Video Syur Morowali! Antara Gairah Klik Link Viral

GalaPos ID, Sulteng.
Sebuah video berdurasi 2 menit 32 detik mendadak viral di berbagai platform media sosial.
Narasinya menggambarkan seorang perempuan, yang diklaim sebagai juru bicara perusahaan tambang, tengah berbuat mesum dengan pria yang disebut sebagai Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China.
Lokasinya? Disebut-sebut terjadi di Morowali, Sulawesi Tengah.

Polisi Selidiki Video Syur Morowali, Publik Diimbau Waspada
Foto: Tangkapan layar momen penggerebekan warga terhadap seorang pria yang diduga tenaga kerja asing (TKA) asal China saat bersama seorang wanita di sebuah kamar di Kab. Morowali. Peristiwa ini memicu perhatian publik dan viral di media sosial. (Istimewa)

“Di era banjir informasi, siapa yang menyebar lebih cepat, bukan lagi yang benar. Video syur yang mengatasnamakan 'jubir tambang dan pria China' di Morowali jadi viral—tapi siapa peduli apakah itu fakta, hoaks, atau jebakan digital?”

Baca juga:

Gala Poin:
1. Video yang viral di Morowali diduga kuat merupakan konten lama, namun kembali muncul dengan narasi yang direkayasa.
2. Mengakses, menyebarkan, atau mengunduh video asusila dapat menjerat pelaku dalam sanksi hukum berdasarkan UU ITE.
3. Tautan video yang dibagikan di media sosial berpotensi menjadi alat serangan siber seperti phishing dan penyebaran malware.

 

Tak perlu waktu lama, video ini menyebar seperti api dalam sekam, lengkap dengan potongan label seperti “jubir vs China”, dibagikan di grup WhatsApp hingga komunitas Facebook.

Warganet memburunya, bahkan membandingkannya dengan kasus serupa yang lebih dulu heboh, seperti video Andini Permata.

Namun, benarkah ini peristiwa nyata? Atau hanya rekayasa digital yang menipu publik dan menjebak lewat tautan palsu?

Pihak kepolisian menanggapi video ini dengan hati-hati.

Baca juga:
Tujuh Hari Mencari, Budiono Hilang di Laut Tanpa Jejak


Mereka mengaku masih melakukan penyelidikan, seraya mengingatkan publik agar tidak langsung mempercayai isi video tersebut.

“Kami masih menyelidiki itu. Informasi awalnya kayaknya video lama,” ujar Kanit Reskrim Polsek Bahodopi, Aipda Syamsu Nardi dalam keterangannya, Selasa, 19 Agustus 2025.

Lebih lanjut, Syamsu menyatakan bahwa lokasi penggerebekan dalam video belum bisa dipastikan berada di Bahodopi. Bahkan sampai saat ini belum ada laporan resmi dari masyarakat.

“Kemungkinan bukan di wilayah Bahodopi. Sampai sekarang belum ada laporan masuk,” tambah Aipda Syamsu.

Awas Link Palsu! Video Morowali Bisa Jerat Hukum
Foto ilustrasi

Sementara itu, Kapolres Morowali, AKBP Zulkarnain, juga menyatakan bahwa pihaknya telah menginstruksikan penyelidikan lebih lanjut.

“Untuk saat saya arahkan untuk diselidiki,” tegas Zulkarnain, dalam keterangan yang diterima redaksi, Rabu, 20 Agustus 2025.

Perlu diketahui, di balik viralnya video, muncul masalah yang lebih berbahaya: peredaran tautan mencurigakan yang menawarkan akses ke video asusila tersebut.

Polisi memperingatkan agar masyarakat tidak tergiur mengklik link-link tersebut karena bisa:

Baca juga:
Tak Perlu Megah, Waruruma Tunjukkan Kemerdekaan Lewat Tradisi


- Membuka jalan bagi serangan phishing
- Menyebarkan malware
- Merugikan data pribadi pengguna

Lebih dari itu, mengunduh atau membagikan konten syur bisa menjerumuskan publik pada jeratan hukum.

Penyebar bisa dikenakan sanksi berdasarkan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Pasal 27 ayat (1), dengan ancaman penjara maksimal 6 tahun dan denda hingga Rp1 miliar

Menariknya, video ini bukan kali pertama muncul di jagat maya.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa konten dengan narasi serupa pernah viral pada 2022.

Saat itu, potongan video serupa beredar dengan tajuk “jubir vs TKA dalam kontainer”, namun ternyata hanya memperlihatkan dua pekerja yang sedang beristirahat—tanpa adegan asusila.

Baca juga:
Mbah Jirah, Simbol Rakyat yang Hidupi Perjuangan


Hal ini menguatkan dugaan bahwa video yang kini viral hanyalah konten lama yang “dibungkus ulang” dengan narasi baru untuk menarik klik dan menciptakan sensasi.

Kritis di Tengah Viral: Publik Perlu Melek Etika Digital
Masifnya penyebaran konten semacam ini menunjukkan rendahnya literasi digital dan lemahnya etika bermedia sosial. Konten syur yang belum diverifikasi dengan mudah dikonsumsi dan disebarkan, tanpa memikirkan konsekuensi terhadap nama baik seseorang maupun dampaknya terhadap masyarakat luas.

Polisi mengimbau masyarakat untuk menahan diri dan tidak mudah tergiur dengan sensasi semata.

Baca juga:
Tantiem Rp40 M? Rivqy Abdul Halim: Kalau Rugi, Jangan Dapat Bonus!

Catatan Redaksi
Bukan pertama kali publik dijadikan target empuk oleh narasi cabul berkedok informasi. Dalam dunia yang dikendalikan algoritma, perhatian adalah komoditas utama. Satu video viral bisa menjatuhkan nama, memecah komunitas, dan bahkan merusak reputasi suatu daerah. Namun, sampai kapan kita membiarkan logika digantikan rasa penasaran?
Waktunya berpikir sebelum klik.
Waktunya menyaring sebelum sebar.

 

Baca juga:
Tiap IHSG Cetak Rekor, Siapa Dalang di Balik Transaksi Raksasa?

“Video asusila yang melibatkan pria diduga TKA asal China dan wanita yang disebut jubir tambang kembali ramai di media sosial. Polisi bergerak, publik diminta tak jadi konsumen konten syur yang belum tentu valid.”

#BijakBersosmed #StopSeksualitasViral #LawanFitnahDigital #LiterasiDigitalItuPenting #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال