Investasi Berbasis Syariah, Kenali Lima Indeks Saham Syariah di Indonesia

GalaPos ID, Jakarta.
Pasar modal Indonesia kini menawarkan lebih banyak pilihan bagi investor yang ingin berinvestasi sesuai prinsip syariah. Saat ini, terdapat lima indeks saham syariah yang memudahkan investor untuk memilih saham dengan kriteria yang sesuai dengan prinsip syariah. Dengan semakin banyaknya pilihan di pasar modal syariah Indonesia, investor kini lebih mudah menemukan saham yang sesuai dengan prinsip syariah.

Indeks saham syariah menjadi acuan penting bagi investor yang ingin berinvestasi dengan prinsip syariah. Di Indonesia, terdapat lima indeks yang dapat mempermudah pencarian saham terbaik. Ketahui lebih lanjut tentang setiap indeks yang dapat membantu Anda meraih keuntungan.

"Dengan semakin banyaknya pilihan di pasar modal syariah Indonesia, investor kini lebih mudah menemukan saham yang sesuai dengan prinsip syariah. Temukan lima indeks saham syariah yang dapat memandu Anda dalam berinvestasi dengan aman dan sesuai."


Dilansir dari website Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks-indeks ini diseleksi berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Daftar Efek Syariah (DES). Berikut informasi selengkapnya.

Saham Syariah dan Indeksnya
Indeks saham syariah adalah ukuran statistik yang menggambarkan pergerakan harga sekumpulan saham yang telah diseleksi berdasarkan kriteria tertentu. Salah satu tujuan utama indeks saham syariah adalah untuk memberikan kemudahan bagi investor yang ingin berinvestasi dengan prinsip syariah di pasar modal.

Dengan adanya indeks saham syariah, investor tidak hanya dapat mencari saham yang sesuai dengan prinsip syariah, tetapi juga memperoleh informasi yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan investasi.

Baca juga:

Berikut adalah lima indeks saham syariah yang tersedia di Indonesia:
 
1. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
ISSI merupakan indeks komposit saham syariah yang diluncurkan pada 12 Mei 2011. Indeks ini mencakup seluruh saham syariah yang terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES) dan tercatat di BEI.

Konstituen ISSI diseleksi dua kali setahun, yaitu pada bulan Mei dan November, mengikuti jadwal review DES dari OJK. ISSI dihitung menggunakan metode rata-rata tertimbang berdasarkan kapitalisasi pasar dengan Desember 2007 sebagai tahun dasar.


2. Jakarta Islamic Index (JII)
Diperkenalkan pada 3 Juli 2000, JII adalah indeks saham syariah pertama di Indonesia. JII terdiri dari 30 saham syariah yang paling likuid di BEI.

Seleksi saham untuk JII juga dilakukan dua kali setahun, dengan kriteria seleksi meliputi kapitalisasi pasar dan nilai transaksi harian.


3. Jakarta Islamic Index 70 (JII70)
Diluncurkan pada 17 Mei 2018, JII70 mencakup 70 saham syariah yang paling likuid di BEI. Sama halnya dengan JII, saham-saham JII70 diseleksi berdasarkan kriteria likuiditas, termasuk kapitalisasi pasar dan nilai transaksi harian yang tinggi.
 
4. IDX-MES BUMN 17
Indeks ini mengukur kinerja harga dari 17 saham syariah yang berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan afiliasinya. IDX-MES BUMN 17 merupakan hasil kerja sama antara BEI dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).Saham-saham yang masuk dalam indeks ini harus memiliki likuiditas tinggi dan fundamental yang baik.


5. IDX Sharia Growth (IDXSHAGROW)
Diluncurkan pada 31 Oktober 2022, IDX Sharia Growth terdiri dari 30 saham syariah dengan tren pertumbuhan laba bersih dan pendapatan yang baik. Indeks ini juga memilih saham berdasarkan rasio price-to-earnings (PER) dan price-to-sales ratio (PSR) yang menunjukkan pertumbuhan yang positif.


Keunggulan Indeks Saham Syariah
Berkembangnya indeks saham syariah memberikan banyak pilihan bagi investor yang ingin berinvestasi dengan prinsip syariah. Indeks-indeks ini juga membantu investor untuk mengidentifikasi saham-saham yang tidak hanya sesuai dengan prinsip syariah tetapi juga memiliki kinerja yang baik di pasar modal.

Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berupaya mengembangkan pasar modal syariah sesuai dengan kebutuhan industri. Saat ini, dengan adanya lima indeks saham syariah yang berbeda, investor dapat memilih berdasarkan preferensi mereka, baik itu berdasarkan likuiditas, kapitalisasi pasar, pertumbuhan, atau sektor tertentu.