GalaPos ID, Batu Bara.
Di balik berdirinya megah Kantor Bupati Batu Bara di kawasan Kelurahan Limapuluh Kota, tersimpan kisah perjuangan panjang dan keputusan politis yang penuh dinamika. Gedung pemerintahan yang kini ditempati pasangan Bupati Baharuddin Siagian dan Wakil Bupati Syafrizal, ternyata adalah “kado istimewa” dari mantan Bupati Zahir, yang juga seorang politisi PDI Perjuangan, di penghujung masa jabatannya periode 2019–2023.
“Kado Zahir untuk Batu Bara: Kantor Bupati Baru, Simbol Perjuangan dan Isu Pemindahan yang Menggelitik”
Baca juga:
- PPATK: Mayoritas Pemain Judi Online Berpenghasilan Rendah
- Polisi Bongkar Sindikat Perampok Minimarket di Jawa Timur
- 10 Tipe Orang yang Tidak Cocok untuk Berbisnis
Gala Poin:
1. Kantor Bupati Batu Bara dibangun di masa kepemimpinan Zahir (2019–2023) dan menjadi “kado istimewa” bagi warga.
2. Pembangunan kawasan pemerintahan itu melibatkan proses pelepasan HGU Perkebunan Limapuluh seluas 50 hektare yang penuh tantangan.
3. Munculnya wacana pemindahan kantor bupati ke Jalinsum menimbulkan kritik karena berpotensi menyalahi tata ruang dan mengabaikan perjuangan sebelumnya.
“Perjuangan pelepasan HGU ini tidaklah mudah, selain melibatkan lintas sektoral, termasuk DPRD Batu Bara, juga kita mengajukan proposal yang benar-benar akurat peruntukannya,” kata Zahir, Kamis, 6 November 2025.
Zahir menuturkan, pelepasan Hak Guna Usaha (HGU) Perkebunan Limapuluh seluas kurang lebih 50 hektare menjadi tonggak awal pembangunan kawasan pemerintahan terpadu di Kabupaten Batu Bara. Ia menyebut, di kawasan itu nantinya juga akan berdiri sejumlah kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan instansi vertikal lain, seperti Kejaksaan Negeri dan lembaga pemerintahan lainnya.
“Kawasan itu akan kita bangun seperti perkantoran satu wilayah. Jika kelak dirasa kurang, dapat kita ajukan kembali permintaan perluasan pelepasan HGU perkebunan,” ujarnya.
Menurut Zahir, penempatan Kantor Bupati dan OPD telah disesuaikan dengan rencana tata ruang wilayah yang diselaraskan dengan tata ruang provinsi.
Baca juga:
Tips Cerdas Menabung Bagi Pelajar Gen Z, Anti Boncos dan Tetap Gaya
Ia bersyukur proyek besar tersebut dapat terealisasi sesuai rencana, meski kala itu situasi ekonomi terguncang akibat pandemi COVID-19.
“Tantangan saat itu memang berat, apalagi kondisi keuangan dan masa pandemi COVID-19,” kenang Zahir sambil tersenyum. “Namun atas kolaborasi lintas sektoral dan dukungan tokoh masyarakat serta doa para alim ulama, keinginan itu dapat terwujud.”
Meski demikian, di tengah kebanggaan atas pembangunan kantor bupati tersebut, muncul wacana baru yang memicu tanda tanya publik: rencana pemindahan Kantor Bupati Batu Bara ke wilayah lain di jalur lintas sumatera (Jalinsum).
Menanggapi isu tersebut, Zahir memilih bersikap tenang. “Saya mendengar isu yang berkembang. Tapi yang perlu dipahami, untuk mewujudkan yang ada saat ini saja sangat berat. Ini kado istimewa bagi warga Batu Bara,” ujarnya sembari melempar senyum.
Sumber internal menyebut, wacana pemindahan kantor itu dikaitkan dengan rencana pelepasan HGU baru seluas 300 hektare di kawasan Jalinsum. Namun langkah tersebut berpotensi menimbulkan ketidaksesuaian dengan tata ruang wilayah Kabupaten Batu Bara dan Provinsi Sumatera Utara.
Polemik ini menimbulkan pertanyaan publik: apakah rencana pemindahan benar-benar diperlukan, atau justru mengaburkan semangat efisiensi dan konsistensi tata ruang yang telah diperjuangkan?
Zahir memilih menutup dengan kalimat sederhana, tapi sarat makna. “Kantor itu bukan hanya bangunan, tapi simbol kerja keras masyarakat Batu Bara.”
Penulis: Taufiq BB
Baca juga:
Awas Penipuan Ganti Barcode QRIS, Ini Cara Menghindari Modusnya
"Mantan Bupati Batu Bara, H. Zahir, menyebut Kantor Bupati Batu Bara sebagai kado istimewa bagi warga. Proyek yang dibangun di atas tanah eks-HGU Limapuluh ini kini menuai polemik setelah muncul wacana pemindahan kantor ke wilayah lain."
#BatuBara #Zahir #KantorBupati #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia

.jpeg)