Putra Aceh Jadi Aktor di "The Last Sira", Perkenalkan Peradaban Karo lewat Teater
GalaPos ID, Medan.
Rasyidin Wig Maroe, seniman teater nasional asal provinsi Aceh yang kini menetap di Bireuen, terlibat dalam proyek teater "The Last Sira," yang diproduksi oleh Teater Rumah Mata Medan pada Sabtu, 10 Agustus 2024.
Proyek ini merupakan bagian dari program Tendi Karo Volcano yang bertujuan untuk menelusuri jejak peradaban masyarakat Karo dan mengenalkan budaya serta potensi ekowisata Sumatera Utara.
"Rasyidin Wig Maroe, seniman teater asal Aceh, ikut berperan dalam proyek teater "The Last Sira," yang menyelami budaya Karo dan berkolaborasi dengan berbagai seniman Indonesia. Simak cerita di balik proyek ini yang membawa pesan sejarah, budaya, dan kekayaan alam Sumatera Utara!"
Baca juga:
Gala Poin:
1. Rasyidin Wig Maroe, seniman teater asal Aceh yang kini menetap di Bireuen, ikut berpartisipasi dalam proyek teater "The Last Sira." Proyek ini mempelajari kebudayaan Karo melalui berbagai disiplin seni, dengan tujuan mengenalkan nilai-nilai budaya dan potensi ekowisata Sumatera Utara.
2. Dalam dua bulan riset, Rasyidin dan 14 seniman lainnya mendalami sejarah, kebudayaan, serta potensi alam masyarakat Karo. Diskusi daring dan workshop penulisan naskah "The Last Sira" dilakukan di berbagai lokasi, termasuk Desa Dokan dan kawasan sekitar Gunung Sinabung.
3. Naskah "The Last Sira" menggambarkan perjalanan masyarakat Karo mencari garam. Proyek ini akan mencapai puncaknya pada pertunjukan utama di Desa Lingga, di puncak Gunung Sibayak, pada 10 Agustus 2024, yang menggabungkan seni, sejarah, dan budaya Karo.
Dalam proyek ini, Rasyidin yang juga merupakan pengajar seni teater di Institut Seni Budaya Indonesia Aceh, mengungkapkan bahwa pengalaman ini sangat berharga baginya.
"Selama dua bulan sejak Mei 2024, kami melakukan diskusi daring dan mendalami berbagai aspek kebudayaan Karo, termasuk tokoh-tokoh penting seperti Guru Patipus, yang dikenal sebagai pendiri Kota Medan," kata Rasyidin dalam siaran persnya, Kamis, 8 Agustus 2024.
Baca juga:
Pesona Budaya Nusantara Semarakkan Perayaan HUT ke-79 Kemerdekaan RI
Sejak pertemuan pertama pada 20 Juli 2024 di Teater Rumah Mata Medan, Rasyidin dan 14 seniman lain dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk S. Metron Masdison dari Padang, Syamsul Fajri dari Lombok, dan Lestari dari Yogyakarta, terlibat dalam diskusi mengenai sejarah, budaya, hingga potensi alam Karo yang dipengaruhi oleh aktivitas Gunung Sinabung.
Selain itu, para seniman mendapatkan materi tambahan dari pakar geologi Ir. Jonathan Tarigan dan ahli budaya Dr. Julianus Limbeng, yang semakin memperdalam pemahaman mereka tentang tradisi Karo.
Salah satu bagian penting dari proyek ini adalah perjalanan riset ke Desa Dokan, yang terkenal dengan rumah adatnya yang berusia ratusan tahun.
Baca juga:
Menghidupkan Sejarah, Drama Kolosal Mbah Daimun Bius Ribuan Penonton
Di sana, para seniman berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat dan mengadakan workshop penulisan naskah "The Last Sira."
Naskah ini mengisahkan perjalanan masyarakat Karo dalam mencari garam ke pesisir timur, yang kini menjadi inti dari pementasan teater yang akan digelar di puncak Gunung Sibayak pada 10 Agustus 2024.
Rasyidin Wig Maroe berperan utama dalam pertunjukan ini, berkolaborasi dengan seniman lainnya seperti Lestari dan Sri Sultan Suharto Saragih, yang berperan sebagai penari Landek Karo.
Baca juga:
Putra Aceh Jadi Aktor di "The Last Sira", Perkenalkan Peradaban Karo lewat Teater
Pertunjukan penggalan "The Last Sira" telah digelar di beberapa lokasi, termasuk desa-desa sekitar Gunung Sinabung dan Siosar, yang merupakan tempat relokasi masyarakat akibat erupsi gunung tersebut.
Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk mengenalkan budaya Karo, tetapi juga untuk mempromosikan potensi pariwisata di Sumatera Utara.
Selain itu, proyek ini mempererat hubungan antarbudaya di Indonesia melalui kolaborasi seniman dari berbagai daerah.
Baca juga:
Penampilan Spektakuler di 'Ramaikan Mriki': Dari Tari Tradisional Hingga Musik
"Seniman teater asal Aceh, Rasyidin Wig Maroe, berpartisipasi dalam proyek teater "The Last Sira" yang diproduksi oleh Teater Rumah Mata Medan. Proyek ini berfokus pada budaya Karo dan diselenggarakan dalam rangka program Tendi Karo Volcano, dengan tujuan untuk memperkenalkan kekayaan budaya serta potensi pariwisata Sumatera Utara. Dalam proyek ini, Rasyidin turut mendalami sejarah Karo dan berkolaborasi dengan seniman lainnya untuk mementaskan kisah perjuangan masyarakat Karo."
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #TheLastSira #SeniTeaterIndonesia #KaroVolcano