nasional, limbah industri tak tertangani, dan ribuan tenaga kerja terancam. Novita Hardini bersuara lantang: industri tekstil Indonesia harus segera dibenahi sebelum terlambat.”
Baca juga:
- Forum Advokat Tolak Aspirasi Organisasi yang Dorong Segera Disahkannya RKUHAP
- Pesan Ello‑Gofar: Trading Perlu Ilmu, Bukan Serakah
- DNA di RSCM, Lisa-RK Siap Terima Konsekuensi
Gala Poin:
1. Novita Hardini menegaskan pentingnya penanganan cepat terhadap krisis industri tekstil nasional yang terancam gulung tikar.
2. Ia menyoroti rendahnya proporsi industri hijau dan lemahnya investasi dalam pengelolaan limbah tekstil.
3. Legislator Komisi VII itu mendesak regulasi dan insentif kuat untuk memperkuat ekosistem industri hijau nasional.
Dalam kesempatan itu, Novita menyoroti derasnya arus impor, tingginya biaya produksi, mahalnya bahan baku, hingga minimnya perhatian terhadap pengelolaan limbah tekstil.
Ia mengungkapkan, berdasarkan data BPS 2024, Indonesia masih mengimpor tekstil dari Tiongkok sebesar 2,19 juta ton atau senilai 8,94 miliar USD.
“Kalau kita diam dan bergerak lambat, berapa banyak lagi industri dalam negeri yang akan gulung tikar? Di balik itu semua ada ribuan tenaga kerja yang terdampak. Kita tidak boleh membiarkan bangsa ini dijajah kembali, kali ini lewat sektor tekstil,” tegas Novita.
Baca juga:Politisi PDI Perjuangan itu juga menyoroti rendahnya proporsi industri hijau yang baru mencapai 35 persen.
Lisa Mariana Dicecar 40 Pertanyaan soal RK dan Hamil
Menurutnya, minimnya investasi dalam pengolahan limbah, mulai dari skala rumah tangga hingga industri besar, harus menjadi perhatian serius semua level pemerintahan.
“Masalah limbah industri harus ditangani dari hulu ke hilir. Bukan hanya soal ekonomi, tapi juga kelangsungan lingkungan hidup kita. Industri yang besar harus diimbangi dengan tanggung jawab ekologis,” ujar Novita.
Novita mendesak Kementerian Perindustrian untuk bertindak lebih sigap, mulai dari mengatasi keterbatasan bahan baku hingga menyusun regulasi yang mendukung pelaku industri lokal.
Ia menilai ekosistem industri hijau bukan sekadar tren, melainkan penentu masa depan ekonomi nasional.
“Kita butuh regulasi kuat dan insentif nyata bagi daerah-daerah yang aktif membangun industri ramah lingkungan. Sertifikasi hijau harus diperluas, dan teknologi pengolahan limbah harus mendapat dukungan maksimal dari negara,” lanjutnya.
Baca juga:
Tersebar Link Video Syur Lisa Mariana, Akui Karena Mabuk
Baca juga:
Jejak Daftar Merek Beras Oplosan dan Wilayah Sebaran
"Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, menyerukan langkah konkret selamatkan industri tekstil nasional dari ancaman gulung tikar akibat serbuan impor dan minimnya perhatian lingkungan. Ia mendesak pemerintah memperkuat ekosistem industri hijau demi keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.”
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #IndustriHijau #TekstilNasional #NovitaHardini