GalaPos ID, Jatim.
Tradisi satu Suro atau Tahun Baru Jawa membawa berkah tersendiri bagi Fathur Rohman, perajin warangka atau sarung pusaka dari Desa Bawangan, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur (Jatim).
Pesanan warangka keris berbahan kayu khusus seperti gaharu meningkat tajam dibanding hari biasa.
“Menjelang malam satu Suro, suara ketukan kayu dan aroma minyak pusaka mengisi rumah Fathur Rohman di Jombang. Usahanya menggeliat setiap tahun saat tradisi keramat itu datang.”
Baca juga:
- Remaja Terluka Kena Samurai, Tawuran di Batu Bara Makin Brutal
- Sketsa King Nizam dan Nostalgia Motoran Tahun 90-an
- Jejak Baru Kesetaraan Polri, Tiga Polwan Jabat Kapolres
Gala Poin:
1. Tradisi satu Suro dorong kenaikan permintaan warangka keris.
2. Perajin lokal mampu produksi 4-5 warangka per hari.
3. Pesanan datang dari berbagai kota di Jawa Timur dan Tengah.
“Pemesan warangka dan jasa pencucian keris pusaka meningkat di setiap satu Suro. Untuk para kolektor benda-benda pusaka, mereka mengaku agar benda pusaka selalu bersih dan wangi dan tidak berkarat,” kata Fathur, Kamis, 26 Juni 2025.
Pesanan tak hanya datang dari Jombang, tetapi juga dari Surabaya, Sidoarjo, Malang, Madiun, dan Solo.
Baca juga:
Polri Mutasi Ratusan Perwira, Siapa Gantikan Siapa?
Harga warangka berkisar puluhan hingga ratusan ribu rupiah tergantung jenis kayu dan bentuk warangka seperti Ladrang atau Gayaman.
“Dalam sehari kita bisa menyelesaikan 4-5 warangka keris,” pungkas Fathur.
Ritual jamasan keris menjadi salah satu tradisi utama dalam menyambut satu Suro. Perawatan pusaka ini dilakukan secara khusus dan sakral, sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan budaya nenek moyang.
Baca juga:
Korea Gandeng Indonesia, Dorong Ekspor AI ke Asia Tenggara
“Tradisi satu Suro membawa berkah tersendiri bagi perajin sarung keris di Jombang. Fathur Rohman jadi salah satu yang merasakan lonjakan pesanan menjelang malam sakral ini.”
#WarisanBudaya #PusakaNusantara #SatuSuro #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia