GalaPos ID, Kotabaru.
Tragedi kebakaran yang melanda Blok G Pasar Kemakmuran menjadi bukti nyata lemahnya mitigasi kebakaran di pusat-pusat ekonomi rakyat.
Kebakaran yang terjadi Senin malam, 29 September 2025, itu menghanguskan sedikitnya 145 kios, dan berdampak pada total 182 unit usaha.
"Bukan kali pertama pasar tradisional terbakar. Tapi mengapa peringatan terus diabaikan? Kebakaran kali ini menunjukkan lagi bahwa pencegahan selalu kalah cepat dari api."
Baca juga:
- Disekap, Tiga Warga Bangladesh Diamankan Imigrasi Tanjungbalai
- Tips Bangun Pagi dan Olahraga Tanpa Drama
- Terdakwa Kasus Pembunuhan Jasa Sinaga Dihukum 3 Tahun
Gala Poin:
1. Minimnya sistem pencegahan kebakaran di pasar tradisional kembali menyebabkan kerugian besar.
2. Tidak ada laporan tentang keberadaan sistem perlindungan seperti hidran atau alarm di lokasi.
3. Tragedi ini memperlihatkan bahwa perlindungan pasar rakyat belum jadi prioritas serius.
Api menjalar dengan cepat karena mayoritas bangunan pasar menggunakan bahan konstruksi kayu tua, serta banyaknya barang dagangan berbahan mudah terbakar seperti plastik dan minyak.
Petugas pemadam dari Satpol PP dan Damkar Kotabaru mengerahkan segala daya untuk memadamkan api.
Pendinginan dilakukan tiga kali hingga pagi hari, namun peristiwa ini menimbulkan pertanyaan krusial: mengapa pasar sebesar ini tidak memiliki sistem pencegahan kebakaran yang memadai?
Baca juga:
Waspada Kebiasaan yang Bahayakan Ginjal
Kepala Bidang Damkar, Sucipto, mengungkapkan, “Tim pemadam sudah tiga kali melakukan pendinginan, dan pengawasan terus dilakukan hingga situasi aman.”
Sayangnya, dalam penanganan pasca-kebakaran, tidak ada penjelasan mengenai sistem pemadam internal, seperti hidran pasar, alarm asap, atau jalur evakuasi.
Hal ini mempertegas kecurigaan bahwa perlindungan terhadap pedagang pasar rakyat bukanlah prioritas. Kepala Diskoperindag Kotabaru, Risa Ahyani, menyebutkan jumlah kios terdampak mencapai 182 unit.
“Jumlah kios yang terbakar sebanyak 145 unit, sementara yang terdampak ada 37 unit,” jelasnya.
Sementara itu, penyelidikan kepolisian masih berlangsung, dengan dugaan awal titik api berasal dari kios sembako. Garis polisi telah dipasang, namun belum ada hasil resmi penyebab kebakaran.
Tragedi ini bukan hanya soal kerugian material. Ini tentang kegagalan sistemik yang sudah berulang kali terjadi. Pasar tradisional, tulang punggung ekonomi rakyat, terus berada dalam risiko karena abainya kebijakan.
Baca juga:
Novita Hardini: Industri Tercekik Akibat Kebijakan Gas Tak Jelas
"Kebakaran Pasar Kemakmuran membuka luka lama: rentannya infrastruktur pasar tradisional dan minimnya upaya pencegahan kebakaran. Di mana letak tanggung jawab pemerintah daerah?"
#PasarKemakmuran #TragediPasar #PerlindunganPedagang #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia