Tradisi Ruwahan di Kampung Miliran, Rajut Kerukunan Antar Umat Beragama

GalaPos ID, Yogyakarta.
Masyarakat Kampung Miliran, Muja Muju, Umbulharjo, Yogyakarta, menggelar tradisi ruwahan pada tahun 2025 dengan semangat kebersamaan yang melibatkan seluruh umat beragama yang ada di kampung tersebut. Ruwahan kali ini membawa suasana kerukunan antar umat beragama dengan acara kirab budaya yang diikuti oleh umat Muslim, Katolik, Kristen, dan Buddha.

Ruwahan 2025: Momen Guyub dan Pluralisme di Kampung Miliran


"Masyarakat Kampung Miliran, Muja Muju, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, menggelar tradisi ruwahan yang melibatkan semua umat beragama. Kegiatan tahunan ini bukan hanya untuk mempersiapkan bulan Ramadan, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan mempererat persatuan antar umat beragama di Kampung Miliran. Lurah Muja Muju, Aris Sukrisna, menjelaskan bahwa tradisi ini bertujuan untuk menciptakan suasana guyub dan mempererat kerukunan antar warga, termasuk umat Katolik, Kristen, dan Buddha. Tradisi ini sekaligus mendukung Kampung Miliran sebagai kelurahan rintisan budaya."

Baca juga:


Gala Poin:
1. Tradisi ruwahan di Kampung Miliran menggabungkan umat Muslim dan non-Muslim dalam suasana kerukunan.
2. Kegiatan ini tidak hanya mengenang leluhur, tetapi juga mendukung Kampung Miliran sebagai kelurahan rintisan budaya.
3. Ruwahan menjadi perwujudan solidaritas antar umat beragama dan mempererat kebulatan tekad masyarakat.

Lurah Muja Muju, Aris Sukrisna, menjelaskan bahwa ruwahan adalah tradisi rutin yang digelar menjelang bulan Ramadan, sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan keluarga yang telah meninggal dunia.

Namun, yang menarik, tradisi ruwahan kali ini dikemas dengan konsep pluralisme, di mana kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh umat Muslim yang akan menjalankan ibadah puasa, tetapi juga oleh umat beragama lain.

“Ruwahan adalah salah satu adat yang dilaksanakan setiap tahun menjelang Ramadan. Tahun ini, kami mengemasnya dengan konsep pluralisme, sehingga bisa melibatkan semua umat beragama yang ada di Kampung Miliran,” ujar Aris Sukrisna, dikutip Sabtu, 1 Maret 2025.

Baca juga:
Kok Bisa Bocor? Razia Tempat Hiburan di Jember Sepi

Tradisi ini juga mendukung Kampung Miliran sebagai kelurahan rintisan budaya, dengan tujuan untuk meningkatkan solidaritas antar umat beragama.

Kegiatan ini diikuti oleh warga dari empat RW dan 16 RT di Kampung Miliran yang menampilkan berbagai kesenian, termasuk kirab bregodo dan tari tradisional.

Menurut Aris Sukrisna, ruwahan bukan hanya sekadar acara budaya, tetapi juga perwujudan kebulatan tekad masyarakat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Esa, sekaligus mengekspresikan persamaan hak dan kewajiban antar sesama manusia.

Baca juga:
5 Cara Dapat Saldo DANA Kaget Gratis Legal dan Aman

"Ruwahan adalah momen penting bagi masyarakat untuk bersatu, saling mendukung, dan menjaga kerukunan," lanjutnya.

Momen ruwahan di Kampung Miliran menjadi simbol nyata bagaimana perbedaan agama dan budaya justru memperkaya kehidupan masyarakat yang saling menghargai dan menjaga harmoni.

Baca juga:
Menelusuri PDAM Makassar, Jejak Arsitektur Kolonial

 

"Di Kampung Miliran, Yogyakarta, tradisi ruwahan bukan hanya milik umat Muslim. Melalui kirab budaya dan partisipasi lintas agama, ruwahan menjadi simbol kerukunan antar umat beragama."


#GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia #RuwahanMiliran #Pluralisme #KebudayaanYogyakarta