Menghidupkan Sejarah, Drama Kolosal Mbah Daimun Membius Ribuan Penonton di Desa Pretek

GalaPos ID, Batang

Di tengah pesatnya kemajuan teknologi informasi yang merambah hampir seluruh aspek kehidupan sehari-hari, pembentukan karakter generasi muda tetap menjadi prioritas.

Salah satu inisiatif yang menarik dalam upaya ini dilakukan oleh Pimpinan Ranting IPNU/IPPNU Desa Pretek. Mereka berusaha menghidupkan kembali sejarah dan kiprah Mbah Daimun melalui sebuah drama kolosal yang melibatkan pemuda-pemudi desa setempat.

Drama kolosal yang disajikan pada malam Rabu, 14 Agustus 2024, dihadiri oleh sekitar 70 peserta yang terdiri dari anggota IPNU/IPPNU, pelajar, dan pemerintah desa. Kegiatan ini bertujuan untuk menggali dan mengkomunikasikan sejarah Desa Pretek serta menginspirasi generasi muda dengan menampilkan kisah kehidupan Mbah Daimun secara menarik.

Yuhan, sutradara drama kolosal, menjelaskan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk memahami lebih dalam tentang sejarah awal Desa Pretek yang dipelopori oleh sesepuh desa. “Proses pembuatan drama kolosal ini cukup singkat, hanya satu minggu, namun meskipun dengan keterbatasan waktu, kami berhasil menyajikan pertunjukan yang esensial dan mudah dipahami oleh penonton,” ungkap Yuhan saat ditemui di lokasi.

Yuhan berharap bahwa acara seperti ini dapat menjadi agenda tahunan sebagai bagian dari Haul Mbah Daimun. “Drama kolosal ini tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai pengingat bagi kita semua bahwa setiap individu akan menghadapi ajalnya dan meninggalkan dunia ini. Semoga melalui pertunjukan ini, kita dapat lebih menghargai warisan sejarah dan berusaha untuk meneladani nilai-nilai positif yang ditinggalkan oleh Mbah Daimun,” tambahnya.

Inisiatif ini diharapkan tidak hanya mampu membangun karakter generasi muda tetapi juga mempererat hubungan antara masyarakat desa dengan sejarah lokal mereka. Drama kolosal ini merupakan contoh nyata bagaimana seni dan budaya dapat digunakan sebagai alat pendidikan dan pembentukan karakter dalam era modern.

Reporter: Rochmat  
Editor: Hari