Banjir-Longsor Sumatra, BNPB: 961 Korban Jiwa

GalaPos ID, Aceh.
Kerusakan lingkungan yang kian tak terbendung terus menelan korban dalam jumlah besar. BNPB mencatat jumlah warga yang meninggal akibat banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat telah mencapai 961 orang, sementara 293 lainnya masih hilang.
Peristiwa ini kembali membuka borok lama: degradasi alam yang dipicu aktivitas manusia memperparah kerentanan wilayah-wilayah tersebut.

Longsor dan Banjir Dipicu Ulah Manusia, Korban Tembus 961 Orang
Banjir–Longsor Aceh 2025: Dari 16 kabupaten terdampak, TNI menggelar operasi besar dengan prajurit, PRCPB, dan dapur lapangan untuk memastikan warga mendapat pertolongan dan bantuan secepat mungkin. Foto: istimewa

“Tragedi Alam yang Diciptakan Manusia: Korban Tewas di Sumatra Tembus 961 Jiwa”

Baca juga:

Gala Poin:
1. BNPB mencatat 961 warga meninggal dan 293 hilang akibat banjir dan longsor di tiga provinsi.
2. Aktivitas manusia seperti perusakan hutan, alih fungsi lahan, dan tata ruang buruk memperparah dampak kerusakan alam.
3. BNPB terus melakukan pencarian meski medan rusak berat dan publik menyoroti lemahnya pengawasan lingkungan.


Dalam keterangan pers, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan temuan terbaru tim di lapangan.

"Hari ini per pukul 16:00 WIB, kami menemukan 40 jenazah dengan rincian, untuk Aceh sendiri yang meninggal dunia menjadi 389 orang, kemudian Sumatra Utara menjadi 338 orang meninggal, dan Sumatra Barat menjadi 234 yang meninggal," kata Abdul Muhari, Senin, 8 Desember 2025.

Kerusakan hutan, alih fungsi lahan, hingga pembangunan tanpa kajian risiko diduga kuat mempercepat arus air dan memicu longsor. Akumulasi persoalan tata ruang inilah yang membuat curah hujan ekstrem berubah menjadi tragedi besar yang tak mampu ditahan oleh bentang alam.

Abdul menjelaskan adanya pembaruan data korban hilang yang kini berkurang.

"Berdasarkan data dari Pusdalops BNPB dari rekapitulasi 3 provinsi, jumlah korban hilang berkurang menjadi 293 orang," ujarnya.

Baca juga:
Wajah Baru Atria Hotel Malang: Modern, Elegan, dan Berbudaya

BNPB memastikan proses pencarian terus dilakukan meski medan rusak parah akibat praktik manusia yang tak ramah lingkungan, seperti pembabatan lereng dan penumpukan permukiman di wilayah rentan.

"Kami akan terus melakukan upaya semaksimal mungkin, seoptimal mungkin, seefektif mungkin, agar jumlah korban yang saat ini masih hilang bisa kami minimalkan, bisa kami reduksi, sedikit mungkin," tambah Abdul.

Di tengah kondisi ini, publik kembali mempertanyakan komitmen pemerintah dan daerah dalam menjaga kawasan lindung, menegakkan aturan tata ruang, serta mengawasi eksploitasi lingkungan yang selama ini dibiarkan. Hilangnya buffer alam mempercepat kerusakan, dan rakyatlah yang akhirnya membayar harga tertinggi.

 

Baca juga:
Polemik LSPro, Ilham Permana: Ini Soal Keselamatan Publik, Bukan Kompetisi

"BNPB melaporkan 961 orang meninggal dan 293 masih hilang akibat banjir serta longsor yang dipicu rusaknya lingkungan di tiga provinsi di Sumatra. Aktivitas manusia yang melemahkan daya tahan alam disebut memperparah dampak kerusakan ini."

#KrisisLingkungan #KerusakanAlam #LongsorSumatra #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia

Lebih baru Lebih lama

Nasional

نموذج الاتصال