GalaPos ID, NTB.
Di jantung pelayanan kesehatan masyarakat, justru penyakit lingkungan dibiarkan tumbuh subur. Ironis memang, ketika RSUD Praya—yang seharusnya menjadi simbol kebersihan dan keselamatan—malah dikepung oleh tumpukan sampah yang menggunung di sisi barat dan timurnya.
Sudah berbulan-bulan keluhan warga menguar bersama bau menyengat yang mengitari rumah sakit, namun solusi nyata tampaknya masih sebatas wacana. Apakah pemerintah daerah benar-benar tidak tahu, atau sengaja menutup mata?
“Bau menyengat dan pemandangan tak sedap menyambut warga di sekitar rumah sakit—tempat yang seharusnya bersih dan steril. Ini bukan kejadian sekali dua kali.”
Baca juga:
- Saat Warga Kendal dan Startup Jakarta Berebut Sampah
- Mulai dari Rumah: Kurangi Sampah, Dukung Bumi Sehat
- Tukar Sampah Jadi Emas, Inovasi BSI Kendal
Gala Poin:
1. Sampah menumpuk di sekitar RSUD Praya menimbulkan keluhan dari warga karena mencemari lingkungan dan menimbulkan bau.
2. DLH menyalahkan rendahnya kesadaran warga sebagai penyebab utama, namun sistem pengelolaan sampah masih dipertanyakan efektivitasnya.
3. Lokasi strategis seperti rumah sakit seharusnya menjadi zona steril, bukan tempat pembiaran persoalan lingkungan.
Dalam konteks fasilitas publik yang vital, pembiaran semacam ini tidak hanya mencederai estetika kota, tetapi juga mencerminkan rapuhnya sistem pengelolaan lingkungan yang semestinya dijaga dengan disiplin tinggi.
Tumpukan sampah di sisi barat dan timur RSUD Praya, Kabupaten Lombok Tengah, menjadi sorotan warga karena mengganggu kebersihan dan kenyamanan di sekitar fasilitas kesehatan. Kondisi ini sudah berlangsung cukup lama, namun belum terlihat upaya konkret penanganan.
“Kami berharap lingkungan sekitar rumah sakit tetap bersih demi kenyamanan pasien dan pengunjung,” ujar Maya Oktavia, warga setempat yang merasa terganggu, Jumat, 8 Agustus 2025.
Baca juga:
Zero Waste, Startup Jangjo Ubah Sampah Jadi Produk Bernilai
Tumpukan sampah tidak hanya mencoreng wajah fasilitas publik, tapi juga menciptakan kesan pembiaran terhadap manajemen kebersihan kota. Situasi ini ironis, mengingat lokasi berada di dekat institusi kesehatan yang seharusnya mengedepankan sanitasi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lombok Tengah, Lalu Sarkin Junaidi, menyatakan pihaknya telah mengimbau masyarakat untuk mematuhi prinsip pembuangan sampah dengan benar.
“Kami telah menetapkan jadwal pembuangan sampah setiap hari mulai pukul 6 hingga 8 Wita. Berdasarkan pemantauan dinas, penumpukan sampah di jalur menuju RSUD Praya terjadi di tiga titik utama, yang sebagian besar disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat membuang sampah sesuai aturan,” jelas Lalu Sarkin Junaidi, dikutip Jumat, 8 Agustus 2025.
Namun pertanyaan penting muncul: mengapa persoalan yang terletak di depan mata ini terus dibiarkan?
Jika kesadaran masyarakat menjadi dalih utama, di mana keberadaan sistem pengawasan dan fasilitas pembuangan yang layak?
Dalam kondisi darurat lingkungan seperti ini, akuntabilitas tidak bisa berhenti di tingkat individu.
Baca juga:
Tumpukan Sampah di Kerinci, Ini Kata Dinas Lingkungan Hidup
“Warga Praya mengeluhkan tumpukan sampah di sekitar RSUD Praya yang menimbulkan bau dan mencemari lingkungan. DLH menyebut rendahnya kesadaran masyarakat sebagai penyebab utama.”
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #PrayaBersih #SampahDarurat #KrisisLingkungan
0 Komentar