.png "GalaPos ID")
GalaPos ID, Jakarta.
Raut muka serius dan sesekali tegang tampak dari wajah puluhan mahasiswa Universitas Bhayangkara. Melalui layar komputer masing-masing, siang itu mereka tengah mengikuti tes Bahasa Inggris CEST (Cakap English Standardized Test) yang difasilitasi oleh EdTech Cakap.
Di tengah mahalnya biaya dan ketatnya standar, hadir CEST — tes digital berbasis AI dari EdTech Cakap — yang menjanjikan solusi terjangkau dan fleksibel bagi mahasiswa Indonesia.
"Di ruang komputer yang sunyi, puluhan mahasiswa Universitas Bhayangkara menatap layar dengan wajah tegang. Bukan karena ujian akhir, melainkan karena mereka tengah menantang diri dalam tes kemampuan bahasa Inggris berbasis digital — CEST, sebuah inovasi baru dari EdTech Cakap yang digadang bisa mengubah cara bangsa ini menilai kecakapan berbahasa."
Baca juga:
- Lima Tahun Berikan Dampak, Edtech Cakap Luncurkan Impact Report 2023
- Sasar Pasar Usia Muda, Cakap Permudah Pusat Belajar Anak dengan Mengandeng Alfamart
- Panggung Ideafest 2024, Cakap Angkat Isu Kesetaraan Gender
Gala Poin:
1. CEST menawarkan solusi fleksibel dan terjangkau untuk tes kecakapan bahasa Inggris berbasis AI.
2. Mahasiswa dan kampus merasa terbantu karena prosesnya cepat, valid, dan bisa dilakukan secara daring.
3. Tantangan pemerataan akses pendidikan digital masih menjadi isu publik yang perlu dikawal meski teknologi sudah maju.
Tes yang dilakukan secara daring ini menjadi bagian dari upaya kampus membantu mahasiswa — terutama yang segera lulus — untuk mengetahui kemampuan bahasa Inggris mereka secara objektif.
“Deg-degan sih mengikuti tesnya, apalagi ini pengalaman pertama saya buat mengetahui skor atau kemampuan Bahasa Inggris saya,” ujar Niko Feri Gunawan, mahasiswa semester akhir Universitas Bhayangkara usai tes.
Niko menilai, tes seperti CEST menjadi alternatif yang ramah di kantong namun tetap bisa diandalkan, terutama bagi mahasiswa yang ingin mengukur kemampuan bahasa secara profesional.
“Saya harap ke depannya (hasil CEST ini) bisa untuk (jadi pijakan dalam) mengikuti ujian-ujian tes masuk di kementrian kan ada tuh tes Bahasa Inggris dan perusahaan-perusahaan lain yang membutuhkan syarat kemampuan Bahasa Inggris,” tambahnya, Rabu, 5 Juni 2024.
Baca juga:
Cakap Raih Sertifikasi Prestisius ISO 9001:2015, Langkah Maju dalam Edtech Berkualitas
Kebutuhan Tes Bahasa yang Kian Meningkat
Dalam beberapa tahun terakhir, hampir semua institusi — dari BUMN hingga perusahaan swasta — menjadikan kemampuan bahasa Inggris sebagai syarat wajib dalam rekrutmen. Tahun lalu, warganet sempat mengeluhkan sulitnya tes bahasa Inggris dalam seleksi bersama BUMN.
“Tp emg sih menurutku tes bahasa inggris BUMN susah pwoll,” tulis akun X @Ri***.**
Hal senada diungkapkan @nik**:** “Abis tes b inggris BUMN susah beneran.”
Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya akses terhadap tes kecakapan bahasa yang kredibel namun tetap inklusif dan terjangkau — sesuatu yang masih menjadi kendala bagi banyak mahasiswa.
Teknologi AI dan Fleksibilitas: CEST Tawarkan Alternatif
Menjawab tantangan itu, EdTech Cakap meluncurkan CEST pada kuartal kedua tahun lalu sebagai alternatif tes bahasa asing berbasis teknologi digital.
Menurut Yoshua Yanottama, Head of Education Cakap, fleksibilitas menjadi keunggulan utama.
“Siswa yang mengambil tes dengan CEST, bisa melakukannya dengan device milik mereka sendiri. Meski demikian validitas atau hasil tes tetap terjaga karena sistem pengawasan dilakukan dengan kombinasi antara manusia dan artificial intelligence (AI). Dengan demikian CEST menawarkan fleksibilitas dan keandalan yang tak tertandingi dengan biaya yang lebih rendah dari tes konvensional," ujar Yoshua.
Dari sisi biaya, Rani Ronsmelia, Business Development Manager Cakap, menegaskan bahwa Cakap menghadirkan solusi yang terjangkau tanpa mengorbankan kualitas.
"Sebagai proficiency test/test kecakapan, CEST menggunakan AI dan teknologi adaptif untuk mencegah kecurangan dan mengurangi biaya sambil mempertahankan kualitas dan validitas yang sama dengan alternatif lain. CEST sendiri sudah berstandar dengan Common European Framework of Reference for Languages (CEFR). Selain itu, melalui satu kali tes CEST, bisa mendapat beberapa hasil prediksi diantaranya CEFR Level, IELTS, TOEFL IBT dan TOEFL ITP," ungkap Rani.
Baca juga:
Publikasi Siaran Pers Rilis Media Nasional: Jangkauan Luas, Efisiensi Tinggi
Respon Kampus: Praktis, Terukur, dan Sesuai Kebutuhan
Pihak Universitas Bhayangkara menyambut baik kehadiran CEST sebagai solusi yang sesuai dengan karakter mahasiswa masa kini.
“Dari awal memang sudah kita amati dan lihat, CEST paling sesuai dengan (kebutuhan) mahasiswa sekarang, tesnya cepat, bisa dilakukan secara online,” ujar Rosalina Siagian, Kepala UPT Pengembangan Bahasa Universitas Bhayangkara.
CEST kini telah digunakan oleh lebih dari 1.200 siswa dan 92 institusi, termasuk Politeknik Negeri Subang, Politeknik Bina Trada Semarang, dan Universitas Sulawesi Tenggara. Berdasarkan laporan dampak Cakap tahun 2023, 94% siswa menganggap hasil tes CEST dapat diandalkan, sementara 91% menyatakan CEST memenuhi standar kualitas tes kemampuan bahasa asing.
Tantangan: Inovasi Edukasi di Tengah Ketimpangan Akses
Meski membawa harapan, tantangan tetap terbuka. Akses internet yang belum merata, kesenjangan teknologi antar daerah, serta literasi digital mahasiswa masih menjadi pekerjaan rumah besar. Di sinilah pentingnya kolaborasi antara sektor pendidikan dan teknologi agar solusi seperti CEST benar-benar bisa menjangkau publik luas — bukan hanya mereka yang punya akses.
Inovasi teknologi memang menjanjikan efisiensi, tetapi jurnalisme publik perlu terus mengawal: apakah efisiensi itu juga berarti keadilan akses?
Baca juga:
Lanskap Media Online Indonesia 2025, Siapa yang Dipercaya Publik?
"Tes kemampuan bahasa Inggris kini menjadi gerbang wajib menuju dunia kerja. Di tengah mahalnya biaya dan ketatnya standar, hadir CEST — tes digital berbasis AI dari EdTech Cakap — yang menjanjikan solusi terjangkau dan fleksibel bagi mahasiswa Indonesia."
#PendidikanDigital #CESTCakap #InovasiEdTech #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia