Lima Tahun Berikan Dampak, Edtech Cakap Luncurkan Impact Report 2023
GalaPos ID, Jakarta.
Edtech Cakap baru saja meluncurkan Laporan Dampak/Impact Report 2023, berisikan capaian dampak sosial oleh perusahaan teknologi berbasis pendidikan ini.
Pada laporan 30 Mei 2024 ini, Cakap menyoroti upaya mengikis batasan dalam akses pendidikan berkualitas, serta memperluas jangkauan usia dan kawasan siswa yang memperoleh manfaat Cakap.
Gita Wirjawan, Mendag 2011-2014 & Board of Commissioner Cakap, saat berbicara dalam salah satu sesi talkshow HUT ke-5 Cakap mengenai Membangun Ekosistem untuk Meningkatkan Kompetensi anak bangsa. Tampak hadir sebagai pembicara Dennis Pratistha, Chief Investment Officer Mandiri Capital Indonesia (kedua dari kanan), Tomy Yunus (CEO Cakap) dan Aleima Sharuna, Head of Brandcom Cakap |
“Laporan dampak kami untuk tahun 2023 yang berjudul "Breaking Barriers to Borderless Education" menunjukkan komitmen kami dalam menjalankan misi kami yaitu meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia lewat akses pendidikan yang lebih inklusif ke seluruh Indonesia. Perjuangan tim kami telah membuat Cakap tumbuh menjadi komunitas dengan lebih dari 4,5 juta siswa dan hampir 2.300 guru yang tersebar di 38 provinsi di Indonesia,” ujar Tomy Yunus, CEO & Co-founder Cakap.
Tomy menambahkan bahwa capaian Cakap dalam angka-angka tersebut bukan hanya statistik, namun lebih dari itu, mewakili kehidupan yang disentuh, impian yang dirawat, serta masa depan yang diubah.
Peluncuran Laporan Dampak ini dilakukan bersamaan dengan perayaan HUT ke-5 Edtech Cakap, yang diantaranya dihadiri oleh Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan RI 2011-2014, Shinta Kamdani (Ketua Umum APINDO), Dennis Pratistha, Chief Investment Officer Mandiri Capital Indonesia, Rahayu Saraswati, Politisi, aktivis perempuan dan anak-anak serta Arya Setiadharma, CEO Prasetia Ventures.
Dalam sambutannya, Gita Wirjawan menegaskan bahwa pendidikan tetap akan menjadi sektor yang strategis, mengingat pendidikan menjadi kunci dalam membangun peradaban suatu bangsa.
“Indonesia dengan 280 juta penduduk dan sebagian besar usia muda produktif, membutuhkan banyak platform pengembangan skill bagi anak bangsa. Tidak hanya membuat mereka mampu berkompetisi namun juga tetap relevan dengan perkembangan zaman,” ungkap Gita.
Dari sisi pendanaan, Dennis Pratistha menyatakan bahwa investasi pada institusi perusahaan rintisan, masih menarik meski terdapat dinamika pasca pandemi. Menurutnya seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya pendidikan dan pertumbuhan penduduk berekonomi menengah, maka mereka akan lebih bersedia berinvestasi dalam pendidikan yang berkualitas.
“Selain itu Indonesia memiliki sejumlah faktor, mulai dari bagi sektor Edtech, mulai dari potensi globalisasi yang tinggi yang didukung letak geografis yang strategis, dimana bahasa menjadi jembatan penunjang untuk bersaing secara internasional. Di ASEAN, Indonesia menempati posisi kedua tertinggi dalam jumlah mahasiswa yang belajar ke luar negeri (18.6% dari total mahasiswa di ASEAN-6 yang pergi keluar negeri untuk belajar),” tutur Dennis.
Tomy Yunus, menyerahkan Impact Report 2023 kepada Shinta Kamdani, Chairwoman APINDO
Sementara Shinta Kamdani menyoroti pentingnya prinsip keberlanjutan yang holistik dalam sebuah entitas bisnis termasuk perusahaan muda.
“Yang fundamental tentu saja bagaimana kita shift the perspective dulu, dimulai dari bagaimana meningkatkan awareness soal isu keberlanjutan, pendidikan untuk menyiapkan SDM yang unggul dan siap beradaptasi dengan dinamika green economy dan green jobs yang akan membutuhkan skill yang relevan. Misalnya pemahaman soal standar keberlanjutan dalam green projects, pengetahuan soal green technology, business intelligence untuk analisa data, manajemen sumber daya alam yang disertai kemampuan mengembangkan strategi pengelolaan yang berkelanjutan,” tutur Shinta.
Laporan Dampak Tahun ini, Cakap menggandeng Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, dan lembaga penelitian Advisia. Cakap menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan pada empat poin yakni poin ke-4 (Pendidikan berkualitas), 5 (kesetaraan gender ke dalam naungan dampaknya), 8 (Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi), serta 10 (Berkurangnya kesenjangan).
Tahun ini Cakap berupaya mewujudkan nilai-nilai tersebut sehingga bisa berdampak pada berbagai aspek baik sosial, ekonomi maupun lingkungan (impact value chain). Perwujudannya difokuskan kepada empat tema besar berupa akses Pendidikan Berkualitas untuk Semua: Siswa, Pekerja, dan Perusahaan; Mendorong Pendidikan Inklusif dan Pengembangan Keterampilan untuk Kelompok Marginal; Mengatasi Kesenjangan dan Meningkatkan kualitas Pendidik Indonesia serta menghadirkan Asesmen Bahasa yang Terjangkau dan Inklusif.
Sepanjang 2023, Cakap memperluas dampak dengan merambah cakupan yang lebih luas, salah satunya dengan memberi akses pendidikan bagi siswa di Timor Leste. Selain itu, cakupan segmen usia siswa semakin luas, dengan adanya Cakap Kids Academy yang diperuntukan bagi siswa mulai usia empat tahun dan tes kemampuan bahasa. Cakap berupaya menjadi platform pilihan anak bangsa, baik untuk tujuan belajar segala usia, memperkuat keterampilan yang disertai sertifikasi hingga solusi pencarian dan pencocokan kerja.
Tidak hanya memperluas segmen pasar, materi kursus serta cakupan geografisnya, Cakap juga mengambil langkah penting dalam menjadikan inisiatif Cakap Untuk Bangsa (CUB) menjadi sebuah yayasan di tahun 2024 ini.
“Perjalanan kami didorong oleh satu komitmen, yakni meningkatkan kehidupan melalui pendidikan. Kami telah melihat secara langsung efek besar yang bisa diberikan oleh akses ke pendidikan berkualitas. Siswa kami mencapai lebih banyak, bermimpi lebih besar, dan meraih lebih jauh dari sebelumnya,” tutup Tomy.