Rekayasa Cuaca Tidak Menutup Kegagalan Mitigasi Bencana

GalaPos ID, Sumut.
Di tengah meningkatnya ancaman hidrometeorologi yang merenggut ratusan nyawa, BNPB mengumumkan pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) secara serentak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Langkah ini menjadi intervensi cepat untuk mengalihkan awan hujan dari kawasan rawan bencana.
Rekayasa cuaca menyingkap atas lemahnya mitigasi di pemerintahan daerah maupun pusat, terhadap minimnya antisipasi saat kondisi normal, kemarau, dan pola respons darurat yang terus berulang.

Rekayasa Cuaca Tidak Menutup Kegagalan Mitigasi
Giat operasi TMC oleh BNPB dan sejumlah kementerian/lembaga digelar di Lanud Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Sabtu (6/1/2024). Foto: BNPB

"Di tengah banjir, longsor, dan ribuan pengungsi, pemerintah menjalankan Operasi Modifikasi Cuaca. Namun publik bertanya: mengapa langkah krusial ini baru muncul setelah bencana membesar?"

Baca juga:

Gala Poin:
1. OMC digelar serentak di Aceh, Sumut, dan Sumbar sebagai respons darurat terhadap hujan ekstrem.
2. Publik menilai mitigasi jangka panjang pemerintah daerah masih lemah dan tidak terlihat signifikan.
3. Teknologi canggih tidak akan efektif tanpa tata kelola risiko yang kuat dan konsisten.


“Kami melaksanakan OMC di masing-masing provinsi,” tegas Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, Jumat, 28 November 2025.

Namun, pelaksanaan OMC — yang melibatkan pesawat khusus, bahan semai, dan koordinasi lintas lembaga — juga memperlihatkan kenyataan pahit: upaya mitigasi struktural tidak berjalan sebelum bencana terjadi.

Ketika musim kemarau seharusnya menjadi kesempatan menyusun strategi, edukasi, dan pemeliharaan kawasan rawan, masyarakat justru melihat lebih banyak program seremonial ketimbang persiapan nyata.

OMC: Solusi Cepat untuk Masalah yang Telah Lama Dibiar
Di Aceh, OMC baru dimulai pada Jumat, 28 November 2025. Di Sumut, operasi telah dilakukan sejak sehari sebelumnya, menggunakan pesawat PK-SNP dan PK-DPI dengan total 3.200 kilogram bahan semai. Sumbar dijadwalkan memulai OMC pada Sabtu, 29 November 2025.

Baca juga:
GBK Bergemuruh, Persija Kokoh di Papan Atas Super League 2025/26


BNPB menilai operasi ini sangat krusial karena hujan ekstrem telah memicu banjir besar di Aceh, longsor masif di Sumut, dan kerusakan berat infrastruktur di Sumbar.

Namun bagi publik, OMC justru menjadi cermin: mengapa rekayasa cuaca baru dilakukan setelah korban jatuh dan ribuan orang mengungsi? Di banyak daerah, masyarakat mengaku tidak melihat program mitigasi jangka panjang, termasuk penguatan vegetasi, peringatan dini berbasis komunitas, atau peta rawan bencana yang diperbarui.

Pemerintah pusat mengerahkan pesawat, tenda, Starlink, alat berat, hingga logistik masif. Namun upaya ini bersifat reaktif.

Sementara itu, masyarakat di desa-desa terdampak, mereka masih harus berjibaku dengan lingkungan yang terus berubah — dari degradasi hutan hingga kerusakan daerah aliran sungai.

Modifikasi Cuaca, Bukti Mitigasi Daerah Tertinggal
Kondisi banjir yang melanda wilayab Kabupaten Aceh Tenggara, pada Kamis (27/11/2025). Foto: BPBD Aceh Tenggara

 

Kesadaran menjaga lingkungan mulai tumbuh, tetapi tanpa arah kebijakan yang jelas, warga kehilangan pegangan. Realita ini diperparah oleh lemahnya peran pemerintah daerah, terutama pada masa tenang ketika mitigasi bisa dilakukan lebih efektif.

Saatnya Berhenti Mengandalkan Darurat
Bencana hidrometeorologi yang berulang menegaskan bahwa Indonesia tidak bisa terus bergantung pada respons instan. Operasi Modifikasi Cuaca penting, tetapi hanya bagian kecil dari kebutuhan besar: mitigasi terencana, edukasi berkelanjutan, dan tata kelola risiko yang tidak berhenti pada seremonial.

Masyarakat membutuhkan sistem yang bekerja sebelum bencana, bukan hanya setelah korban berjatuhan.

 

Baca juga:
Jalan Vital Tarutung–Sibolga Ditargetkan Pulih dalam Dua Hari

"Pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Aceh, Sumut, dan Sumbar, disandingkan dengan kritik atas lemahnya mitigasi daerah, minimnya antisipasi saat kemarau, dan pola respons darurat yang terus berulang."

#OperasiModifikasiCuaca #KrisisHidrometeorologi #MitigasiBencana #IndonesiaSiaga #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia

Lebih baru Lebih lama

Nasional

نموذج الاتصال