GalaPos ID, Tapanuli Tengah.
Rentetan bencana di Sumatera Utara kembali menegaskan pernyataan klasik: manusia baru bergerak ketika bencana sudah terjadi. Pada Senin, 24 November 2025, dan Selasa, 25 November 2025, empat kabupaten—Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan—dihantam banjir, banjir bandang, dan tanah longsor secara bertubi-tubi.
BNPB mengerahkan tim, bantuan udara, hingga operasi modifikasi cuaca untuk merespons darurat.
![]() |
| Petugas mengevakuasi warga melintasi aliran banjir. Foto: dok. Polda Sumut |
"Cuaca ekstrem yang terus mengganas memperlihatkan satu kenyataan pahit: manusia selalu terlambat menghadapi bencana. Akankah Sumatera Utara menjadi peringatan keras bagi seluruh Indonesia?"
Baca juga:
- Inovasi Pembayaran BRI QRIS BRImo Kini Power-Up Sogo
- Minuman Manis dan Ancaman Kesehatan Publik
- Kontroversi Larangan Thrifting, Data dan Solusi Dipertanyakan
Gala Poin:
1. Rentetan banjir dan longsor di Sumut menunjukkan lemahnya kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem.
2. BNPB mengerahkan tim darurat, bantuan dasar, evakuasi udara, dan operasi modifikasi cuaca.
3. Pemerintah pusat memantau langsung, namun mitigasi jangka panjang masih jadi pertanyaan besar publik.
BNPB menilai kondisi ini sebagai indikator ketidaksiapan menghadapi hukum alam yang semakin ekstrem. Cuaca yang tak menentu, curah hujan tinggi, dan minimnya mitigasi menjadi kombinasi yang mematikan.
Menanggapi situasi tersebut, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengerahkan tim darurat ke wilayah terdampak.
“Kita prihatin karena di berbagai tempat terjadi bencana baru saja kemarin di Sumatera Utara, ada lima kabupaten dan kota yang mengalami banjir, longsor, dan banjir bandang,” ujarnya Rabu, 26 November 2025.
Menurutnya, tim dipimpin Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi telah diberangkatkan melalui Bandara Silangit, Tapanuli Utara.
Baca juga:
Evakuasi Terkendala, Ratusan KK Terjebak Banjir Padang Pariaman
Selain koordinasi cepat, tim membawa bantuan kebutuhan dasar bagi warga.
“Tentu membawa barang kebutuhan dasar masyarakat terdampak sekaligus memberikan solusi yang akan dilakukan langkah pertama juga sudah berkoordinasi dengan unsur BPBD, TNI-Polri, dan pemerintah daerah bersama unsur-unsur lainnya,” ungkap Suharyanto.
Salah satu fokus awal adalah membuka akses jalan yang terputus akibat longsor, terutama rute Sibolga–Tapanuli Tengah–Tapanuli Selatan dan jalur ke Tarutung.
“Tentunya pertama adalah membuka akses, karena banyak titik-titik di jalan antara Sibolga ke Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan terputus termasuk ke Tarutung ini yang akan dibuka dalam waktu satu hingga dua hari ini,” jelasnya.
BNPB juga menyiapkan dua pesawat untuk mempercepat evakuasi dan penanganan.
“Saya akan menggeser satu pesawat helikopter airbus yang cukup besar untuk membantu evakuasi menjaga transportasi dan mengirimkan satu pesawat fixed-wings jenis caravan untuk melaksanakan operasi modifikasi cuaca,” kata Suharyanto.
![]() |
| Foto: Tanah longsor yang menutup sejumlah akses jalan warga di Kabupatem Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, Selasa (25/11). Dok: BNPB |
Ia menegaskan pemerintah pusat memantau langsung perkembangan.
“Saya sendiri tadi diperintah langsung oleh Bapak Presiden Prabowo Subianto melalui Sekretaris Kabinet... Bapak Presiden selalu memonitor terkait dengan keselamatan masyarakat,” tutupnya.
Bencana beruntun ini kembali memunculkan pertanyaan: sampai kapan mitigasi hanya bergerak setelah korban jatuh?
Baca juga:
Fakta Tak Terduga, Fenomena Mimpi yang Jarang Dibahas
"Rentetan banjir, longsor, hingga banjir bandang di Sumatera Utara menyingkap lemahnya kesiapsiagaan manusia menghadapi cuaca ekstrem. BNPB mengerahkan tim, bantuan udara, hingga operasi modifikasi cuaca untuk merespons darurat."
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #Bencana #Sumut #MitigasiBencana
.jpeg)
.jpeg)