Zero Waste, Startup Jangjo Ubah Sampah Jadi Produk Bernilai

GalaPos ID, Jakarta.
Penanganan sampah di perkotaan masih menjadi persoalan serius yang belum menemukan solusi tuntas.
Startup Jangjo mencoba membuka jalan baru dengan solusi pengelolaan sampah terintegrasi yang bisa dimanfaatkan masyarakat luas.

Startup Jangjo Hadirkan Solusi Terintegrasi Atasi Sampah Perkotaan dengan Teknologi Lokal
Co-Founder dan CEO Jangjo, Joe Hansen sat ditemui di kawasan Jakarta Selatan

“Masalah sampah di kota besar seperti Jakarta terus menumpuk. Bagaimana teknologi lokal dari startup Jangjo bisa jadi jawaban masa depan pengelolaan sampah?”

Baca juga:

Gala Poin:
1. Jangjo kembangkan teknologi JOWI Integrated System untuk pengelolaan sampah desentralisasi yang hemat lahan dan efektif.
2. Sampah diolah menjadi bahan bakar RDF/SRF, pakan maggot BSF, dan produk bernilai jual lain seperti plank kayu sintetis.
3. Teknologi dikembangkan sepenuhnya oleh tenaga lokal dan mampu menyediakan layanan komprehensif dari edukasi hingga pelaporan lingkungan.


Didirikan sejak 2019, Jangjo fokus mengubah sampah rumah tangga menjadi barang bernilai ekonomi melalui teknologi yang berbeda dari pengolahan konvensional.

Sistem zero waste yang diterapkan diharapkan mampu mengurangi tumpukan sampah di Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) yang selama ini menjadi beban.

Co-Founder dan CEO Jangjo, Joe Hansen, menjelaskan teknologi unggulan mereka, JOWI Integrated System, mampu mendorong sirkular ekonomi dengan pengolahan sampah secara desentralisasi.

Baca juga:
Sumur Kering! Musim Kemarau Bikin Warga Kesulitan Air Bersih


Metode ini memerlukan area pengelolaan jauh lebih kecil dibanding sistem konvensional, yakni hanya 3.000 m2 dibanding 10.000 m2.

“JOWI hanya membutuhkan area pengelolaan sampah seluas 3.000 m2, sedangkan sistem konvensional membutuhkan 10.000 m2,” ungkap Joe saat ditemui Jumat, 19 Juli 2024.

Pengolahan desentralisasi juga menghindari kebutuhan membawa seluruh sampah ke satu titik, seperti yang terjadi di TPS Bantar Gebang yang terus mengalami peningkatan volume sampah.

Proses pengolahan dimulai dengan pemilahan limbah rumah tangga.

Jangjo: Teknologi Lokal Jawab Tantangan Sampah Jakarta

Barang berharga dipisahkan, sementara sisa sampah diolah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) atau Solid Recovered Fuel (SRF) dan pakan maggot Black Soldier Fly (BSF). Produk organik dari BSF berpotensi untuk ekspor maupun pakan ternak.
 
“Sisa-sisa plastik ini kita cacah jadi RDF, jadi bahan bakar semen. Kita jual ke pabrik semen,” jelas Joe.
 
Selain itu, residu plastik juga diolah menjadi produk bernilai lainnya, seperti plank kayu sintetis hasil inovasi mereka.
 
“Plastik-plastik lembaran ini kami tiup jadi SRF. Plastik ini bisa diolah jadi semacam plank kayu,” tambahnya.

Baca juga:
Tumpukan Sampah di Kerinci, Ini Kata Dinas Lingkungan Hidup

Joe menegaskan, teknologi Jangjo tidak meninggalkan residu dan mampu mengelola sampah hingga habis. Metode ini dianggap lebih aman dibanding teknologi pengolahan sampah lain karena hasil riset selama bertahun-tahun yang disesuaikan dengan kondisi sampah di Indonesia.

Menyadari masalah sampah di Indonesia yang tak kunjung selesai, Jangjo mengembangkan teknologi sendiri yang sepenuhnya dikembangkan oleh tenaga kerja lokal, hanya mengimpor sparepart.
 

Perusahaan ini kini mampu menyediakan layanan menyeluruh mulai dari edukasi, pengangkutan sampah terpilah, pengolahan zero waste to landfill, hingga pelaporan dampak lingkungan secara komprehensif.

 

Baca juga:
Inovasi Hijau, Paramount Petals Luncurkan Program KURASAKI

“Startup Jangjo hadir dengan teknologi pengelolaan sampah terintegrasi dan desentralisasi yang hemat lahan, aman, serta ramah lingkungan. Solusi inovatif ini membuka harapan baru untuk menangani persoalan sampah di perkotaan.”

#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #PengelolaanSampah #ZeroWaste #TeknologiLokal #Jangjo