Dividen Tinggi dan Aksi Korporasi Warnai Bursa Juni 2025

GalaPos ID, Jakarta.
Memasuki akhir Mei 2025, investor saham mulai bersiap menyambut musim dividen dari sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan data Stockbit, terdapat beberapa emiten dengan potensi imbal hasil dividen di atas 4 persen dan cum date yang masih akan datang. Ini menjadi momentum yang dinanti oleh para investor income-seeker.

BUMN Genjot Dividen, Emiten Tambang Siapkan Strategi Besar

"Dividen jumbo dari BUMN, produksi nikel yang melonjak, hingga sorotan terhadap tambang ilegal membuat pasar saham Indonesia bergolak. Simak daftar emiten dengan yield tinggi dan drama pasar terkini yang jangan sampai Anda lewatkan!"

Baca juga:

Gala Poin:
1. Sejumlah emiten menawarkan dividen dengan yield menarik di atas 4% dan DPR stabil, terutama dari BUMN.
2. Harum Energy targetkan lonjakan produksi nikel dan turunkan produksi batu bara, sementara GOTO batalkan private placement.
3. Berbagai isu strategis – dari perubahan manajemen DILD hingga dugaan kerugian PT Timah dan aksi jual saham pengendali – memengaruhi dinamika bursa.


Secara umum, emiten-emiten menetapkan dividend payout ratio (DPR) tahun buku 2024 yang relatif stabil dibanding tahun sebelumnya.

Namun, terdapat tren menarik di kalangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Bank-bank pelat merah seperti Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), dan Bank Tabungan Negara (BBTN) mencatat kenaikan DPR.

Baca juga:
Terbengkalai, Rodamas Tinggalkan Lahan Garam di NTT

BMRI misalnya, menaikkan rasio dari 60% menjadi 78%, sementara BBRI dari 80% menjadi 86%.

Kenaikan ini terjadi seiring restrukturisasi BUMN ke dalam BPI Danantara.

Satu nama yang layak dinanti adalah PT Bukit Asam (PTBA), yang akan menggelar RUPST pada 12 Juni 2025.

Emiten ini berpeluang membagikan dividen besar, mengikuti jejak BUMN lainnya.

Sementara itu, beberapa emiten mencuri perhatian lewat aksi korporasi dan rencana bisnis strategis:

Pasar Saham Panas! Dari Dividen, Tambang Ilegal, Hingga Manuver Emiten. Harum Naikkan Produksi Nikel, PTBA Siap Bagi Dividen

Direktur Utama Harum Energy, Ray Antonio Gunara, mengungkapkan target ambisius untuk memproduksi 71.000–75.000 ton nickel pig iron dan high-grade nickel matte sepanjang 2025.

Angka ini melonjak dari realisasi tahun lalu sebesar 56.998 ton. Di sisi lain, produksi batu bara diturunkan menjadi 5–5,5 juta ton dari 6,1 juta ton di 2024.

Harum mengalokasikan belanja modal sebesar 315 juta dolar AS, dengan 300 juta dolar AS untuk proyek nikel dan sisanya untuk batu bara.

Baca juga:
Terjatuh dari Sepeda Motor, Pencuri Padi Tertangkap Warga

Dari sektor teknologi, GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) akan membatalkan rencana private placement maksimal 10% dari modal disetor dalam RUPS pada 18 Juni 2025.

GOTO menjelaskan pembatalan tersebut karena pertimbangan manajemen dan kondisi pasar.

Dari sektor tambang, PT Timah Tbk (TINS) berada di sorotan setelah Badan Pemeriksa Keuangan memperkirakan potensi kerugian sebesar 34,5 triliun rupiah akibat tambang ilegal di wilayah IUP perusahaan sepanjang 2013 hingga pertengahan 2023.

Baca juga:
Kronologi Galon Bekas Le Minerale, Label Palsu dan Air Tercemar

Intiland Development (DILD) menyepakati perubahan susunan manajemen untuk periode 2025–2030. Archied Noto Pradono didapuk menjadi direktur utama, sementara Simon Joseph Wirawan masuk ke jajaran direksi.

Sofyan A. Djalil bertukar posisi dengan Sinarto Dharmawan menjadi komisaris utama dan wakil komisaris utama. Alexander S. Rusli ditunjuk sebagai komisaris independen.

Dua emiten lainnya, Hillcon (HILL) dan Wir Asia (WIRG), mencatat penjualan saham oleh pengendali mereka masing-masing.

Pasar Saham Panas! Dari Dividen, Tambang Ilegal, Hingga Manuver Emiten

PT Hillcon Equity Management menjual 38 juta saham HILL senilai 13,6 miliar rupiah, sementara PT WIR Global Kreatif melepas 75 juta saham WIRG senilai 6 miliar rupiah.

Bank Maspion (BMAS) sedang melakukan due diligence dengan beberapa calon investor strategis.

Sekretaris Perusahaan BMAS, Iwan Djayawasita, mengatakan telah ada satu investor asal Jepang yang berminat, serta beberapa calon lokal yang masih dalam proses.

Baca juga:
Buatan Lokal, Iran Luncurkan Tiga Drone Tempur Canggih

Di luar pasar domestik, keputusan Ray Dalio untuk tidak bergabung dengan BPI Danantara menjadi sorotan internasional. Meski demikian, CEO BPI Danantara Rosan Roeslani membantah kabar tersebut.
 
Pemerintah juga mengumumkan bahwa kuota KPR bersubsidi untuk tahun ini ditingkatkan dari 220.000 unit menjadi 350.000 unit, sementara IKK AS melonjak dan ASEAN memperingatkan dampak kebijakan tarif Donald Trump terhadap perdagangan regional.

 

Baca juga:
Bursa Bergairah, Lima Emiten Melesat Tajam

"Rangkaian emiten di BEI menawarkan dividen dengan imbal hasil menarik, sementara berbagai aksi korporasi dan pernyataan pejabat memanaskan dinamika pasar modal dan ekonomi Indonesia."

#InvestasiSaham2025 #DividenTinggi #AksiKorporasi #PasarModal #SahamBUMN #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia