Serangan Israel di Gaza, 45.553 Warga Palestina Tewas
GalaPos ID, Gaza.
Jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza terus meningkat. Menurut laporan terbaru dari Otoritas Kesehatan Palestina, total 45.553 warga Palestina telah kehilangan nyawa sejak serangan ini dimulai. Selain itu, lebih dari 108.000 warga Palestina lainnya dilaporkan terluka akibat serangan yang terus berlangsung.
Jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza terus meningkat. Menurut laporan terbaru dari Otoritas Kesehatan Palestina, total 45.553 warga Palestina telah kehilangan nyawa sejak serangan ini dimulai. Selain itu, lebih dari 108.000 warga Palestina lainnya dilaporkan terluka akibat serangan yang terus berlangsung.
"Serangan Israel di Gaza terus berlanjut, menyebabkan jumlah korban tewas yang terus meningkat."
Pada hari Tahun Baru, serangan udara Israel kembali mengguncang wilayah Gaza, mengakibatkan sedikitnya 21 warga Palestina tewas. Angkatan Udara Israel melaporkan bahwa sepanjang bulan Desember 2024, lebih dari 1.400 serangan udara telah dilancarkan di Gaza dengan menggunakan jet tempur, helikopter, dan pesawat nirawak.
Serangan tersebut menyasar benteng-benteng pejuang Palestina, terowongan, gudang senjata, serta pos-pos terdepan.
Kondisi di Gaza semakin memprihatinkan dengan semakin banyaknya korban jiwa dan luka, sementara warga sipil menjadi pihak yang paling terdampak dalam kekerasan yang terus berlanjut.
Kondisi di Gaza semakin memprihatinkan dengan semakin banyaknya korban jiwa dan luka, sementara warga sipil menjadi pihak yang paling terdampak dalam kekerasan yang terus berlanjut.
Baca juga:
Sementara Otoritas Palestina telah menghentikan sementara siaran televisi Al Jazeera di wilayah Palestina, termasuk di Tepi Barat dan Gaza.Keputusan ini diambil setelah Al Jazeera dianggap menyebarkan materi yang dapat memicu ketegangan dan konflik di wilayah tersebut.
Menurut laporan Kantor Berita Palestina (WAFA), penghentian ini dilakukan setelah pemerintah Palestina menilai bahwa Al Jazeera menyiarkan konten yang dianggap menipu dan menghasut, terutama terkait laporan mengenai ketegangan antara pasukan keamanan Palestina dan milisi di Kamp Jenin, Tepi Barat.
Menteri Kebudayaan, Dalam Negeri, dan Komunikasi Palestina menyatakan bahwa saluran tersebut berperan dalam memperburuk situasi dengan memicu perselisihan lebih lanjut.
Al Jazeera mengecam keputusan tersebut dan meminta Otoritas Palestina untuk membatalkannya, menyerukan agar jurnalis mereka dapat bekerja secara bebas tanpa intimidasi.
Al Jazeera mengecam keputusan tersebut dan meminta Otoritas Palestina untuk membatalkannya, menyerukan agar jurnalis mereka dapat bekerja secara bebas tanpa intimidasi.
Keputusan ini diperkirakan hanya berlaku di wilayah Tepi Barat dan tidak di Gaza, yang masih berada di bawah kontrol Hamas.