GalaPos ID, Jakarta.
Sejumlah pelaku kejahatan siber mulai beralih dari Bitcoin ke mata uang kripto lain seperti Monero, yang dikenal menawarkan anonimitas tinggi. Langkah ini diduga sebagai respons atas keberhasilan FBI membobol dompet kripto milik peretas Colonial Pipeline, kasus serangan ransomware besar yang mengguncang sektor energi Amerika Serikat pada 2021.
![]() |
| Foto: Ilustrasi Moreno Coin. (Dok: Ist/Envato Elements) |
“Ketika FBI bisa membobol Bitcoin, para peretas berlari ke Monero—koin gelap yang nyaris tak terendus hukum.”
Baca juga:
- Belanja Pegawai Melejit, DPRD Batubara Rem Pemekaran OPD
- RAPBD Batubara 2026 Defisit, Fraksi PDI Perjuangan Minta Koreksi Menyeluruh
- BYD Vs Kompetitor, Strategi Harga Kuasai Pasar Mobil Listrik Indonesia
Gala Poin:
1. Peretas beralih ke Monero karena fitur anonimitas ekstrem yang tidak dimiliki Bitcoin.
2. Monero menghadapi tekanan regulasi karena sulit dilacak dan kerap digunakan dalam transaksi ilegal.
3. Keterlibatan politik dan ekonomi global, termasuk asuransi dan regulasi, membentuk dilema antara kebebasan digital dan keamanan publik.
FBI saat itu berhasil menelusuri aliran dana Bitcoin melalui catatan publik di blockchain, membuktikan bahwa transaksi kripto tidak sepenuhnya kebal dari pengawasan hukum.
Salah satu prinsip dasar Bitcoin adalah buku besar publik (public ledger) yang menyimpan semua riwayat transaksi dan dapat diakses siapa pun. Namun transparansi ini justru menjadi celah bagi otoritas untuk melacak aliran dana ilegal.
Karena itu, banyak peretas kini beralih ke koin dengan fitur privasi tambahan seperti Dash, Zcash, dan Monero.
“Penjahat yang lebih cerdas menggunakan Monero,” ujar Rick Holland, Kepala Petugas Keamanan Informasi di Digital Shadows, dikutip dari CNBC Internasional, Senin, 14 Juni 2021, lalu.
Monero: Diciptakan untuk Anonimitas
Monero dibuat pada tahun 2014 oleh sekelompok pengembang anonim yang menekankan privasi sebagai fondasi utama. Token ini beroperasi pada blockchain independen yang menyembunyikan seluruh detail transaksi—mulai dari identitas pengirim, penerima, hingga jumlah uang yang ditransfer.
Baca juga:
Memahami Arti Warna Kotoran di Telinga Anda
“Pada Blockchain Bitcoin, Anda bisa melihat alamat dompet, jumlah Bitcoin, dari mana asalnya, dan ke mana perginya. Dengan Monero, (Blockchain) mengaburkan alamat wallet, jumlah transaksi, dan siapa pihak lawan—persis seperti yang diinginkan pelaku kejahatan,” kata Fred Thiel, mantan Ketua perusahaan kriptografi terbesar di Eropa, Ultimaco.
Privasi Mahal: Tidak Likuid dan Rentan Regulasi
Namun kebebasan ini datang dengan harga. Monero tidak se-likuid Bitcoin, karena banyak bursa besar menolak mencatatkannya akibat masalah regulasi.
Menurut Mati Greenspan, manajer portofolio dan pendiri Quantum Economics, hal ini menyulitkan transaksi besar.
“Jika Anda perusahaan dan ingin memperoleh banyak Monero untuk membayar seseorang, sangat sulit dilakukan,” ujar Fred Thiel.
Ia menambahkan, mata uang seperti Monero berisiko dibatasi oleh otoritas keuangan.
“Saya berani bertaruh Amerika Serikat dan regulator lain akan menutupnya dengan cukup keras,” ungkap Thiel.
![]() |
| Foto: Ilustrasi Moreno Coin. (Dok: Ist/Envato Elements) |
Meski demikian, Bitcoin masih dipertahankan oleh sebagian pelaku karena memiliki dukungan asuransi siber.
Menurut Peter Marta, mantan Petugas Kasus di CIA, perusahaan asuransi menolak mengganti pembayaran tebusan jika menggunakan Monero.
“Salah satu hal yang ditanyakan oleh perusahaan asuransi adalah jenis uji tuntas apa yang dilakukan korban sebelum melakukan pembayaran, mencoba meminimalkan kemungkinan pembayaran masuk ke entitas dalam daftar sanksi,” katanya.
Rick Holland menegaskan bahwa sebagian pelaku kini telah menguasai teknik untuk menyamarkan transaksi Bitcoin dengan cara memanfaatkan layanan mixing dan tumbling.
“Seperti yang Anda lakukan untuk dolar ke poundsterling, mereka mungkin dari Bitcoin ke Monero lalu kembali ke Bitcoin, dan kemudian mendapatkan kartu ATM Bitcoin, di mana bisa mencairkan dengan dolar,” jelas Holland.
Baca juga:
Ironi Hujan, Lombok Tengah Kekeringan di Tengah Musim Basah
Bagi pengguna yang tertarik pada sisi teknis, pembuatan dompet Monero cukup sederhana:
Unduh aplikasi seperti Coin Wallet atau Cake Wallet dari Google Play Store.
Pilih “Buat Dompet Baru”.
Catat frasa pemulihan 25 kata di tempat aman.
Buat PIN untuk keamanan tambahan.
Selesaikan pengaturan dan mulai mengirim atau menerima XMR.
Politik dan Kripto: Ketika Monero dan Moreno Disalahpahami
Baca juga:
Klaim “Air Pegunungan” Dipertanyakan, DPR Desak Transparansi AMDK
Menariknya, nama “Monero” kerap disalahartikan sebagai “Moreno”, nama seorang politisi Amerika Serikat pendukung kripto, Bernie Moreno, yang baru-baru ini memenangkan kursi Senat di Ohio.
Namun, tidak ada individu bernama “Moreno Kripto” di Indonesia yang terkait dengan kasus penipuan atau industri kripto. Kesalahan ejaan ini sering muncul dalam pencarian daring, menunjukkan betapa cepatnya publik mengaburkan batas antara politik, kripto, dan privasi digital.
Baca juga:
Garuda U-17 Bikin Bangga, Raih Tiga Poin Perdana di Piala Dunia
"Peretas kini mulai meninggalkan Bitcoin dan beralih ke Monero, mata uang kripto yang menjanjikan privasi ekstrem. Namun di balik anonimitas itu, terselip dilema regulasi, risiko hukum, dan tekanan dari lembaga keuangan global."
#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #Kripto #EkonomiDigital #KeamananSiber
.jpeg)
.jpeg)