Festival Nyunggi Susu Angkat Wisata dan Ekonomi Probolinggo

GalaPos ID, Probolinggo.
Festival Nyunggi Susu kembali digelar sebagai bagian dari rangkaian The Seven Lakes Festival Probolinggo Paradise 2025. Namun di balik kemeriahan budaya tersebut, terdapat kegelisahan peternak atas menurunnya produksi susu pasca-wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hal ini membuat agenda tahunan itu tidak hanya sebatas pesta adat, tetapi juga upaya pemulihan ekonomi.
Tradisi budaya ini diharapkan memulihkan ekonomi dan memperkuat produk hilir susu daerah.

Pesona Nyunggi Susu Probolinggo dan Tantangan Peternak Pasca-PMK

"Ratusan warga berjalan sambil menyunggi susu di atas kepala. Namun di balik festival budaya itu, ada persoalan serius: anjloknya produksi susu akibat wabah PMK. Apakah festival ini cukup untuk memulihkan ekonomi peternak?"

Baca juga:

Gala Poin:
1. Festival Nyunggi Susu digelar untuk memulihkan sektor sapi perah yang terpukul akibat PMK.
2. Produksi susu turun drastis dari 41 ribu menjadi 29 ribu liter per hari.
3. Pemerintah daerah menekankan penguatan produk hilir susu sebagai strategi ekonomi jangka panjang.


Acara yang berlangsung di Bremi Eco Park, Desa Bremi, Kecamatan Krucil, pada Sabtu, 15 November 2025, diikuti ratusan warga. Dengan wadah susu di atas kepala—tradisi yang dikenal sebagai nyunggi—para peserta menyusuri area wisata sebagai simbol kekuatan dan ketekunan peternak Lereng Argopuro.

Pemerintah Kabupaten Probolinggo menggelar festival ini sebagai langkah strategis untuk membangkitkan kembali sektor sapi perah. Bupati Probolinggo, Mohammad Haris, menegaskan nilai penting festival tersebut.

“Festival ini bukan hanya sekedar ajang budaya, tetapi juga momentum penguatan kesehatan dan kemandirian ekonomi lokal,” tegas Mohammad Haris, dalam keterangan yang diterima GalaPos ID, Minggu, 16 November 2025.

Baca juga:
Update Longsor Majenang, Dua Korban Ditemukan Tim SAR

Ia juga menyampaikan harapan besar terkait pengembangan produk turunan susu.

“Saya punya harapan besar produk hilir susu ini bisa berkembang. Tolong didukung dan dibackup betul agar menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Semoga produksi berlimpah dan harga susu semakin baik,” ujarnya.

Kekhawatiran pemerintah cukup beralasan. Data Koperasi Unit Desa (KUD) Argopuro menunjukkan penurunan tajam produksi susu sapi segar: dari 41 ribu liter per hari menjadi hanya 29 ribu liter per hari.

“Kita harus bisa mengangkat kembali para pelaku usaha kecil susu sapi segar seperti dulu, untuk itu kita harus bekerja keras membantu mereka,” kata pihak pengelola.

Festival Nyunggi Susu pun kembali menegaskan posisi budaya lokal sebagai penggerak ekonomi. Tidak hanya menggugah minat wisata, kegiatan ini juga memperkuat peran peternak sebagai tulang punggung agribisnis Lereng Argopuro.

 

Bupati Haris Apresiasi Festival Nyunggi Susu, Serukan Penguatan Ekonomi Lokal

Diketahui, Festival Nyunggi Susu 2025 bukan hanya ajang budaya, tetapi juga momentum penting untuk mengangkat citra Desa Bermi sebagai sentra susu sapi segar di Lereng Argopuro.

Gelaran yang menjadi bagian dari The Seven Lakes Festival Probolinggo Paradise ini berlangsung meriah di Bremi Eco Park pada Sabtu, 15 November 2025.

 


Baca juga:
Strategi Jitu Susun Proposal PKM dari Alumni ISBI Aceh

"Festival Nyunggi Susu di Bremi Eco Park kembali digelar untuk mengangkat produktivitas peternak sapi perah Probolinggo yang terpukul akibat PMK. Tradisi budaya ini diharapkan memulihkan ekonomi dan memperkuat produk hilir susu daerah."

#Festival #NyunggiSusu #Probolinggo #GalaPosID #MediaPublikasiIndonesia

Lebih baru Lebih lama

Nasional

نموذج الاتصال