GalaPos ID, Jakarta.
Tahun 2025 menjadi tahun paling kelam bagi dunia pendakian gunung di Indonesia. Data hingga akhir September mencatat sebanyak 22 pendaki meninggal dunia, dengan penyebab utama mulai dari hipotermia, jatuh ke jurang, tersesat, hingga tersambar petir.
"Ketika alam memanggil, tak semua jawaban membawa pulang cerita indah. Di tahun 2025, pendakian gunung berubah menjadi perjalanan tragis bagi puluhan orang. Cuaca ekstrem, kurangnya persiapan, dan kelalaian membawa nyawa-nyawa muda menuju jurang kematian."
Baca juga:
- Gelombang Baru Bitcoin, Antara Rekor US$125.000 dan Regulasi OJK
- Apakah Bisnis Bitcoin Menguntungkan dan Bisa Buat Kaya?
- Indonesia Wajib menang 2-0 Atas Timnas Irak
Gala Poin:
1. Sebanyak 22 pendaki tewas di gunung sepanjang tahun 2025, disebabkan oleh hipotermia, jatuh ke jurang, tersesat, hingga tersambar petir.
2. Faktor utama penyebab kematian adalah cuaca ekstrem dan minimnya kesiapan fisik, mental, dan logistik para pendaki, terutama pemula yang mengabaikan SOP pendakian.
3. Kisah pendakian yang sukses seperti pendampingan terhadap pendaki lansia di Rinjani membuktikan bahwa persiapan matang dan mengikuti protokol keselamatan bisa menyelamatkan nyawa.
Meski kegiatan mendaki gunung menjadi semakin populer, namun tidak semua pendaki memahami risiko yang mengintai di ketinggian.
Minimnya persiapan logistik, ketidaktahuan akan kondisi cuaca, serta mengabaikan protokol keselamatan menjadi faktor penyumbang terbesar dalam insiden-insiden tragis ini.
"Saat mendaki, kita tidak pernah tahu apa yang akan kita hadapi di atas sana," tulis penulis yang pernah mendampingi pasangan lansia dalam ekspedisi ke Gunung Rinjani tahun 2023 lalu.
Meski sudah berusia di atas 55 tahun, pasangan itu berhasil menyelesaikan pendakian karena kesiapan fisik, mental, dan logistik.
Baca juga:
Lucius Karus: Jabatan DPR Tak Kenal Pensiun, Ini Salah!
Namun tidak semua pendaki seberuntung itu. Salah satu tragedi memilukan terjadi di Gunung Bawang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Seorang pendaki bernama Alponso Buncung tewas tersambar petir saat bersama enam rekannya mendirikan tenda di puncak gunung, Sabtu, 2 Agustus 2025.
Cuaca yang awalnya hanya hujan deras, berubah menjadi badai petir yang merenggut nyawanya. Satu orang lainnya, Jaelani, harus dievakuasi dalam kondisi lemas dan tidak bisa berjalan.
Tiga rekannya bahkan sempat tersesat saat turun dari gunung dan baru ditemukan oleh tim SAR setelah pencarian intensif.
Sementara itu, dari berbagai gunung lain di Indonesia, daftar korban terus bertambah. Dari Gunung Dempo di Sumatera Selatan, Gunung Agung di Bali, hingga Gunung Sagara di Garut—semuanya menyimpan kisah kehilangan.
![]() |
Foto IG: mapenta |
Beberapa nama korban yang tercatat:
- Deko Apriansa, tewas di Puncak Gunung Dempo, Januari 2025.
- Kyung Dam Oh, pendaki asal Korea Selatan, meninggal di Gunung Agung, Bali.
- Mohamad Rohadi, Ketua Mapala Uhamka, ditemukan tak bernyawa di Gunung Joglo, Cisarua.
- Juliana Marins, pendaki asal Malaysia, tewas setelah jatuh ke jurang 600 meter di Gunung Rinjani.
Yang menyayat hati, beberapa korban masih remaja, seperti Marcel, 16 tahun, yang jatuh dari jurang 100 meter di Gunung Slamet, serta Fahrul, siswa SMK asal Jember, yang tewas karena terjatuh di Gunung Saeng, Bondowoso.
Baca juga:
Alergi, Seks, hingga Sinar Matahari: Sebab Bersin
Kondisi ini semakin mempertegas pentingnya edukasi dan pendampingan dalam aktivitas pendakian. SOP pendakian seperti membawa logistik cukup, pakaian tahan cuaca, serta tidak memaksakan mendaki saat cuaca ekstrem, sering diabaikan oleh pendaki, terutama pemula.
Selain itu, edukasi tentang bahaya hipotermia, teknik survival, dan pemahaman terhadap gejala alam juga harus menjadi bagian dari persiapan. Gunung tidak hanya menyuguhkan keindahan alam, tetapi juga tantangan ekstrem yang bisa menjadi maut jika disepelekan.
22 Pendaki Meninggal Dunia Sepanjang 2025 (Ringkasan Nama & Lokasi):
1. Deko Apriansa (22), warga Desa Sukaraja, Kabupaten Seluma, Bengkulu, meninggal dunia saat mendaki Gunung Dempo di Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan. Deko wafat pada Jumat, 3 Januari 2025 pukul 01.45 WIB di puncak gunung.
2. Kyung Dam Oh (31), pendaki asal Korea Selatan, meninggal dunia di Gunung Agung, Bali, pada 3 Maret 2025.
Baca juga:
Teknologi di Ujung Jari, Realitas Trading Forex Mobile 2025
3. Mohamad Rohadi (21), Ketua Ikatan Mahasiswa Pecinta Alam (Imapala) Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (UHAMKA) Jakarta, ditemukan meninggal dunia di Gunung Joglo, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu, 1 Februari 2025.
4. Marcel (16), pendaki remaja, meninggal dunia saat proses evakuasi setelah terjatuh ke jurang sedalam 100 meter di Gunung Slamet, jalur Bambangan, Purbalingga, Jawa Tengah, pada 23 Februari 2025. Ia mengalami luka parah di wajah dan kepala.
5. Lilie Wijayanti Poegiono (59), pendaki asal Bandung, Jawa Barat, meninggal dunia akibat hipotermia di kawasan Cartenz, Papua, pada Sabtu, 1 Maret 2025, karena cuaca ekstrem.
6. Elsa Laksono (59) juga meninggal karena hipotermia akibat cuaca ekstrem, hujan salju, hujan deras, dan angin kencang yang membuat suhu turun drastis.
7. Sugeng Parwoto (50), pendaki asal Temanggung, ditemukan tewas di jurang Gunung Merbabu pada 19 April 2025, setelah sebelumnya dilaporkan hilang saat mendaki.
![]() |
Kegiatan Fun Climbing Bersama Dewan Pengurus XXVI Dan Calon Siswa Pendidikan Dan Latihan Dasar XLII. Foto IG: mapenta |
8. Fahrul Hidayatullah, siswa SMKN 5 Jember, Jawa Timur, meninggal dunia pada 25 April 2025 akibat terjatuh ke jurang di Gunung Saeng, Bondowoso, Jawa Timur.
9. Rennie Bin Andul Gani (54), pendaki asal Malaysia, meninggal dunia karena terjatuh ke jurang Banyu Urip, Torean, Lombok Utara, pada Sabtu, 3 Mei 2025.
10. Ricky Gumilar, pendaki asal Bandung, meninggal dunia di Gunung Lawu pada 10 Mei 2025.
11. Pendaki tanpa identitas ditemukan meninggal dunia di Gunung Pesagi, Kecamatan Belalau, Kabupaten Lampung Barat, pada Kamis, 15 Mei 2025.
12. Firdaus Ahmad Fauzi dinyatakan hilang sejak 26 April 2025 dan ditemukan meninggal dunia pada 17 Mei 2025 di Lembah Air Terjun Yahe.
Baca juga:
Bipohear, Teknologi Suara yang Mampu Kenali Gejala Bipolar
13. Juliana Marins, pendaki asal Malaysia, jatuh ke jurang dekat Cemoro Tunggal, arah Letter E Gunung Rinjani pada 21 Juni 2025. Awalnya terlihat masih bergerak melalui pantauan drone, namun hilang saat proses evakuasi. Jenazahnya ditemukan pada kedalaman 600 meter dan berhasil dievakuasi oleh Tim SAR Gabungan pada 25 Juni 2025.
14. Jovita Diva Prabudawardani, warga Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, meninggal dunia akibat jatuh ke jurang sedalam 180 meter di Gunung Muria. Jenazah dievakuasi pada 25 Juni 2025.
15. Ayon, ditemukan tewas di jurang sedalam 100 meter di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Proses evakuasi berlangsung selama tiga hari, dan jenazah berhasil diangkat pada 25 Juni 2025 bersamaan dengan Juliana dan Jovita.
16. Yuswandi (46), warga Kampung Kebon Pala, Desa/Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia di Pos 5 Gunung Slamet, Jawa Tengah. Diduga meninggal karena sakit.
17. Iyep Rusmin (lahir 1961), pendaki asal Bandung, Jawa Barat, meninggal dunia di Gunung Sagara, Garut, pada 2 Agustus 2025. Saat itu, Iyep mengalami sesak napas dan mulut berbusa.
Baca juga:
Aplikasi Trading Forex Terpercaya di Android 2025
18. Alponso, tewas tersambar petir saat mendaki Gunung Bawang di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Ia mendaki bersama 7 rekannya dan mendirikan tenda di puncak. Salah satu rekannya, Jaelani, mengalami efek sambaran petir dan harus dievakuasi. Tiga rekan lainnya sempat tersesat saat turun, namun berhasil ditemukan oleh Tim SAR gabungan.
19. Paul (24), pendaki asal Magetan, Jawa Timur, meninggal dunia karena hipotermia di Pos 3 Jalur Candi Cetho, Gunung Lawu, sehari sebelum perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-80.
20. Irvan, pendaki asal Bone, meninggal dunia karena hipotermia di Gunung Bawakaraeng pada malam 17 Agustus 2025, sesaat setelah perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-80.
21. Aji Santoso (42), pendaki asal Malang, Jawa Timur, ditemukan tewas di jurang curam Gunung Arjuno pada 20 September 2025. Sebelumnya dilaporkan hilang sejak akhir Agustus. Saat ditemukan, jenazahnya sudah dalam kondisi membusuk.
22. Yohanes Piay, meninggal dunia di Gunung Klabat pada Jumat, 15 Agustus 2025, setelah terpeleset dan jatuh ke jurang sedalam 20–30 meter di Pos 2. Ia ditemukan keesokan harinya dalam kondisi meninggal karena tertimpa batang pohon.
Penulis: Wahyu Baskara
Baca juga:
Beda Fundamental Bitcoin 2025 vs 2021, Institusi Jadi Penggerak
"Tahun 2025 mencatat catatan kelam bagi dunia pendakian Indonesia. Sebanyak 22 pendaki meregang nyawa akibat kecelakaan di gunung, mulai dari hipotermia, tersesat, hingga tersambar petir. Minimnya kesiapan dan pengabaian terhadap faktor alam menjadi penyebab utama."
#Pendaki #TragediGunung2025 #SafetyFirst #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia