Terganggu Asap, Inovasi Tiga Siswa SMP di Bengkulu Ciptakan Penyaring Udara

GalaPos ID, Bengkulu.
Tiga siswa di Bengkulu melakukan inovasi dengan menciptakan alat penyaring udara yang sederhana. Penyaring udara sederhana tersebut tercipta karena awalnya siswa merasa terganggu dengan adanya asap di sekitar sekolah.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kota Bengkulu berhasil menciptakan inovasi kesehatan lingkungan berupa alat penyaring udara.

Kepala SMP Negeri 1 Kota Bengkulu, Mukhtarimin mengatakan alat tersebut mampu menyaring asap hasil pembakaran yang menghasilkan gas buangan, seperti karbondioksida (CO2), dan mengubahnya menjadi oksigen.

"Penemuan alat penyaring udara ini berangkat dari keluhan para siswa yang terganggu oleh asap masakan dari kantin sekolah yang menyebar ke berbagai titik di lingkungan sekolah. Akibatnya, baik siswa yang sedang berbelanja maupun penjual yang sedang berdagang merasa tidak nyaman karena udara yang pengap," kata Mukhtarimin, Senin, 29 Juli 2024.



Mukhtarimin menjelaskan, ada tiga siswa yang terlibat dalam penemuan ini, yaitu Naila Azzahra, Najla Aisyah, dan Ramiza Alya. Ketiganya kini telah melanjutkan ke jenjang SMA. Mereka didampingi oleh guru pendamping, Desi Natalia, dalam mencari solusi atas gangguan tersebut. Mereka mengumpulkan beberapa referensi terkait pemanfaatan karbondioksida (CO2) menjadi oksigen.

Salah satu metode yang digunakan adalah memanfaatkan cangkang telur dan tanaman hydrilla yang melalui proses fotosintesis dapat menangkap karbondioksida (CO2).

Setelah melalui serangkaian uji coba, metode ini terbukti berhasil, sehingga terciptalah inovasi yang diberi nama Penyaring Udara Kantin Sekolah (PENYU).

"Setelah alat PENYU dipasang di kantin, kualitas udara menjadi lebih segar dan sejuk dibandingkan sebelumnya. Tidak menutup kemungkinan, alat PENYU juga akan dipasang di beberapa titik lain di sekolah agar lingkungan semakin baik," tambah Mukhtarimin.



Sementara itu, seorang siswa bernama Daniel Nugroho mengungkapkan bahwa dengan adanya PENYU, udara di kantin menjadi lebih segar dan tidak pengap.

"Saya bersama teman-teman kini merasa lebih nyaman saat berbelanja di kantin," ujar Daniel.

Ia pun berharap, sekolah dapat terus mendukung para siswa untuk berinovasi dan menciptakan penemuan yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar.