Prabowo Sindir Keserakahan, Pengamat: Tiga Pesan Penting

GalaPos ID, Jakarta.
Presiden Prabowo Subianto dua kali menyebut istilah “serakahnomics” di forum publik. Pengamat politik menilai istilah tersebut bukan sekadar retorika, melainkan sinyal kuat.
Apa makna di balik kata “serakahnomics” yang dua kali diucapkan Kepala Negara? 

Dua Kali Sebut “Serakahnomics”, Prabowo Kirim Sinyal Politik
Foto: BPMI

“Apa makna di balik kata “serakahnomics” yang dua kali diucapkan Presiden Prabowo Subianto? Ternyata, ini bukan guyonan belaka. Pengamat menilai, ada pesan politik serius yang tengah dibangun dari balik istilah unik itu.”

Baca juga:

Gala Poin:
1. Istilah “serakahnomics” yang dua kali diucapkan Presiden Prabowo mengandung pesan politik serius.
2. Pesan tersebut meliputi semangat melawan korupsi, keberpihakan pada rakyat kecil, dan dorongan pemerataan ekonomi.
3. Pengamat menilai pesan itu harus dijalankan secara sinergis oleh seluruh kabinet agar kebijakan berjalan efektif.


Presiden RI Prabowo Subianto tercatat dua kali mengucapkan istilah “serakahnomics” dalam forum berbeda.

Pertama, saat penutupan Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 2025 di Surakarta.

Kedua, dalam perayaan Hari Lahir ke-27 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan.

Baca juga:
Insiden BBM Tercampur Air, Ini Klarifikasi SPBU Patra Pertiwi
Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif’an, menilai pengulangan istilah itu bukanlah kebetulan atau sekadar candaan. Menurutnya, istilah “serakahnomics” membawa pesan politik penting.

“Kalau sampai disampaikan dua kali di momentum acara yang berbeda, pastinya ada pesan politik yang maha penting,” kata Ali Rif’an, Senin, 28 Juli 2025, kepada media.

Ali menjelaskan, ada tiga pesan utama yang bisa ditangkap dari ucapan Presiden tersebut.

Pengamat: “Serakahnomics” Prabowo, Isyarat Perang Lawan Korupsi

Pertama, semangat perang melawan korupsi. Ali menyoroti bahwa korupsi masih menjadi persoalan serius di Indonesia.

Data BPS 2024 menunjukkan Indeks Perilaku Antikorupsi (IPAK) Indonesia hanya sebesar 3,85 dalam skala 0 sampai 5.

“Tentu yang pertama, Pak Prabowo memberikan pesan penting perang melawan korupsi. Prabowo yakin negara akan sulit maju jika korupsi masih ada di mana-mana. Apalagi indeks korupsi kita juga masih tinggi,” terang Ali Rif’an, yang juga dosen FISIP UIN Jakarta.

Baca juga:
Innova Tabrak Truk Hino di Tol Trans Sumatera, Ini Kronologinya

Kedua, Presiden menyuarakan upaya mengatasi ketimpangan ekonomi dan menunjukkan keberpihakan pada rakyat kecil.

Kasus beras oplosan yang merugikan negara hingga Rp100 triliun menjadi salah satu latar kemunculan istilah tersebut.

“Bukan sekadar retorika politik. Namun ada pesan tentang upaya mengatasi ketimpangan dan keberpihakan pada rakyat kecil. Ini cara Presiden untuk menyindir para pelaku bisnis dan kekuasaan yang tamak, mengeruk untung banyak sembari menindas rakyat kecil, bahkan disebut sebagai vampir ekonomi yang menghisap darah rakyat,” lanjut Ali.

Baca juga:
DJ Panda Minta Maaf, Erika Carlina Malah Siapkan Langkah Hukum

Ketiga, semangat untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi melalui pemerataan. Menurut Ali, data menunjukkan 10 persen orang terkaya di Indonesia menguasai sekitar 60 persen kekayaan nasional.

Sementara studi Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan ketimpangan pendapatan justru bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi.

“Yang ketiga adalah semangat menggenjot pertumbuhan ekonomi, ini menarik karena ada data yang menyebutkan jika pendapatan hanya meningkat di kelompok orang kaya, maka pertumbuhan ekonomi justru mengalami pelambatan. Jadi Presiden Prabowo punya visi untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi dengan melakukan pemerataan pendapatan,” jelasnya.

Baca juga:
Kolong Flyover Tanjung Selor, Ratusan Warga Direlokasi ke Rusun

Ali Rif’an menekankan agar pesan-pesan Presiden Prabowo ini dipahami dengan baik oleh seluruh kabinet dan pemangku kebijakan, agar langkah penanganan korupsi, ketimpangan, dan pertumbuhan ekonomi bisa terjalin secara terintegrasi.

“Ya catatan saya, ini harus menjadi pemahaman dan atensi penting bagi para pembantu presiden, supaya orkestrasinya seirama,” ujarnya.

 

Baca juga:
Galian C Ilegal di Batu Bara, Polisi Sita Alat Berat dan Tangkap Pelaku

“Presiden Prabowo Subianto dua kali menyebut istilah “serakahnomics” di forum publik. Pengamat politik menilai istilah tersebut bukan sekadar retorika, melainkan sinyal kuat arah kebijakan pemerintahan baru: perangi korupsi, atasi ketimpangan, dan dorong pertumbuhan ekonomi berkeadilan.”

#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #Serakahnomics #EkonomiBerkeadilan #PrabowoPresiden2025