Satu Suro, Malam Sunyi Penuh Makna dan Sejarah
GalaPos ID, Jakarta.
Malam satu Suro, yang bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriah, adalah momen sakral yang dirayakan masyarakat Jawa dengan tradisi dan ritual spiritual. Dalam kalender Jawa, malam ini menandai awal tahun baru.
“Tak ada pesta kembang api, tak ada sorak sorai. Hanya langkah sunyi, zikir lirih, dan pusaka yang disucikan. Inilah cara masyarakat Jawa menyambut malam satu Suro.”
Baca juga:
- Jamasan Keris: Tradisi, Sakralitas, dan Warisan Leluhur
- Remaja Terluka Kena Samurai, Tawuran di Batu Bara Makin Brutal
- Sketsa King Nizam dan Nostalgia Motoran Tahun 90-an
Gala Poin:
1. Satu Suro adalah malam pergantian tahun menurut kalender Jawa.
2. Tradisi seperti jamasan, kirab pusaka, dan tapa bisu dilakukan di berbagai daerah.
3. Masyarakat menggunakannya sebagai waktu refleksi dan spiritualitas.
Ritual seperti mubeng beteng di Yogyakarta, kirab pusaka di Solo, hingga jamasan keris menjadi kegiatan utama.
Tradisi tapa bisu dan ziarah ke makam leluhur juga dilakukan sebagai bentuk introspeksi dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Istilah “Suro” berasal dari kata Arab “Asyura”. Meski mengandung unsur keislaman, tradisi satu Suro juga kuat dipengaruhi budaya lokal yang menjunjung nilai spiritual dan ketenangan batin.
Baca juga:Tradisi ini juga membawa nilai sosial. Warga menggelar doa bersama dan sarasehan atau diskusi masyarakat sebagai ruang introspeksi kolektif dan perencanaan masa depan.
Perajin Sarung Keris Jombang Raup Untung Jelang Satu Suro
Di Magetan dikenal Ledug Suro yang melibatkan pembagian bolu rahayu, dan di Bantul berlangsung tradisi Samas sebagai bentuk penghormatan terhadap Maheso Suro.
Meski ada anjuran spiritual, sejumlah larangan masih dijaga oleh masyarakat, seperti tidak bepergian jauh, tidak menggelar hajatan, serta menghindari pindah rumah di malam Satu Suro yang dipercaya membawa energi kurang baik bila dilanggar.
Secara luas, peringatan ini menjadi cermin bagaimana kearifan lokal dan nilai religius saling menguatkan.
Meskipun penuh larangan, Malam Satu Suro juga menjadi ekspresi toleransi antarbudaya dan agama, terutama dalam masyarakat Jawa yang memadukan nilai Islam dan tradisi leluhur secara harmonis.
Baca juga:
Isu Tambang dan Sengketa Pulau Jadi Sorotan Paripurna DPR
“Malam satu Suro bukan sekadar malam pergantian tahun. Beragam tradisi dilakukan masyarakat Jawa untuk menyambutnya dengan khidmat dan penuh perenungan.”
#SatuSuro #BudayaJawa #TradisiNusantara #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia