Menelusuri PDAM Makassar, Jejak Arsitektur Kolonial yang Tetap Hidup

GalaPos ID, Makassar.
Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumda Air Minum) Kota Makassar, yang dahulu dikenal sebagai Gemeente Waterleidingbedrijf, merupakan salah satu infrastruktur bersejarah yang masih beroperasi hingga saat ini.
Dibangun pada tahun 1920 dan mulai berfungsi pada 1924, bangunan ini menjadi pusat pengolahan dan distribusi air bersih bagi masyarakat Makassar.


"PDAM Kota Makassar, yang dahulu dikenal sebagai Gemeente Waterleidingbedrijf, merupakan salah satu infrastruktur bersejarah yang masih berfungsi sejak didirikan pada era kolonial Belanda. Bangunan ini tidak hanya menjadi bagian penting dalam penyediaan air bersih, tetapi juga menyimpan nilai arsitektur khas dengan struktur pilar cendawan yang diduga dirancang oleh Herman Thomas Karsten." 
Baca juga:
Gala Poin:
1. PDAM Kota Makassar merupakan infrastruktur peninggalan Belanda yang masih berfungsi sejak 1924 dalam pengolahan dan distribusi air bersih.

2. Bangunan ini memiliki struktur arsitektur unik, termasuk pilar cendawan yang diduga dirancang oleh arsitek kolonial Herman Thomas Karsten.

3. Pemerintah daerah dan komunitas arsitektur terus mendorong pelestarian bangunan bersejarah agar tetap terjaga di tengah modernisasi.

Selain menara air yang menjadi ikon PDAM, terdapat satu struktur unik di dalam kompleks ini, yaitu bangunan filter penyaringan air dengan pilar berbentuk cendawan.

Struktur ini diduga merupakan karya arsitek Belanda, Herman Thomas Karsten, yang dikenal sebagai tokoh penting dalam perencanaan kota dan arsitektur kolonial di Indonesia.

Direktur Makassar Architectural Heritage Development Center, Sudjar Adityadjaja, menjelaskan bahwa keberadaan PDAM Makassar tidak terlepas dari kebijakan Politik Etis yang diterapkan pemerintah kolonial Belanda.

Kebijakan ini, yang awalnya dimaksudkan sebagai “balas budi” atas eksploitasi di Hindia Belanda, turut berkontribusi pada pembangunan sistem irigasi serta fasilitas penyediaan air bersih di berbagai wilayah, termasuk Makassar.


Sementara itu, Kepala Bidang Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Kota Makassar, Haryanti Ramli, bersama timnya telah melakukan pemantauan terhadap kondisi Bangunan Gedung Cagar Budaya (BGCB) di kompleks PDAM yang berlokasi di Jalan Ratulangi.

Salah satu fokus utama pemantauan adalah bangunan filter penyaringan air yang memiliki struktur pilar cendawan yang khas.

“Yang menarik, bentuk pondasi pilar pada bangunan ini memiliki kemiripan dengan struktur pilar di Pasar Johar Semarang, yaitu konstruksi cendawan yang menyerupai jamur,” ujar Haryanti Ramli, dikutip Kamis, 27 Februari 2025.


Dengan masih berfungsinya PDAM Kota Makassar hingga saat ini, bangunan ini menjadi bukti bahwa warisan arsitektur kolonial tidak hanya memiliki nilai sejarah, tetapi juga masih memberikan manfaat bagi kehidupan modern.

Keberadaannya diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian infrastruktur bersejarah yang tetap relevan di era modernisasi.



"Di tengah modernisasi kota, PDAM Makassar tetap mempertahankan warisan kolonialnya yang berfungsi sejak 1924. Bangunan ini tak hanya memasok air bersih tetapi juga menyimpan jejak arsitektur kolonial yang masih berdiri kokoh hingga kini."

#CagarBudaya #SejarahMakassar #ArsitekturKolonial #PDAMMakassar #WarisanSejarah
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia