GalaPos ID, Jakarta.
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) resmi memperoleh fasilitas pinjaman jangka panjang senilai Rp4,65 triliun dari PT Bank DBS Indonesia dan United Overseas Bank (UOB) Limited). Tenor pinjaman ini mencapai empat tahun.
Apakah ini suntikan pertumbuhan, atau sekadar penundaan krisis?
![]() |
Foto: Ilustrasi GoTo. (Dok. gotocompany.com) |
"Ketika perusahaan teknologi besar seperti GoTo mengumumkan pinjaman jumbo dari bank asing, publik pantas bertanya: apakah ini langkah ekspansi, atau sinyal darurat finansial yang dibungkus manis?"
Baca juga:
- Penelantaran Anak, Refleksi Sistem Perlindungan Anak
- Persiapan Timnas Futsal Belum Matang, Ini Kata Pelatih
- Drama 5 Gol, Latvia Taklukan Belanda di Jakarta
Gala Poin:
1. GoTo memperoleh pinjaman jangka panjang Rp4,65 triliun dari DBS Indonesia dan UOB.
2. Dana akan digunakan untuk melunasi utang lama dan kebutuhan korporasi.
3. Langkah ini dinilai tidak berdampak negatif, namun muncul pertanyaan soal urgensi dan kesehatan finansial perusahaan.
Dana segar tersebut akan digunakan untuk melunasi sisa utang sebelumnya sebesar Rp467 miliar yang jatuh tempo pada Juni 2025.
Sisanya akan dialokasikan untuk keperluan korporasi umum, investasi, dan modal kerja perseroan.
"Fasilitas baru ini memperkuat posisi keuangan GoTo dan memberikan fleksibilitas tambahan untuk mendukung pertumbuhan serta efisiensi ekosistem GoTo secara berkelanjutan," ujar Chief Financial Officer GoTo, Simon Ho, dalam keterbukaan informasi, Kamis, 18 September 2025.
Baca juga:
Kekerasan Anak di Kebayoran Lama, DPR: Penegakan Hukum Harus Tegas
Namun hingga tanggal pengumuman, fasilitas ini belum dicairkan, dan GoTo menyatakan langkah tersebut tidak berdampak negatif terhadap operasional maupun kelangsungan bisnisnya.
Pihak bank menyatakan kepercayaan mereka terhadap prospek GoTo. DBS dan UOB menyebut fasilitas pinjaman itu mencerminkan keyakinan terhadap ketahanan bisnis perusahaan teknologi terbesar di Indonesia.
![]() |
Foto: Ilustrasi GoTo. (Dok. gotocompany.com) |
Di tengah optimisme ini, publik patut bertanya: jika kondisi keuangan kian membaik, mengapa perlu pinjaman jumbo?
Apakah langkah ini mencerminkan likuiditas yang mulai ketat, atau sekadar bagian dari strategi penguatan arus kas?
Baca juga:
Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B, Kapan Benar-benar Rampung?
"Di tengah tekanan harga saham dan kerugian berkelanjutan, GoTo mengantongi pinjaman jumbo dari bank asing. Apakah ini suntikan pertumbuhan, atau sekadar penundaan krisis?"
#GoTo #PinjamanJumbo #BisnisTeknologi #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia