Kinerja Solid, Pasar Cuek? Misteri Tekanan Saham BBCA

GalaPos ID, Jakarta.
Saham BBCA kembali menjadi sorotan. Meski secara fundamental mencetak kinerja prima, tekanan distribusi dari investor asing membuat harga sahamnya terkoreksi 1,68% pada Kamis, 14 Agustus 2025.
Di tengah sentimen positif sektor perbankan, aksi net sell besar-besaran dari UBS dan Maybank Sekuritas justru menimbulkan pertanyaan: apakah pasar sedang melakukan profit taking, atau ada kekhawatiran tersembunyi?

Kuat di Fundamental, Lemah di Pasar: Saham BCA Tertekan Distribusi Asing


“Kinerja keuangan solid belum tentu menjamin kepercayaan pasar. Mengapa saham BBCA justru melemah di tengah lonjakan laba dan kredit?”

Baca juga:

Gala Poin:
1. Saham BBCA turun 1,68% meski kinerja keuangan perusahaan tumbuh signifikan.
2. Aksi net sell oleh investor asing dan dua broker besar menjadi tekanan utama.
3. Analis menilai sektor perbankan tetap menjadi motor penggerak IHSG.

 

Kinerja solid PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tampaknya belum mampu membendung tekanan distribusi di pasar saham.

Pada perdagangan Kamis, 14 Agustus 2025, saham BBCA melemah 1,68% ke posisi Rp8.775, meski secara fundamental mencatat pertumbuhan laba 8% YoY dan kredit menembus Rp959 triliun.

Data perdagangan mencatat sebanyak 122,93 juta saham berpindah tangan dalam 27.926 transaksi, dengan nilai mencapai Rp1,08 triliun.

Baca juga:
Robot Siswa Madrasah Solusi Macetnya Parkir Kota

Namun yang menjadi sorotan adalah aksi jual investor asing dan dua broker utama — Maybank Sekuritas dan UBS Sekuritas Indonesia — masing-masing mencatatkan net sell Rp117,1 miliar dan Rp115,3 miliar.

Secara keseluruhan, asing juga membukukan net sell sebesar Rp46,5 miliar. Sinyal distribusi ini terjadi hanya dua hari setelah BBCA mencatatkan net foreign buy sebesar Rp576 miliar pada Selasa, 12 Agustus 2025.

Di hari yang sama, pasar modal Indonesia mencatat net foreign buy sebesar Rp2,20 triliun, dengan total penjualan asing mencapai Rp5,07 triliun dan pembelian Rp7,27 triliun.

Kuat di Fundamental, Lemah di Pasar: Saham BCA Tertekan Distribusi Asing

Meski begitu, secara kumulatif sepanjang tahun berjalan, BBCA masih berada dalam posisi net foreign sell sebesar Rp17,5 triliun.

“Karena satu-satunya pendongkrak indeks yang big caps masih finansial perbankan,” ujar Investment Analyst Capital Asset Management, Martin Aditya, pada Senin, 11 Agustus 2025.

Menariknya, emiten lain dalam Grup Djarum — seperti RANC, BELI, dan SSIA — mencatat kinerja yang jauh di bawah BBCA.

Baca juga:
Dorong Energi Bersih, DPR Minta Subsidi Dukung Transisi EBT

Bahkan tiga di antaranya membukukan kerugian, sementara hanya BBCA yang mencatat pertumbuhan laba signifikan.

Namun demikian, reaksi pasar terhadap BBCA menjadi pertanyaan tersendiri.

Apakah ini murni aksi ambil untung jangka pendek, atau ada kekhawatiran lebih dalam terkait kondisi makro maupun volatilitas global?

 

Baca juga:
Hub Ekspor RI–Australia, Kunci Perluasan Pasar Pasifik

“Meski kinerja keuangan BCA melesat, gelagat asing di pasar saham justru menunjukkan sinyal distribusi. Apa yang sebenarnya terjadi?”

#SahamBBCA #PasarModal2025 #InvestasiAsing #GrupDjarum #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال