Baja Murah Tiongkok & Vietnam, Bikin Pabrik Lokal Tercekik
GalaPos ID, Jakarta.
Anggota Komisi VI DPR RI, Ahmad Labib, menyuarakan keprihatinan mendalam atas ancaman serius terhadap industri baja nasional akibat derasnya impor baja murah, terutama dari Tiongkok dan Vietnam.
Ahmad Labib meminta Kementerian Perdagangan segera mengambil langkah konkret untuk melindungi sektor strategis ini.
![]() |
Foto: Kemendag |
“Industri Baja Tercekik Impor Murah, DPR RI: Ini Darurat! Ahmad Labib mengungkap fakta mencemaskan tentang nasib industri baja nasional. Jika tak segera dikendalikan, Indonesia bisa kehilangan salah satu sektor fondasi pembangunan.”
Baca juga:
- Refund PPN Lemot, DPR Indonesia Kalah Saing di ASEAN
- Prabowo Sindir Keserakahan, Pengamat: Tiga Pesan Penting
- UNICEF: Tiap Anak Indonesia Wajib Capai Potensi Penuh
Gala Poin:
1. Industri baja nasional terancam akibat masuknya baja murah dari luar negeri, khususnya dari Tiongkok dan Vietnam.
2. Ahmad Labib menyoroti praktik kartelisasi dalam tata niaga baja dan lemahnya peran strategis BUMN Krakatau Steel.
3. DPR mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan protektif dan insentif bagi industri baja demi ketahanan ekonomi nasional.
“Saya menerima banyak keluhan langsung dari para pelaku industri fabrikator baja, yang kini tertekan berat akibat harga baja impor yang sangat rendah, bahkan jauh di bawah biaya produksi dalam negeri. Ini jelas merugikan, karena dapat menghancurkan industri baja nasional kita,” kata Labib dalam keterangan resmi yang diterima GalaPos ID, pada Selasa, 29 Juli 2025.
Labib menegaskan, industri baja bukan sekadar sektor ekonomi, tetapi juga bagian penting dari pembangunan infrastruktur dan ketahanan ekonomi nasional.
Menurutnya, jika tidak segera dikendalikan, sektor ini bisa menyusul industri tekstil yang sebelumnya kolaps akibat produk impor.
Baca juga:
UNICEF Puji Program Gizi Indonesia di Forum Global
Ia menjelaskan bahwa banyak pihak swasta memanfaatkan nama BUMN untuk mendapatkan kuota impor, padahal penguasaan sebenarnya tetap berada di tangan pihak ketiga.
Kondisi ini memperparah tekanan pada produsen baja lokal yang sudah kesulitan bersaing dari sisi harga dan distribusi.
Labib menegaskan pentingnya perlindungan konkret terhadap industri baja nasional, mulai dari pengetatan pengawasan impor hingga pemberian insentif bagi pelaku industri lokal.
“Meskipun para pelaku industri baja di dalam negeri berusaha melakukan efisiensi, hal itu tidak akan cukup jika arus impor baja tetap mengalir deras tanpa pengendalian yang adil dan tegas,” katanya. “Pemerintah harus memastikan ada kebijakan yang jelas dan berpihak pada industri baja nasional. Kami butuh kepastian, bukan hanya janji,” tegasnya.
Baca juga:
HUT ke-117 INI, Gaya Sehat dan Kompak Notaris Semarang
Ia juga menyoroti dampak luas dari keruntuhan industri baja. Menurutnya, sektor ini melibatkan ribuan pelaku usaha kecil, pekerja, dan berbagai bagian dari ekosistem industri lainnya.
“Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari. Industri baja kita harus kuat, dan itu hanya bisa tercapai jika kita menjaga dan menguatkannya dengan kebijakan yang mendukung serta pengendalian impor yang tegas. Kalau pabrik baja berhenti, dampaknya akan terasa sangat besar bagi seluruh rantai ekonomi,” pungkasnya.
Baca juga:
Ratusan Kios Hancur, Blok E dan D Awal Petaka di Taman Puring
“Anggota Komisi VI DPR RI, Ahmad Labib, mendesak pemerintah segera bertindak atas banjir impor baja murah yang mengancam industri nasional. Ia menilai kondisi industri baja sudah memasuki status darurat dan menyoroti peran BUMN Krakatau Steel yang dinilainya lemah menghadapi kartelisasi.”
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #LindungiIndustriBaja #EkonomiNasional #StopImporBajaMurah