Hari Anak Nasional, Yayasan Geutanyoe Bersama Anak Pengungsi Rohingya
GalaPos ID, Lhokseumawe.
Hari Anak Nasional, yang diperingati setiap tanggal 23 Juli, tidak hanya menjadi momen penting bagi anak-anak Indonesia tetapi juga untuk anak-anak yang berada di pengungsian, seperti komunitas Rohingya di Indonesia khususnya di Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Yayasan Geutanyoe mengambil langkah signifikan dalam memperingati hari bersejarah ini dengan melibatkan 227 anak pengungsi dalam berbagai kegiatan yang menarik.
![]() |
Istimewa/dok. Yayasan Geutanyo |
Hari Anak Nasional tidak sekadar peringatan formal, tetapi menjadi panggung untuk menyuarakan hak-hak dasar anak, termasuk hak atas pendidikan, kesehatan, dan perlindungan dari segala bentuk kekerasan. Field Officer pejabat Yayasan Geutanyoe untuk kota Lhokseumawe Hanum A. Rahman menyoroti tantangan yang dihadapi anak-anak pengungsi di tempat penampungan sementara di kantor Imigrasi Kota Lhokseumawe.
"Anak-anak pengungsi di sini menghadapi kesulitan terbesar dalam memenuhi hak mereka atas pendidikan dan kesempatan untuk bermain," ungkap Hanum. "Sebagai respons, Yayasan Geutanyoe, dengan dukungan dari CLFI – Canada, telah mengorganisir kegiatan seperti lomba makan krupuk, lomba bawa bola pakai sendok, dan lomba melempar bola, yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendukung perkembangan anak-anak," kata Hanum.
Baca: Bertebaran Baliho dukungan maju jadi Cagub Aceh, Bustami Hamzah Tanggapi Ini
Selain kegiatan lomba, anak-anak pengungsi juga diberikan pendidikan literasi dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia sebagai bagian dari upaya Yayasan Geutanyoe untuk memastikan bahwa hak anak untuk mendapatkan pendidikan terpenuhi sebaik mungkin, meskipun dalam konteks yang tidak formal.
Yayasan Geutanyoe juga mengambil langkah proaktif dalam mendukung kesehatan anak-anak pengungsi dengan menginisiasi kunjungan rutin dokter spesialis ke tempat penampungan mereka setiap bulan. Ini sebagai upaya untuk memberikan akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan yang dibutuhkan mereka di kondisi pengungsian yang serba sulit.
Baca: Ditinggal Pulang Kampung, Empat Bangunan di Lhokseumawe Hangus Terbakar
Dengan lebih dari 400 pengungsi yang tinggal di tempat penampungan Ex-Imigrasi Lhokseumawe, Yayasan Geutanyoe menyoroti perlunya perlindungan yang lebih baik dan ketersediaan fasilitas yang memadai. Realitas ini mempengaruhi secara langsung perkembangan anak-anak, sehingga langkah-langkah konkret seperti yang dilakukan Yayasan Geutanyoe menjadi semakin penting untuk memastikan bahwa hak-hak dasar anak-anak terpenuhi di setiap langkah perjalanan mereka.