GalaPos ID, Jakarta.
KH. Ma’ruf Amin menerima kunjungan Menteri Wakaf Suriah H.E. Moh. Abo Al-Kheir Chukri di kediamannya di Cimanggis, Depok. Pertemuan itu menjadi momentum penting dalam memperkuat hubungan Indonesia–Suriah, terutama di bidang pendidikan Islam, keilmuan, dan diplomasi keumatan.
![]() |
| Foto: istimewa |
"Di tengah dunia Islam yang kerap dilanda konflik dan perpecahan, dua tokoh dari dua negara Muslim terbesar — Indonesia dan Suriah — duduk bersama di sebuah kediaman sederhana di Cimanggis, Depok. Dari ruang pertemuan itu, terlahir gagasan penting: menguatkan kolaborasi pendidikan dan pengkaderan ulama demi masa depan Islam yang damai dan berilmu."
Baca juga:
- Strategi Publikasi Rilis, Tingkatkan Reputasi Perusahaan
- Hujan Buatan BMKG: Solusi Sementara, Risiko Panjang?
- TMMD di Magetan: Jalan Baru, Harapan Baru untuk Warga Desa Kembangan
Gala Poin:
1. KH. Ma’ruf Amin dan Menteri Wakaf Suriah H.E. Moh. Abo Al-Kheir Chukri membahas penguatan kerja sama pendidikan dan pengkaderan ulama antara Indonesia–Suriah.
2. Suriah pasca-konflik membuka kolaborasi internasional di bidang pendidikan Islam, riset, dan ekonomi umat.
3. Pertemuan dua tokoh ulama ini menjadi simbol diplomasi spiritual untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah dan menghubungkan akhlak dengan keilmuan.
Meski tak lagi menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia, KH. Ma’ruf Amin tetap memainkan peran penting dalam diplomasi keumatan. Jumat sore, 31 November 2025. Ia menerima kunjungan Menteri Wakaf Suriah H.E. Moh. Abo Al-Kheir Chukri di kediamannya di Cimanggis, Depok.
Menteri Chukri datang didampingi Mufti Damaskus Abdul Fattah Al-Bizem, Cendekiawan Damaskus Syekh Mohamad Dib Rajab, dan Duta Besar Suriah untuk Indonesia Abdulmonem Annan.
“Bersyukur bisa silaturahim dengan tokoh bangsa sekaligus ulama besar Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin. Kami berdiskusi panjang lebar tentang hubungan yang sangat baik antara Suriah dan Indonesia,” ujar Moh. Abo Al-Kheir Chukri.
“Indonesia dan Suriah adalah saudara. Ada banyak kesamaan yang dimiliki. Penting untuk saling menguatkan satu sama lain,” balas mantan Wapres KH. Ma’ruf Amin, dalam keterangan yang diterima redaksi GalaPos ID, Minggu, 2 November 2025.
Baca juga:
BLACKPINK dan Futsal Indonesia Bikin GBK Penuh Sesak Malam Ini
Selama hampir dua jam, perbincangan berlangsung hangat. Keduanya membahas hubungan bilateral yang kuat antara Suriah dan Indonesia, khususnya dalam bidang keagamaan, pendidikan, dan pengembangan keilmuan Islam.
KH. Ma’ruf menilai, silaturahim antarulama lintas negara menjadi salah satu pilar penting untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah dan kolaborasi strategis di bidang pendidikan.
Suriah Pasca Konflik: Buka Ruang Kolaborasi Pendidikan
Dalam pertemuan itu, Menteri Wakaf Suriah menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat yang diberikan oleh Ma’ruf Amin.
Ia juga mengapresiasi Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia yang berhasil menjaga kedamaian, keberagaman, dan persatuan umat.
“Suriah kini memasuki fase pembangunan kembali pasca situasi konflik yang panjang. Pemerintah dan ulama Suriah tengah membuka ruang kolaborasi dengan berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk mengembangkan pendidikan Islam, riset keilmuan, dan penguatan ekonomi umat,” ujar Chukri.
![]() |
| Foto: istimewa |
Ia menambahkan dengan kalimat simbolik, “Indonesia dikenal dengan akhlak. Suriah dikenal dengan kedalaman ilmu. Bila akhlak dan ilmu bertemu, dunia Islam akan mendapat manfaat besar.”
Kesamaan Tradisi Keilmuan: Dari Imam Nawawi hingga Syeikh Nawawi
Kedua pihak juga menyinggung kesamaan teologis dan tradisi keilmuan antara Indonesia dan Suriah.
“Terkait akidah, kami sama-sama mengikuti Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Manshur Al-Maturidi. Suriah memiliki Imam Nawawi Ad-Dimasqi atau Imam Nawawi Al-Kabir. Indonesia punya Syeikh Nawawi Al-Bantani Al-Jawi, dikenal sebagai Imam Nawawi Ash-Shogir,” ujar Ma’ruf.
KH. Ma’ruf Amin menambahkan bahwa ia secara pribadi sangat mengagumi ulama besar Damaskus.
“Saya pribadi mengagumi keilmuan ulama dari Damaskus, Suriah, yaitu Syeikh Ramadhan Al-Buthi dan banyak membaca serta mengkaji kitab-kitab karyanya,” tuturnya.
Baca juga:
Cuaca Ekstrem Mengintai Indonesia hingga Februari 2026
Pendidikan dan Pengkaderan Ulama Jadi Fokus
Bagi Ma’ruf, kolaborasi Indonesia–Suriah tidak sekadar hubungan diplomatik, tetapi ta’awun (kerja sama dalam kebaikan) yang harus diwujudkan dalam aksi nyata.
“Menurut saya, sangat penting ta’awun antarnegara Muslim dalam pengembangan pendidikan, ilmu syariah, dan kemanusiaan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa sinergi antara Indonesia dan Suriah dalam pendidikan agama, bahasa Arab, dan pengkaderan ulama akan membawa manfaat luas.
“Saya berharap kerja sama antara Suriah dan Indonesia terus diperkuat. Khususnya dalam mencetak kader ulama masa depan (mufaqihina fiddin),” tambah Ma’ruf.
![]() |
| Foto: istimewa |
Diplomasi Spiritual di Tengah Dinamika Global
Pertemuan tersebut menjadi simbol diplomasi spiritual dan keilmuan antara dua bangsa Muslim. Di tengah dunia yang kian terpolarisasi oleh politik dan ekonomi, dialog antarulama seperti ini menjadi sarana penting untuk mempererat kerja sama berbasis nilai, bukan sekadar kepentingan pragmatis.
Dalam konteks lebih luas, kolaborasi Indonesia–Suriah menunjukkan bahwa diplomasi agama tetap relevan di abad modern — sebagai jembatan perdamaian dan penguatan peradaban Islam global.
Baca juga:
Mencegah Banjir, Menantang Alam: Dibalik Modifikasi Cuaca BMKG
"Pertemuan hangat antara KH. Ma’ruf Amin dan Menteri Wakaf Suriah H.E. Moh. Abo Al-Kheir Chukri di Depok bukan sekadar silaturahim ulama, melainkan simbol diplomasi spiritual antara dua negara Muslim yang berupaya membangun kembali dunia Islam melalui pendidikan, akhlak, dan ilmu pengetahuan."
#Diplomasi #Suriah #Islam #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia
.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)